Cegah Penimbunan, Plat Nomor Kendaraan Dicatat Saat Beli BBM
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, Pertamina akan mengoptimalkan penggunaan teknologi digital untuk mengawasi pendistribusian BBM. Salah satunya dengan mencatatkan nomor plat kendaraan yang mengisi BBM di SPBU melalui sistem yang dikembangkan.
"Jadi kita tahu barang (BBM) yang dikirim dan barang yang dibeli. Semuanya tercatat," kata Arifin dalam keterangan resminya, Jakarta, Minggu, (24/4).
Tak hanya itu, Pemerintah dan Pertamina juga mulai menerapkan sistem pengguna tunggal (single user) bagi konsumen yang ingin membeli BBM. Sehingga bisa mendeteksi kendaraan yang membeli BBM secara terus menerus.
-
Mengapa Pertamina melakukan digitalisasi dalam penyaluran BBM subsidi? Ini menjadi upaya bagaimana Pertamina Patra Niaga memastikan penyaluran BBM dan LPG bersubsidi semakin transparan penyalurannya.
-
Bagaimana Pertamina memantau BBM? Pertamina menggunakan sistem Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) untuk memantau alur distribusi BBM dari hulu hingga hilir.
-
Bagaimana Pertamina mengurangi penyalahgunaan BBM? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendistribusikan BBM subsidi? Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading, Pertamina akan memastikan distribusi energi bersubsidi di tahun 2024 dapat menjangkau masyarakat kurang mampu di seluruh pelosok negeri dengan harga terjangkau.
-
Bagaimana Pertamina memastikan BBM subsidi tepat sasaran? Sudah berjalan dan terus kami evaluasi adalah Program Subsidi Tepat untuk JBT Solar dan mulai awal tahun ini dijalankan Subsidi Tepat LPG 3 Kg,' terang Riva.
-
Kenapa Pertamina mengimplementasikan sistem digitalisasi ? PIEDCC menjadi salah satu bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan baik. Termasuk, memonitor proses distribusi dan ketersediaan pasokan energi selama masa Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Sekarang kami sudah mulai sistem pengawasan dengan menyorot sistem plat nomor untuk bisa direcord. Nanti bakal ketahuan kendaraan yang bolak-balik mengisi BBM," ungkapnya.
Catatan dari hasil penyelewengan BBM dalam sistem digitalisasi tersebut akan segera ditindaklanjuti dengan melaporkan ke penegak hukum. Pihaknya pun telah menindaklanjuti kasus penimbunan BBM yang bocor di SPBU.
"Kemarin sudah banyak ditindak oleh kepolisian dalam kasus penimbunan dan layout tangki dari 200 liter menjadi 400 liter. Bisa juga bocor di SPBU. Makanya kita coba tangani," jelas Arifin.
Stok BBM Jelang Mudik Lebaran Aman
Pada Kamis (21/4) lalu Arifin memantau kondisi sejumlah SPBU di sepanjang ruas tol arus mudik Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hasil inspeksi tersebut menunjukkan pasokan dan pendistribusian BBM berjalan aman. Bahkan katanya, petugas SPBU berhasil mengurai antrian panjang saat pengisian BBM.
"Kami minta Pertamina mengamankan tangki (SPBU) seoptimal mungkin, persiapan menjelang arus mudik dan balik terutama BBM jenis Solar dan Pertalite. Nanti kita tingkatkan posisi stoknya," kata dia.
Kebutuhan beberapa jenis BBM seperti Pertalite dan Solar diperkirakan akan mengalami peningkatan mendekati puncak libur lebaran dibanding konsumsi rata-rata harian. "Akan ada peningkatan sekitar 12-14%," sambungnya Arifin.
Salah satu petugas SPBU Rest Area KM 97, Renata Putri mengatakan dalam sepekan terakhir mulai terlihat adanya lonjakan pembelian BBM jenis Pertalite.
"Pertalite mulai banyak diminati konsumen selain Solar," katanya.
Berdasarkan proyeksi Pertamina, penjualan Pertalite di regional Jawa Bagian Barat (JBB) mengalami kenaikan sebesar 4,9 persen dalam satu bulan terakhir. Dari rata-rata sebelumnya bulan Maret sebesar 19.828 liter menjadi 20.794 liter pada bulan April.
Sebaliknya, jenis Pertamax mengalami penurunan 24% dari rata-rata bulan Maret 6.142 liter menjadi 4.669 liter di bulan April.
Adapun di regional JBB, puncak kenaikan konsumsi gasoline (Pertalite, Pertamax, Turbo) diperkirakan terjadi pada 1 Mei 2022. Kenaikannya bisa mencapai 35 persen.
Sementara penurunan terendah gasoil (Bio Solar, Dexlite, Dex) diperkirakan pada 3 Mei 2022 dengan penurunan hingga 52 persen. Secara umum, ketahanan stok BBM per 20 April di regional Jawa Bagian Barat tercatat selama 16,4 hari untuk gasoline serta 22,7 hari untuk gasoil. (mdk/azz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penggunaan teknologi informasi bisa mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi.
Baca SelengkapnyaPada 2023, Pertamina telah mengimplementasikan berbagai strategi serta terus meningkatkan infrastruktur dan teknologi pendukung.
Baca SelengkapnyaArifin mengatakan, Kementerian ESDM sudah siap untuk melaksanakan kebijakan tersebut tahun ini.
Baca SelengkapnyaPIEDCC bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaLuhut menyebut, pemanfaatan AI untuk penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite akan menghemat APBN sekitar Rp90 triliun.
Baca SelengkapnyaHingga Juli 2024, tercatat lebih dari 4,6 juta pengguna Pertalite sudah mendaftar QR Code.
Baca SelengkapnyaBPH Migas berkomitmen mempercepat penyelesaian tindak lanjut aduan masyarakat mengenai pendistribusian BBM subsidi, seperti di regional Sumatera Bagian Selatan.
Baca SelengkapnyaUpaya pendataan ini sangat penting untuk memastikan subsidi diberikan tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaPemblokiran dilakukan karena terjadi ketidaksesuaian data nomor polisi kendaraan dengan data di Korps Lalu Lintas Kepolisian.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, pemerintah menyatakan pengemudi Ojol tidak menerima BBM subsidi, dan akan digantikan dengan bantuan langsung tunai.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM berdialog dengan manajemen dan pekerja Pertamina dan melihat langsung kesiapan Kilang Cilacap.
Baca SelengkapnyaPendataan itu untuk memastikan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tepat sasaran dan tepat kuota.
Baca Selengkapnya