Cerita BJ Habibie saat kuliah hingga industri dirgantara dibubarkan

Merdeka.com - Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie membagikan pengalamannya saat masih kuliah hingga bisa menciptakan pesawat sendiri. Pengalaman ini diceritakan dalam acara Presidential Lecture bertajuk Peningkatan Daya Saing Indonesia Melalui Penciptaan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

"Ibu saya bersumpah waktu ayah saya meninggal. Saya (BJ Habibie) umur 13 tahun, saya harus jadi anak yang berguna untuk bangsa dan negara dengan tangannya sendiri. Akibatnya saya tidak bisa terima beasiswa," ujar Habibie di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (13/2).

Habibie menceritakan, dia tidak pernah mengandalkan beasiswa ketika mengenyam dunia perkuliahan. Bahkan, akibat hal tersebut dia harus menahan rasa lapar apabila sedang tidak memiliki uang.

"Saya dibiayai keluarga, kadang uangnya telat saya tidak bisa makan. S3 saya mandiri, saya diterima di Aachen nomor satu di konstruksi pesawat. S1, S2 dan S3 selesai tahun 1964. Dari tahun 1955 sampai tahun 1964 saya selesaikan selama 9 tahun itu," ujar Habibie.

"Ibu saya yang kirim. Akun saya sampai hari ini sejak tahun 1954 itu saving account di Deustche Bank, jadi dia tahu perkembangan uangnya Habibie," ungkapnya.

Selain itu, Habibie menceritakan membangun industri penerbangan memang cita citanya. Namun dalam mewujudkannya dibutuhkan perjuangan yang memang tidak mudah. Bahkan, harus melalui berbagai macam rintangan.

"Di dunia ini hanya tiga industri dirgantara yang dibubarkan. Jepang karena perang, Jerman juga karena perang dan Indonesia. Tapi Indonesia dibubarkan itu karena krisis, tragis memang," ujarnya.