Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

China tambah modal perbankan Rp 276 miliar, terbesar sejak September

China tambah modal perbankan Rp 276 miliar, terbesar sejak September China. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Otoritas China menyuntik modal perbankan dengan jumlah sangat banyak atau terbesar sejak September 2015. Kebijakan ini diambil untuk menenangkan pasar ekuitas sehari setelah anjloknya pasar saham yang mengguncang pasar keuangan global.

The People's Bank of China (PBOC) menambah modal perbankan mencapai USD 19,95 miliar atau sekitar Rp 276 triliun selama pasar terbuka. Laporan Dow Jones mencatat, langkah ini juga diikuti dengan tidak diperpanjangnya batas kredit dari China Development Bank. Langkah ini memicu kekhawatiran investor bahwa bank sentral kemungkinan akan mengetatkan kebijakan.

"Selama satu tahun ke belakang, PBOC tidak biasanya melakukan suntikan besar hanya untuk alasan musiman. Mungkin ada unsur kondisi likuiditas yang berkurang karena jatuhnya pasar saham kemarin," ucap ekonom China Capital Economics, Julian Evans-Prichard seperti ditulis CNBC, Selasa (5/1).

Orang lain juga bertanya?

Reuters melaporkan bahwa bank sentral China juga diduga melakukan intervensi nilai tukar yang membuat Yuan jatuh ke titik terendah sejak 2011.

Di awal 2016 ini, pasar saham China anjlok parah dan membuat otoritas setempat menghentikan sementara perdagangan. Anjloknya pasar saham dipicu ketakutan investor karena lemahnya data manufaktur.

Dilansir dari CNN, Shanghai Composite Index kemarin anjlok 6,9 persen dan Shenzhen Composite Index telah merosot lebih dari 8 persen. Pemberhentian perdagangan dilakukan sebagai bentuk rem darurat, dan ini baru pertama dilakukan.

Investor bereaksi terhadap data survei yang menunjukkan kondisi sulit di sektor industri atau pabrik China. Sebab, sektor pabrik selama ini menjadi sangat penting bagi negara itu.

Setelah mengalami peningkatan selama dua bulan, survei yang dilakukan kelompok media China, Caixin menunjukkan bahwa index data manufaktur China jatuh ke level 48,2 pada Desember. Padahal, di bulan sebelumnya index ini masih berada di level 48,6.

Ekonom mengatakan, data survei manufaktur yang baru sangat mengecewakan dan menunjukkan bahwa China menghadapi perlambatan ekonomi yang parah atau tak terduga.

"Sementara data resmi indeks mengisyaratkan beberapa pelemahan lebih lanjut di sektor manufaktur," ucap analis di Capital Economics.

Pada Desember lalu, otoritas di China mengumumkan kebijakan rem darurat di pasar saham untuk menghindari terulangnya kerugian parah di pertengahan tahun lalu.

Mulai Senin ini, setiap kenaikan atau penurunan saham 5 persen di Shanghai dan Shenzhen akan memicu penghentian perdagangan selama 15 menit. Namun, jika koreksinya tembus 7 persen, maka perdagangan hari tersebut harus dihentikan.

Rem darurat ini sebelumnya sudah digunakan di pasar saham Amerika Serikat dan dirancang untuk memberi waktu menenangkan diri pada investor.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
OJK: Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 8,9 Persen di September 2023
OJK: Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 8,9 Persen di September 2023

Salah satu pendorong pertumbuhan kredit pada September 2023 adalah kredit investasi yang tumbuh 11 persen yoy.

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia

Perlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Masih Terombang-Ambing Kebijakan, Harga Properti China Melambat
Masih Terombang-Ambing Kebijakan, Harga Properti China Melambat

Berdasarkan hasil survei swasta menunjukkan sektor properti yang dilanda krisis.

Baca Selengkapnya
BI Catat Modal Masing Asing Masuk Rp8,91 Triliun
BI Catat Modal Masing Asing Masuk Rp8,91 Triliun

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata di Begini Cara Orang Kaya China Simpan Aset Mewahnya
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata di Begini Cara Orang Kaya China Simpan Aset Mewahnya

Cara orang super kaya di China amankan aset ditengah perekonomian yang melambat.

Baca Selengkapnya
Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global

Tensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.

Baca Selengkapnya
Data Terbaru 10 Orang Terkaya di China, Ada Bos TikTok yang Hartanya Merosot Rp95 Triliun
Data Terbaru 10 Orang Terkaya di China, Ada Bos TikTok yang Hartanya Merosot Rp95 Triliun

Penurunan harga real estat yang berkepanjangan ditambah beberapa kasus gagal bayar yang juga membebani kekayaan miliarder China.

Baca Selengkapnya
Pemerintah China Siapkan Anggaran Ribuan Triliun Demi Buka Lapangan Kerja
Pemerintah China Siapkan Anggaran Ribuan Triliun Demi Buka Lapangan Kerja

"Ketenagakerjaan, menyangkut kepentingan vital rakyat."

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya

Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.

Baca Selengkapnya
Sempat Lesu, Ini Tanda-Tanda Ekonomi China Mulai Bangkit
Sempat Lesu, Ini Tanda-Tanda Ekonomi China Mulai Bangkit

Meski permintaan domestik sudah mulai pulih, industri manufaktur China masih tertekan.

Baca Selengkapnya
Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023
Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023

Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.

Baca Selengkapnya
BPS Catat Indonesia Paling Banyak Ekspor Non Migas ke China di April 2024, Tembus USD 4,28 Miliar
BPS Catat Indonesia Paling Banyak Ekspor Non Migas ke China di April 2024, Tembus USD 4,28 Miliar

China merupakan salah satu dari 3 negara yang jadi mitra dagang utama RI.

Baca Selengkapnya