Cetak Rekor Tertinggi, Utang Orang Amerika Serikat Capai Rp252 Ribu Triliun
Merdeka.com - Tingkat utang orang Amerika Serikat (AS) terus mengalami kenaikan. Bahkan menurut laporan Federal Reserve Bank of New York, selama kuartal pertama saja, saldo utang rumah tangga mencetak rekor tertinggi sebesar USD 17,05 triliun atau Rp252.000 triliun (kurs Rp14.824). Nilai utang ini tumbuh sebanyak USD 148 miliar atau 0,9 persen dari kuartal IV tahun lalu.
Tak hanya itu, beban utang itu pun telah melonjak sebesar USD 2,9 triliun sejak akhir tahun 2019. Selama kuartal pertama, peningkatan utang terlihat di hampir semua kategori. Mulai dari saldo yang lebih besar dan rekor baru untuk hipotek, jalur kredit ekuitas rumah, pinjaman mobil, pinjaman mahasiswa, kartu ritel, dan pinjaman konsumen lainnya.
Melansir dari CNN, analis industri senior untuk Bankrate, Ted Rossman mengatakan saat ini, utang kartu kredit telah meningkat pada kecepatan tertajam dari semua utang yang tercakup dalam laporan.
-
Kenapa transaksi kartu kredit masih tinggi? Transaksi kartu kredit tetap tumbuh di tengah gempuran kemudahan kredit seperti layanan paylater. Berdasarkan data Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan Indonesia (SPIP) yang dirilis Bank Indonesia Kamis (18/1) nilai transaksi tunai kartu kredit pada November 2023 mencapai Rp34,356 triliun.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang dirasa bertanggung jawab atas kenaikan utang? 'Kita di-prank, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Republik ini ada di tangan Jokowi,' terang Eko.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
"Menurut saya itu mencerminkan lebih banyak orang menggunakan kartu kredit untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Walaupun ada juga elemen orang yang menggunakan lebih sedikit uang tunai dan lebih banyak orang menggunakan kartu untuk kenyamanan dan hadiah dan langsung melunasinya."
Pihaknya mencatat, dalam sebuah penelitian menunjukan bahwa 46 persen pemegang kartu kredit memiliki utang dari bulan ke bulan, dengan 54 persen membayar penuh. Tahun lalu, 39 persen terus berutang dari bulan ke bulan.
Analis kredit di LendingTree, Matt Schulz mengatakan, penyebab utamanya adalah inflasi, peningkatan pengeluaran sejak pandemi dan perilaku konsumen yang khas. “Peningkatan utang kartu kredit bisa menjadi tanda kepercayaan atau perjuangan,” katanya.
"Kecuali pada saat bencana ekonomi, seperti awal pandemi atau resesi hebat, utang kartu kredit terus bertambah. Kedua peristiwa itu adalah satu-satunya saat dalam beberapa dekade di mana kami melihat penurunan yang berarti dalam utang kartu kredit," terang dia.
Meskipun utang naik ke rekor baru, rata-rata rumah tangga secara efektif mengelola kewajiban mereka. Porsi utang saat ini menjadi tunggakan meningkat di sebagian besar jenis utang.
"Namun, sebagian besar, mereka tetap di bawah tingkat pra-pandemi, menurut laporan Fed New York. Tingkat kenakalan turun tajam pada awal pandemi," tambahnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Utang Indonesia masih berada di bawah utang India sebesar USD629 miliar atau setara Rp9.800 triliun.
Baca SelengkapnyaBanyak orang terjebak utang dengan suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaBank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPPATK: Transaksi Judi Online Lebih Tinggi dari Penipuan dan Korupsi
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaPembiayaan paylater di Indonesia memiliki potensi pasar yang cukup besar sejalan dengan perkembangan perekonomian berbasis digital.
Baca SelengkapnyaDari sisi Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga September 2024 perseroan telah menyalurkan Rp32,2 triliun dan menjangkau lebih dari 293.000 pelaku UMKM.
Baca Selengkapnya