Cinema 21 Indonesia buka layar Dolby Atmos ke-50 di Banjarmasin
Merdeka.com - Grup bioskop terbesar di Indonesia, Cinema 21 Indonesia membuka layar Dolby Atmos ke-50 di Indonesia. Layar Dolby Atmos ke-50 tersebut berlokasi di Duta Mall, Kota Banjarmasin, yang merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Kalimantan Selatan
"Cinema 21 berkomitmen untuk memberikan pengalaman menonton bioskop kelas dunia kepada masyarakat Indonesia. Untuk itu, pembukaan layar Dolby Atmos kami yang ke-50 di Indonesia lebih dari sekadar tonggak sejarah. Ini wujud dari dedikasi kami, agar penonton memiliki pengalaman luar biasa ketika menonton bioskop," kata Corporate Communication Cinema 21, Catherine Keng di Jakarta, Senin (1/10).
Menurutnya, teknologi audio Dolby Atmos yang luar biasa memang membawa penonton ke dalam cerita dengan audio bergerak yang memenuhi ruang pertunjukan dan mengalir di sekitar penonton. Suara yang dihasilkan sangat luar biasa sehingga penonton merasa seperti sedang berada dalam film yang dilihat.
-
Di mana bioskop pertama di Indonesia? Rumah seorang pengusaha ini dialihfungsikan sebagai bioskop dengan nama 'The Royal Bioscoope'.
-
Kapan Gedung Kesenian Jakarta diresmikan sebagai bioskop? Gedung Kesenian Jakarta lantas diresmikan sebagai gedung bioskop Diana yang amat populer ketika itu.
-
Kenapa bioskop pertama di Medan dibangun? Pada saat itu, orang-orang yang datang ke bioskop adalah dari kelompok masyarakat kalangan elite yang tinggal di Kota Medan, sekaligus para pejabat pemerintahan Hindia-Belanda.
-
Apa nama bioskop pertama di Medan? Bioskop tersebut bernama De Oranje Bioscoop yang pada saat itu masih menayangkan film-film bisu yang menceritakan kisah orang-orang Belanda maupun Eropa.
-
Siapa yang membangun bioskop pertama di Medan? Di Medan, pada tahun 1889 telah dibangun bioskop pertama yang didirikan oleh seorang Belanda bernama Michael.
-
Kapan bioskop pertama di Medan dibangun? Di Medan, pada tahun 1889 telah dibangun bioskop pertama yang didirikan oleh seorang Belanda bernama Michael.
"Hal ini terjadi, karena suara manusia, tempat, benda-benda, dan musik seperti yang sebenarnya terjadi. Penonton seperti berada di dalam film itu, karena teknologi Dolby Atmos sangat luar biasa, mempesona dan bergerak di seluruh ruang bioskop," lanjut Catherine.
Michael Archer, Vice President Worldwide Cinema Sales Dolby Laboratories mengatakan, pembukaan layar Dolby Atmos ke-50 merupakan peristiwa sangat penting.
"Dolby dan Cinema 21 memadukan hasrat bersama untuk memberikan pengalaman hiburan paling berkelas dan tak terlupakan. Perkembangan kami terbentuk karena respon yang luar biasa dari para penonton, studio dan pembuat film, kata Michael.
Dolby Atmos sendiri, menurut Michael, memang menjadi pilihan yang disukai generasi mendatang di bioskop. Teknologi tersebut telah dipergunakan studio-studio besar, sutradara, dan peserta pameran di seluruh dunia. Saat ini lebih dari 1.000 fitur film yang telah dirilis atau diumumkan menggunakan Dolby Atmos.
Michael menambahkan, Dolby Laboratories (NYSE:DLB) berbasis di San Fransisco dengan kantor yang tersebar di 20 negara. Dolby mentransformasi ilmu penglihatan dan suara menjadi pengalaman spektakuler. Melalui penelitian dan rekayasa inovatif, lanjut Michael, pihaknya menciptakan pengalaman terobosan untuk masyarakat di seluruh dunia melalui ekosistem yang kolaboratif dengan melibatkan seniman, pebisnis dan konsumen.
Pengalaman yang dimiliki masyarakat dalam Dolby Vision, Dolby Atmos, Dolby Cinema, Dolby Voice, dan Dolby Audio merevolusi hiburan dan komunikasi di dalam bioskop, dalam perjalanan, di dalam rumah, dan di tempat kerja.
Dolby, Dolby Atmos, Dolby Audio, Dolby Cinema, Dolby Vision, Dolby Voice, dan simbol double-D, lanjut Michael, antara lain adalah merek dagang yang terdaftar maupun tidak terdaftar dari Dolby Laboratories, Inc. di Amerika Serikat dan/atau negara lain. Merek dagang lainnya masih milik masing-masing pemilik.
Ketua badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf tengah mendorong berkembangnya investasi di bidang pengelolaan bioskop. Menurutnya, bioskop merupakan salah satu sektor yang diminati masyarakat, sehingga bila dilakukan investasi dan pengembangan yang baik, akan memberi sumbangan bagi ekonomi Indonesia.
"Kami baru membuka kemungkinan investasi untuk membuka bioskop untuk memutar film nasional," ungkapnya dalam Indonesia'Indonesia's Biggest Business Expo 2017, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (8/9).
Triawan mengakui, perkembangan bisnis bioskop di Indonesia saat ini masih belum memuaskan. Bahkan, Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain.
"Di India pesat sekali perkembangannya (bioskop). Indonesia, kita hanya punya 1.250 layar. Di India Selatan 4.000 itu satu perusahaan. Di China 90.000 layar," jelas dia.
Adapun dalam mengembangkan bisnis bioskop ini, Bekraf akan bekerja sama dengan Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI).
"Dengan WALI ini kita kembangkan frenchies untuk kembangkan bioskop. Tentu akan ada satu primadona baru," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prospek pertumbuhan industri bioskop di Indonesia yang tercermin dari minat investor pada masa penawaran awal dan umum.
Baca SelengkapnyaPendapatan utama berasal dari bioskop yang memberikan kontribusi sekitar 60,2 persen.
Baca SelengkapnyaCinema XXI akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham baru, dengan harga penawaran saham berkisar Rp270-Rp288 per saham.
Baca SelengkapnyaKolaborasi ini memberikan penawaran spesial kepada pelanggan, setiap pembelian Advance Digitals Smart TV akan dilengkapi dengan layanan streaming paket CubMu.
Baca SelengkapnyaBenny Suherman memiliki 54 persen saham Cinema XXI melalui perusahaan induknya Harkatjaya Bumipersada.
Baca SelengkapnyaSelain sebagai hiburan, konser musik menjadi ajang mempromosikan Indonesia ke masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa bioskop unik yang menawarkan pengalaman menarik.
Baca SelengkapnyaDalam Konser Emas 50 Tahun, God Bless memberikan penampilan memukau, indah dan mewah dengan sentuhan orkestra yang dimainkan Tohpati Orchestra.
Baca SelengkapnyaSebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, Banda Aceh memiliki kisah dan sejarah panjang tentang lahirnya bioskop dan perfilman di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada 1907 jadi tahun pertama kemunculan bioskop di Kota Kembang. Letaknya ada di sekitar alun-alun Kota Bandung, dengan gedung tenda bilik sederhana.
Baca SelengkapnyaPengunjung bisa menjumpai pita kaset film hingga kursi bioskop VIP zaman dulu.
Baca SelengkapnyaGelaran gala dinner KTT ke-43 ASEAN dirancang begitu megah untuk meninggalkan kesan mendalam bagi para tamu undangan.
Baca Selengkapnya