China Mau Relokasi Industri Baja ke RI, Menko Luhut Syaratkan Pembatasan Produksi
Merdeka.com - Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan China tertarik merelokasi industri baja mereka ke Indonesia. Hal ini merupakan buntut dari eskalasi perang dagang dengan Amerika Serikat.
"Tiongkok juga melihat dengan hubungannya dengan Amerika mereka mau merelokasi industri baja, kami boleh tidak? Ya saya bilang boleh," kata dia, dalam Konferensi Pers, di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (18/12).
Meskipun demikian, mantan Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan China boleh masuk dengan sejumlah syarat, salah satunya produksi tidak boleh lebih dari 7,5 juta ton.
-
Kenapa merek mobil China masuk ke Indonesia? Produsen mobil China kini memperluas pasarnya ke berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Apa yang dilarang AS investasikan ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
Hal ini, kata dia, telah memperhitungkan kebutuhan baja dalam negeri. Saat ini kebutuhan baja dalam negeri sebesar 15 juta ton sementara produksi dalam negeri sebesar 7,5 juta ton.
"Hanya 7,5 juta ton karena produksi kita 7,5 juta ton dan kebutuhan kita 15 juta ton sehingga kita tidak perlu impor lagi," jelas dia.
Diharapkan dengan adanya investasi baja China ini, ditambah berbagai kebijakan pengendalian impor salah satunya seperti penerapan B20, defisit transaksi berjalan Indonesia dapat ditekan. "Jadi setelah mengurangi impor migas dengan B20 dan mengurangi baja karena bisa produksi sendiri, maka dalam 3 tahun ke depan CAD kita tidak akan seperti tahun ini. Tahun depan akan jauh berkurang," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus memberi dukungan yang kuat kepada industri baja di Indonesia, termasuk melalui regulasi yang tepat.
Baca SelengkapnyaAda kekhawatiran bahwa Indonesia belum sepenuhnya siap menghadapi serbuan investasi.
Baca SelengkapnyaIndustri petrokimia dalam negeri juga semakin diberatkan dengan pencabutan Larangan dan Pembatasan (Lartas) impor bahan baku plastik.
Baca SelengkapnyaLuhut membantah Indonesia disebut proteksionis terkait pelarangan ekspor produk turunan nikel.
Baca SelengkapnyaBerkembangnya hilirisasi Indonesia bikin China-Eropa ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaMelansir laman MODI Kementerian ESDM, per 4 Oktober 2024, produksi batu bara mencapai 601,69 juta ton atau mencapai 84,75 persen dari target tahun ini.
Baca SelengkapnyaErick menekankan bahwa kebijakan impor yang akan ditempuh pemerintah melalui Perum Bulog akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPerusahaan telah mengekspor baja lapis sebagai bahan baku produk baja ringan struktural dan genteng metal untuk pembangunan rumah di Australia.
Baca SelengkapnyaLuhut tak banyak berbicara soal isu bahwa impor 3 KRL China ini merupakan jebakan utang dari pengadaan Kereta Cepat Whoosh.
Baca SelengkapnyaSelain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.
Baca SelengkapnyaPelabuhan barang impor lebih banyak di Pulau Jawa, yang saat ini dinilai sudah overload.
Baca Selengkapnya