Cerita Bos BI NTB amankan peredaran uang pasca gempa
Merdeka.com - Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Achris Sarwani mengatakan salah satu hal penting yang dijaga oleh Bank Indonesia pasca gempa Lombok adalah peredaran uang di masyarakat. Meski bank tutup karena gempa, namun peredaran uang harus tetap berjalan terutama di mesin-mesin ATM yang tersebar.
"Peredaran uang di masyarakat strateginya adalah jaga uang di ATM itu cukup. Jadi kita tetap komunikasi sama bank, tolong jangan sampai ATM kosong. Itu bisa menurunkan kepercayaan masyarakat kepada perbankan," ungkapnya saat ditemui di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, seperti ditulis Jumat (17/8).
Karena itu, komunikasi intensif dengan pihak perbankan terus dilakukan. Sehingga jika ketersediaan uang tunai di ATM mulai menipis, maka akan segera ditambah.
-
Kenapa Bank Pemerintah penting? Bank pemerintah, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bank BUMN, adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan suatu negara, memainkan peran yang krusial dalam mendukung stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional.
-
Kenapa Bank Mandiri siapkan uang tunai di Bali? Langkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri mendatang, terutama pada masa pembayaran gaji dan THR ASN.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Apa fungsi utama Bank Pemerintah? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
"Kita komunikasikan dengan perbankan, tolong kalau ada yang butuh, cepat sampaikan. Kita tidak mau ada kesan uang itu tidak ada. Jadi masyarakat ketika ambil melalui ATM, meskipun bank tutup, ada uang. Pastikan ada uang dan kami akan suplai," katanya.
Dia mengisahkan gangguan pada peredaran uang tunai dapat diatasi dengan relatif cepat. Pihaknya dan perbankan juga aktif memberikan informasi kepada masyarakat terkait pelayanan di kantor-kantor cabang perbankan yang masih dapat beroperasi.
"Hanya di awal, tanggal 5 Agustus kena gempa, 8 Agustus sudah mulai normal. Kena lagi 9. Teman-teman bank juga info, Pak hari ini kami tidak buka. Atau Pak kami buka hanya di sini, jadi layanan dari kantor yang tutup itu dipindahkan ke kantor cabang yang lain yang masih bisa beroperasi. Kami kontrol terus," ujar Achris.
Selain menjaga peredaran uang, pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemda, untuk memberanikan pelaku usaha agar segera mulai menjalankan roda bisnis.
"Toko-toko kita minta mereka jangan lama-lama tutup. Nanti masyarakat mau beli makanan susah kan. Nanti merasa khawatir. Mereka kemudian buka. Sehingga uang ada, barang ada, jadi normal lagi," papar dia.
"Aktivitas bisnis. Stoknya ada. Tapi mereka tidak berani buka. Kalau terpal memang gak ada. Terpal sama selimut yang harus kita datangkan dari Surabaya dan Bali. Kalau bahan makanan ada," imbuhnya.
Bergulir kembalinya sektor perdagangan sangat penting. Peredaran uang yang berangsur-angsur normal, tidak cukup memberikan manfaat optimal tanpa ketersediaan barang di pasaran.
Peredaran uang tanpa sokongan sektor perdagangan malah dapat menyebabkan sentimen negatif baru pada psikologi masyarakat, seperti kecemasan akan ketersediaan barang, atau kecurigaan sosial, bahwa ada pelaku usaha yang sengaja menimbun barang.
"Psikologi masyarakat itu kan penting. Pernah isu air minum. Bukan tidak ada air minumnya. Hanya yang kerja memang takut masuk pabrik. Kan biasa masih dicekam gempa. Caranya air minum yang biasa operasi di Sumbawa kita suruh masuk saja. Tapi kita memang bersyukur dalam keadaan ini tidak orang yang memanfaatkan situasi untuk menaikkan harga barang," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut menanggapi kegaduhan di jagad media terkait ditemukannya uang mutilasi dan uang rusak dari mesin ATM.
Baca SelengkapnyaBantuan program Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli ini memberikan sejumlah barang berupa beras, air mineral, makanan bayi, gula, selimut.
Baca SelengkapnyaBantuan diberikan berupa air mineral, sembako, hingga obat-obatan.
Baca SelengkapnyaDirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaSetiap pecahan rupiah termasuk uang logam merupakan mata uang yang menggambarkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaBantuan tanggap darurat tersebut disalurkan oleh insan BRILian.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur kembali meletus pada Senin (4/11).
Baca SelengkapnyaJelang Idul Fitri, banyak orang mulai menukarkan uang baru ke bank.
Baca SelengkapnyaPengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo mengaku ragu kalau uang rusak tersebut diperoleh dari mesin ATM.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.
Baca Selengkapnya