Cerita Sri Mulyani bangun perekonomian Indonesia paska krisis 1998
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan strateginya dalam membangkitkan perekonomian Indonesia pasca krisis keuangan tahun 1998. Salah satunya dengan meneruskan langkah Boediono yang saat itu menjadi Menteri Keuangan periode 2001-2004, dan mulai menyusun neraca perdagangan nasional.
Seperti diketahui, Sri Mulyani sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan periode 2005-2009.
"Waktu zaman Pak Boediono banyak sekali UU yang merupakan fondasi dari keuangan negara dihasilkan. Meski kami banyak kerja untuk meneruskan (strategi Pak Boediono), tapi kita pertama kali yang menyusun neraca RI. Itu income statement maupun balanced. Jadi mulai dibuat," kata Sri di kantornya, Jakarta, Rabu (30/11).
-
Siapa Menteri Keuangan pertama RI? Lalu, pada 2 September 1945, Soekarno menunjuk ekonom terkenal asal Surabaya, Dr. Samsi sebagai Menteri Keuangan kabinet presidensial pertama RI pada 19 Agustus 1945.
-
Apa profesi Sri Mulyani saat ini? Hingga saat ini, Ia mesih menjabat sebagai menkeu selama dua periode kepemimpinan Jokowi di Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju.
-
Siapa Menteri BUMN pertama? Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Berduka yang dalam atas wafatnya Menteri BUMN pertama, Pak Tanri Abeng. Sosok yang berjasa besar untuk negeri ini,' ujar Erick dikutip dari laman Instagram resmi @erickthohir di Jakarta, Minggu.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Kapan Sri Mulyani bertemu Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rapat terbatas dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2).
Dia menjelaskan, pada masa jabatannya, APBN disusun lebih komparatif dengan perhitungannya mengikuti standar internasional. Bahkan, dia menilai bahwa APBN Indonesia dibuat lebih ambisius pasca mengalami krisis keuangan.
Selain itu, pihaknya juga menginginkan agar APBN bisa lebih transparan dalam pembiayaan terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sehingga, para pelaku ekonomi bisa melihat bahwa pemerintah bertanggungjawab dalam memajukan BUMN dalam negeri.
"BUMN punya pemerintah. Jadi saat BUMN punya masalah dia selalu datang ke pemerintah. Jadi stakeholder bisa tahu kalau BUMN punya masalah jadi persoalan buat kami," imbuhnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tahun ketiga pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani ditarik kembali ke Indonesia untuk menduduki lagi posisi Menteri Keuangan.
Baca SelengkapnyaPosisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Sri Mulyani menjadi salah satu sosok penting di balik berbagai perencanaan dan kebijakan keuangan negara.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani dinilai memiliki kemampuan dalam menjaga disiplin fiskal APBN.
Baca SelengkapnyaPerekonomian sebuah negara yang terus berkembang terlihat dari transaksi yang makin berkembang dan semakin canggih.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan, buku ini disusun karena banyak sekali peristiwa yang ingin dia ceritakan dalam 20 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaKala itu, permasalahan ekonomi muncul akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi perpolitikan saat itu.
Baca SelengkapnyaPembentukan Dewan Ekonomi Nasional diantaranya untuk lebih menunjang keberhasilan Kabinet Persatuan Nasional.
Baca SelengkapnyaSri selalu menjadi pendengar yang baik jika kementerian dan lembaga (K/L) meminta anggaran.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani kembali akan menjadi Menteri Keuangan di kabinet Prabowo.
Baca SelengkapnyaPembentukan Dewan Ekonomi Nasional diantaranya untuk lebih menunjang keberhasilan kabinet.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri ternyata teman sejak SMA.
Baca Selengkapnya