Cerita Sri Mulyani Tentang Perkembangan Ekonomi Syariah Sejak 30 Tahun Lalu
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi syariah telah dikembangkan di Indonesia selama 3 dekade. Hasilnya pun telah berkembang menjadi sejumlah industri.
"Sejak 3 dekade lalu ekonomi syariah telah dikembangkan dengan harapan akan menghadirkan sistem perekonomian yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan," kata Menteri Sri Mulyani dalam webinar IAEI, Jakarta, Kamis (28/10).
Diawali dengan kemunculan bank-bank syariah. Kemudian diikuti berbagai lembaga keuangan non bank berbasis syariah seperti asuransi syariah, pasar modal syariah, koperasi syariah, baitul maal wa tamwil (BMT), pegadaian syariah hingga lembaga pengelola bantuan sosial islam yakni zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf (ziswaf).
-
Apa profesi Sri Mulyani saat ini? Hingga saat ini, Ia mesih menjabat sebagai menkeu selama dua periode kepemimpinan Jokowi di Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju.
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Apa kontribusi AI terhadap ekonomi Indonesia? Artificial Intelligence (AI) punya kontribusi yang menggiurkan bagi ekonomi Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, mengatakan Artificial Intelligence (AI) memiliki peran besar dalam mengubah lanskap industri telekomunikasi.
-
Bagaimana BSI tingkatkan inklusi keuangan syariah? BSI siap untuk bersama meningkatkan awareness dan aktivasi layanan perbankan syariah di lingkungan kampus yang dibangun dalam satu ekosistem, sehingga keberadaan bank syariah dapat dirasakan manfaatnya bagi seluruh civitas di Kampus FEB-UI yang berjumlah lebih dari 6.000 orang, termasuk 397 orang dosen serta sekitar 314 orang karyawan,' ujarnya.
Perkembangan ekonomi syariah pun saat ini telah merambah ke sektor riil. Terbingkai dalam label industri halal yang terdiri dari industri makanan, kosmetik, obat-obatan, pariwisata, rekreasi, hiburan dan sebagainya.
Menteri Sri Mulyani menyebut sektor-sektor tersebut memiliki kontribusi yang penting bagi perekonomian Indonesia. Sebab unsur kehalalan saat ini telah menjadi standarisasi kualitas produk. "Unsur kehalalan memberikan dampak pada kualitas insurance," katanya.
Namun sayangnya perkembangan ekonomi syariah sebagai disiplin ilmu belum bisa selaras dengan praktik di masyarakat. Pengembangan ekonomi syariah di Indonesia memiliki jurang lebar dengan ekonomi konvensional. Banyak teori dasar dalam ekonomi syariah yang belum selesai dalam menjawab berbagai tantangan hari ini dan masa yang akan datang.
"Teori normatif ekonomi syariah bisa menjelaskan normatif namun masih jauh dari realita komplementasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat keseharian yang diwarnai berbagai perkembangan," kata dia mengakhiri.
Bos BI: Tingkat Literasi Masyarakat Ekonomi Syariah Meningkat Jadi 20,1 Persen
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo melaporkan tingkat literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah saat ini terus meningkat. Di mana dari sebelumnya hanya 16,3 persen, kini meningkat menjadi 20,1 persen.
"Sebagai hasil edukasi yang semakin luas secara berjamaah, hasil survei tahun ini menunjukkan peningkatan tingkat literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah meningkat," kata Perry dalam laporan pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 Tahun 2021, Rabu (27/10).
Selain peningkatan literasi masyarakat, kabar baik lainnya adalah penerbitan Indonesia Halal Market Report 2021. Dalam report ini memaparkan peluang-peluang perdagangan dan investasi industri halal di Indonesia. Di mana potensi dari kegiatan tersebut cukup besar.
"Berdasarkan estimasi perdagangan internasional produk halal Indonesia dapat menyumbangkan sampai dengan USD5,1 miliar per tahun," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk, Hery Gunadi Sadikin mengatakan, peningkatan literasi keuangan dan perbankan syariah di Indonesia menjadi pekerjaan rumah yang besar. Prosesnya tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, mengingat indeks literasinya masih di bawah 9 persen.
"Sekarang ini banyak PR besar dalam hal peningkatan literasi keuangan dan perbankan syariah di Indonesia yang harus diselesaikan bersama-sama," kata Hery dalam pembukaan Penandatanganan MoA Strategic Sharia Banking Management (SSBM), Jakarta, Rabu (22/9).
Dalam catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan dan perbankan syariah di Indonesia masih jauh tertinggal dengan literasi keuangan dan perbankan konvensional yakni 40 persen. Hal ini menyebabkan inklusi keuangan syariah juga rendah, yakni hanya 9,1 persen. Jauh tertinggal dari inklusi keuangan konvensional yang mencapai 76,72 persen.
"Angka ini menyebabkan inklusi keuangan syariah hanya 9,1 persen, jauh tertinggal dari inklusi keuangan dan perbankan konvensional yang mencapai 76,72 persen," kata dia.
Tak hanya itu, dampak lanjutan dari rendahnya inklusi keuangan yang rendah tersebut pada pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia. Dibandingkan dengan negara-negara lain Indonesia kata Hery sangat amat jauh. Padahal Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk beragama islam di dunia.
"Hal ini menyebabkan kita tertinggal dari negara lain dalam hal market share," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerkembangan industri keuangan syariah di skala global mencatat, Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan menduduki indicator knowledge tertinggi.
Baca SelengkapnyaPada tahun ketiga pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani ditarik kembali ke Indonesia untuk menduduki lagi posisi Menteri Keuangan.
Baca SelengkapnyaProses mencapai target penerimaan pajak tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Baca SelengkapnyaMenteri Sri Mulyani menjadi salah satu sosok penting di balik berbagai perencanaan dan kebijakan keuangan negara.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan, buku ini disusun karena banyak sekali peristiwa yang ingin dia ceritakan dalam 20 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun
Baca SelengkapnyaFaisal Basri Menyebut Sri Mulyani jadi menteri yang paling siap mundur.
Baca SelengkapnyaPrinsip keadilan diterapkan pada aspek perpajakan di mana pihak yang mampu akan memberikan kontribusi lebih besar.
Baca SelengkapnyaPerekonomian sebuah negara yang terus berkembang terlihat dari transaksi yang makin berkembang dan semakin canggih.
Baca SelengkapnyaIndonesia ternyata juga memiliki 3 sosok wanita inspiratif yang berhasil menjadi bagian dari Kabinet Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaIni bukan hal mustahil mengingat Indonesia pernah mencapai pertumbuhan lebih 7 persen.
Baca Selengkapnya