Cerita Erick Thohir Hobi Koleksi Buku Tua
Merdeka.com - Menteri BUMN, Erick Thohir bercerita bahwa sampai saat ini dia masih mengoleksi buku-buku tua. Ini dilakukan karena hobi dan kesenangannya membaca.
"Sampai hari ini saya masih mengoleksi buku-buku tua, karena menurut saya itulah bagian dari kekuatan daripada manusia, bagaimana itu menjadi sebuah nilai yang sangat berharga," kata Erick dalam acara talkshow Sarinah Jakarta Content Week di Jakarta, Rabu (8/12).
Menurut dia, membaca itu bagaimana bisa meresapi bahkan juga hanyut ke dalam sebuah bacaan. "Saya merasa saya bisa seperti hari ini, karena dua hal. Pertama memang saya sedari kecil hobinya membaca, dan yang membedakan baca dengan menonton serta mendengar kalau versi saya membaca itu lebih menyerap dan merekam dibandingkan visual yang kadang-kadang kita karena kecepatannya cepat sehingga kadang-kadang kita hanya mengambil intisarinya saja," katanya.
-
Kenapa Bung Hatta menganggap buku sebagai sumber energi dan kebebasan? “Buku jadi salah satu sumber energi dan kebebasan bagi mereka yang haus akan ilmu pengetahuan.” – Bung Hatta
-
Apa kitab penting itu? Sebuah manuskrip terkenal dari naskah Kitab Kells berusia 1.200 tahun yang memiliki iluminasi luar biasa dari koleksi museum Trinity College Dublin ternyata memiliki sejarah yang panjang sebelum berada di museum tersebut.
-
Mengapa buku-buku kuno itu disumbangkan ke RIT? 'Keluarga saya setuju bahwa kami ingin teks-teks berharga itu disimpan di suatu tempat di mana mereka akan dipelajari dan digunakan secara aktif, daripada dijual ke kolektor pribadi,'
-
Buku apa yang termahal? Kitab Mazmur tercatat sebagai buku paling mahal.
-
Bagaimana cara perpustakaan membesarkan seseorang? Perpustakaan membesarkan saya. - Ray Bradbury
-
Dimana kitab itu disimpan? Manuskrip tersebut kemudian diamankan di Dublin selama penaklukan Irlandia oleh Oliver Cromwell dari tahun 1649 hingga 1653.
Sebelum menjadi narasumber acara talkshow, Erick Thohir terlihat mengunjungi beberapa booth di acara Sarinah Jakarta Content Week 2021 yang berlangsung di Gedung Sarinah, Jakarta.
"Saya tadi di Frankfurter Buchmesse agak lama dibandingkan booth-booth lainnya, karena saya enjoy, saya senang banget buku. Dan di situlah kita bisa mengambil banyak pelajaran atau inspirasi yang bisa kita terapkan dalam kehidupan juga," kata Erick.
Mencerna Pesan
Sebelumnya Erick Thohir mengatakan, membaca bukan sekadar mampu mengeja huruf, namun kemampuan untuk mencerna pesan, berpikir luas, logis, dengan banyak perspektif dan imajinasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Erick saat mengantarkan buku, rak buku serta peralatan mewarnai dan menggambar kepada anak-anak Desa Cikuya, Kabupaten Tangerang, Banten.
Buku, rak buku, dan peralatan mewarnai serta menggambar merupakan bantuan dari CSR BRI Peduli. Erick Thohir mencoba belajar memahami tantangan yang dihadapi oleh para guru baca tulis, tutur kisah dan imajinasi di Desa Cikuya.
"Hormat saya pada pahlawan literasi, yang senantiasa bekerja dengan hati. Terimakasih telah mendekatkan anak-anak Indonesia pada buku dan ilmu," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Barang-barang jadul yang dikoleksi pria ini sukses mencuri perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaDiketahui, buku tabungan tabanas yang diterbitkan pada 1983 silam ini ditemui oleh si pria tersebut di dalam lemari di rumahnya.
Baca SelengkapnyaToko buku lawas di gang Jalan Dewi Sartika ini masih terus eksis hingga kini.
Baca SelengkapnyaLaci ini terakhir dibuka di tahun 2008 sebelum sang kakek wafat belasan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenemuan buku tersebut seakan menyimpan kisah dan kenangan yang tersembunyi di balik halaman-halaman usangnya.
Baca SelengkapnyaSeorang kakek ini rela untuk tak mengambil ijazah kuliahnya demi bisa membaca buku di perpustakaan kampusnya.
Baca SelengkapnyaRieke Diah Pitaloka memiliki banyak koleksi barang-barang tua di kediaman pribadinya
Baca SelengkapnyaDemi tegakkan hukum, Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada tertangkap kamera membaca buku perihal sindikat kejahatan di kantornya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa mempercayai bahwa tongkat ini memiliki karomah yang kuat. Barang siapa yang memegangnya, diyakini bisa menjadi seorang pemimpin.
Baca Selengkapnya