Cegah uang hilang karena skimming, masyarakat diminta bijak gunakan media sosial
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial. Hal ini bertujuan mencegah menjamurnya praktik kejahatan perbankan bermodus skimming.
Direktur Financial System Surveilance Bank Indonesia, Y. Budiatmaka, mengatakan masyarakat diharapkan untuk tidak dengan mudah memposting informasi-informasi yang sifatnya pribadi ke media sosial.
"Jadi kalau bicara (posting sesuatu) ke dunia Maya, harus hati-hati. Data-data sensitif itu harus diperhatikan. Ada yang namanya sosial engineering. Jangan mudah kita kasih informasi, kasih clue. Mereka (pelaku kejahatan) ada big data analisis. Mereka bisa menghubungkan berbagai informasi," ungkapnya dalam diskusi, di Hotel Diradja, Jakarta, Selasa (10/4).
-
Kenapa harus ada batasan informasi diri? Meskipun berbagi tentang diri kita dapat membantu membangun hubungan, ada beberapa informasi pribadi yang sebaiknya tidak dibagikan sembarangan demi menjaga privasi dan keamanan.
-
Bagaimana melindungi data pribadi dari pencurian? Pastikan semua perangkat kamu memiliki perlindungan maksimal yang dapat memberikan peringatan tentang pencurian identitas dan kebocoran data.
-
Bagaimana pelaku penipuan mengakses data pribadi nasabah? Seperti diketahui melalui aplikasi yang tidak resmi atau bodong tersebut membuat korban dengan sadar memberikan persetujuan untuk mengizinkan aplikasi tersebut mengakses aplikasi SMS dan aplikasi lainnya.
-
Siapa yang membocorkan data orang Indonesia? Dalam tangkapan layarnya, akun X bernama @Fusion Intelligence Center @S memberitahukan bahwa data pribadi masyarakat Indonesia telah dibocorkan oleh sebuah channel Telegram di China.
-
Kenapa pencari kerja harus berhati-hati saat memberikan informasi pribadi? Selama proses melamar pekerjaan, sangat penting untuk berhati-hati dalam memberikan informasi pribadi. Terutama yang bersifat sensitif, seperti data perbankan. Memberikan informasi tersebut tanpa pertimbangan dapat meningkatkan risiko Anda menjadi korban penipuan.
-
Mengapa penting menjaga privasi saat berbagi foto di media sosial? Dengan semakin seringnya insiden pelanggaran data serta ancaman siber, penting untuk menjaga privasi saat membagikan foto.
Sebab, menurut dia berbagai informasi pribadi hingga nomor kartu kredit dapat ditembus oleh pelaku kejahatan dengan berdasarkan postingan di media sosial.
"Kalau kita cermati, kartu kredit itu sudah chip. Masih ada fraud tidak? Masih banyak. Ini juga (masalahnya) dari yang punya alatnya. Kalau punya kunci mobil, canggih, kenapa bisa dicuri kuncinya dikasih ke orang," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nasabah PNM Mekaar yang belum seluruhnya melek digital berpotensi menjadi korban penyalahgunaan data pribadi.
Baca SelengkapnyaBeredar narasi utang bank dan pinjol bisa lunas hanya unggah nomor rekening di Facebook
Baca SelengkapnyaCorporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menjabarkan fakta-fakta yang dialami oleh BRI.
Baca SelengkapnyaMenjelang lebaran, penipuan marak terjadi. Waspadalah!
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaNasabah BSI diminta untuk waspada terhadap modus penipuan
Baca SelengkapnyaKonsumen dan masyarakat agar selalu berhati hati serta tidak gegabah melakukan klik pada link sembarangan, mengunduh file dari orang tidak dikenal.
Baca SelengkapnyaJangan sampai jadi korban berikutnya, saatnya lebih waspada dengan modus kejahatan soceng.
Baca SelengkapnyaKecanggihan teknologi satu sisi memudahkan masyarakat, sisi lainnya dari kemudahan itu justru menciptakan celah kejahatan.
Baca SelengkapnyaKasus ini sedang ditangani oleh Polres Metro Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaRuang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaData tersebut seolah menjadi komoditas yang diperjual-belikan.
Baca Selengkapnya