Catat, Makanan Minuman dan Properti jadi Sektor Menjanjikan untuk Investasi Tahun ini
Merdeka.com - Investasi di sektor makanan dan minuman dinilai masih menjanjikan di 2021. Sektor ini dinilai lebih baik pertumbuhannya karena masuk dalam kelompok kebutuhan pokok.
"Investasi di industri makanan dan minuman ini masih bagus karena masuk dalam kebutuhan pokok dan sangat besar peluangnya," kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, dalam Ruang Merdeka Live edisi Melihat Investasi Paling Tren di 2021 pada akun instagram @merdekadotcom, Jakarta, Rabu (13/1).
Menurutnya, dalam situasi apa pun, kebutuhan pokok tidak akan meredup. Sektor ini masih akan terus diburu para konsumen dan bisa menjadi peluang pasar yang menjanjikan.
-
Kenapa bisnis kuliner prospektif? Peluang menjanjikan dengan pertumbuhan industri kuliner 10,79% hingga 2025!
-
Kenapa usaha kuliner 2023 di Sumut menguntungkan? Seperti yang sudah diketahui, minuman atau makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk itu, membuka usaha kuliner juga menjadi salah satu jenis usaha yang sangat menguntungkan.
-
Mengapa bisnis katering makanan sehat meningkat? Pada tahun 2023 ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin meningkat. Selain berolahraga, kini masyarakat juga mulai sadar akan pentingnya makanan sehat.
-
Kenapa usaha makanan menggiurkan? Membuka usaha makanan merupakan ide bisnis yang memang bisa dicoba. Sebab, usaha makanan rasanya cukup menggiurkan untuk dilakukan.
-
Makanan apa yang booming? Berikut jajanan yang paling dicari saat ini:Corn dogDimsumKorean sandwichSalted eggRujak cireng
-
Kuliner kekinian apa saja yang jadi peluang usaha menjanjikan di Sumut? Ada beberapa kuliner kekinian yang bisa jadi peluang usaha menjanjikan. Banyak orang ragu saat ingin menjalankan bisnis kuliner karena tidak memiliki modal yang cukup. Padahal, memulai bisnis tidak melulu harus memiliki modal yang besar.
Sektor Properti
Selain itu, sektor properti juga mulai terbuka, baik itu berupa perumahan, kos-kosan hingga apartemen. Tak terkecuali perumahan sederhana karena di Indonesia banyak kelas menengah baru.
"Rumah sederhana ini sangat terbuka karena di Indonesia punya kelas menengah baru," kata dia.
Sarman mengatakan saat ini terdapat 50 juta kelas menengah baru di Indonesia. Mereka memiliki dana di bank yang baru akan dibelanjakan bila proses vaksinasi berjalan lancar.
"Kita masih punya stok uang di masyarakat menengah," kata dia.
Kelas menengah baru ini akan diperkirakan membelanjakan uangnya untuk sektor properti, otomotif hingga usaha di sektor UMKM ke depan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri makanan dan minuman juga dinilai sebagai subsektor yang strategis dan bisa menjadi sebuah investasi yang menarik bagi negara lain.
Baca SelengkapnyaMembaiknya daya beli masyarakat dipercaya akan menjadi stimulus bagi industri konsumer.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh sisi permintaan yang tetap baik dari korporasi.
Baca SelengkapnyaBahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
Baca SelengkapnyaKontribusi industri properti terhadap PDB pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43 persen untuk sektor konstruksi & 2,40 persen untuk sektor real estate.
Baca SelengkapnyaTotal nilai kontrak sektor hulu migas pada tahun 2020-2022 mencapai Rp174,5 triliun.
Baca SelengkapnyaMelalui BRI Research Institute, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Q3-2023 dan Ekspektasi Q4-2023.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama.
Baca SelengkapnyaCapaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaAlhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaKontribusi sektor mamin terhadap PDB industri nonmigas sebesar 39,10 persen.
Baca SelengkapnyaSemua upaya promosi menghasilkan volume konsumsi yang stabil selama periode Ramadan, karena tidak ada indikasi konsumen belanja stok barang lebih banyak.
Baca Selengkapnya