CORE Indonesia sebut Ma'ruf Amin layak dampingi Jokowi, ini sebabnya
Merdeka.com - Presiden Jokowi telah menyatakan kesiapannya untuk kembali maju sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2019. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Ma'ruf Amin pun didapuk sebagai pendampingnya.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan, Ma'ruf Amin layak dipilih sebab dinilai memiliki integritas serta rekam jejak yang bersih.
"Integritas, track record itu cukup bagus ya. Saya yakin cukup bagus. Layak lah," ungkapnya ketika dihubungi Merdeka.com, Jumat (10/8).
-
Apa nama kecil Ma'ruf Amin? Dikutip dari Liputan6, ternyata Ma'ruf Amin memiliki nama kecil yang sudah dipersiapkan oleh sang ayah itu. Nama tersebut ialah 'Al-Karkhi' yang terinspirasi dari tokoh Sufi terkemuka asal Persia, Abu Mahfudz Ma'ruf bin Firus al-Karkhi.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Kenapa Budi Arie menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun.'Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63,' kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Kenapa Ma'ruf Amin ke PKB? Namun, agenda kedatangan Ma'Ruf yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB berlangsug tertutup. Bahkan awak media yang hadir tidak diperkenankan mendekat.Meski demikian, Ketua Umum DKN Garda Bangsa Tommy Kurniawan yang ditemui di DPP PKB seusai jumpa pers pernyataan sikap atas penolakan muktamar tandingan sempat membenarkan kehadiran dari Ma'ruf.
-
Siapa orang tua Ma'ruf Amin? Ma’ruf Amin sendiri merupakan putra dari pasangan Kyai Haji Mohamad Amin dan Hajjah Maimoenah.
Meski demikian, dia mengatakan untuk menjadi pendamping Jokowi tidak cukup hanya dengan memiliki integritas. Cawapres Jokowi mesti juga memiliki kualitas lain, yakni kepemimpinan.
"Dalam banyak hal persoalan ekonomi tidak bisa diselesaikan secara parsial, karena menteri-menterinya sebetulnya sudah pintar-pintar sekali. Namun karena permasalahannya diselesaikan di sektor terpilah-pilah, maka harus ada sinergi. Itu butuh leadership yang bisa meramu itu. Ekonomi begitu kompleks, dibutuhkan leadership, karena harus mengoreksi bawahan-bawahan," jelas dia.
Selain itu, sebagai Cawapres Jokowi, Ma'ruf setidaknya harus memiliki kemampuan di sektor ekonomi nasional. Aspek inilah yang menurut dia masih kurang dari sosok Ma'ruf Amin.
"Juga punya kapasitas atau profesionalitas. Kemampuan untuk berpikir strategis, hal teknis, bukan hanya hal populis atau umum saja. Kalau tidak paham agak susah untuk bisa selesaikan masalah. Tidak perlu paham sekali, paling tidak bisa lihat mana yang harus diprioritaskan dan diambil keputusan dengan cepat," katanya.
Meskipun dia mengakui kehadiran Ma'ruf akan cukup membantu mendorong pertumbuhan ekonomi syariah, tapi ekonomi syariah masih merupakan satu aspek dari kompleksnya permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia.
"Ekonomi syariah kita bukan hanya dari sisi hukum syariah, dari sisi fiqih. Perlu memahami dari sisi bisnis syariah itu sendiri dari sisi ekonomi. Ekonomi syariah punya potensi besar, untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Direfleksikan ke dalam kebijakan yang real di lapangan. Banyak gap antara hukum ideal dengan kenyataan di lapangan," jelas dia.
Tentunya diharapkan duet Jokowi-Ma'ruf Amin dapat mengembangkan potensi yang sudah dimiliki Indonesia. Sehingga kinerja ekonomi Indonesia ke depan dapat lebih moncer dan lepas dari beberapa persoalan yang tengah dihadapi saat ini.
"Yang jadi PR yang sekarang adalah kenapa pertumbuhan hanya 5 persen. Kita butuh pertumbuhan lebih tinggi. Mesti melihat masalah yang jauh ke depan. Kalau masih 5 persen, kita punya potensi kena middle income trap ke depan," imbuhnya.
"Dari sisi pemerataan ekonomi meskipun angka kemiskinan sudah single digit. Tapi sebenarnya permasalahan kemiskinan dan kesenjangan masih sangat besar sekali, tidak bisa diwakili hanya dengan angka-angka statistik. Itu yang jadi tantangan. Ditambah tantangan eksternal makin besar, pelemahan Rupiah, perang dagang, beberapa produk ekspor unggulan kita masih diproteksi di luar. Ke depan makin besar untuk mendorong ekonomi ke depan," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jusuf Kalla akhirnya mengungkapkan arah dukungannya kepada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).
Baca SelengkapnyaAda sejumlah alasan yang membuat isu pemakzulan terhadap Jokowi kembali mencuat.
Baca SelengkapnyaJK menilai Anies sebagai tokoh berpengalaman menjadi pemimpin dan figur berintegritas.
Baca SelengkapnyaBukan hanya retorika semata, selama ini Ganjar dan Mahfud sudah membuktikan keberaniannya itu.
Baca SelengkapnyaWapres mengaku dirinya bukanlah sosok pejabat yang ingin selalu tampil atau menjadi atraktif
Baca SelengkapnyaAhok secara tegas menyuarakan dukungannya terhadap Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaUntuk mengurus negara, setidaknya harus pernah menjadi legislatif tingkat nasional maupun eksekutif tingkat provinsi.
Baca SelengkapnyaMahfud MD mengungkap alasan menemui Ma'ruf Amin sebelum pengumuman cawapres Ganjar.
Baca SelengkapnyaPonpes Fauzan adalah salah satu pesantren tertua di Garut yang telah berdiri pada tahun 1894.
Baca SelengkapnyaAnwar berharap Jokowi dan Ma'ruf tetap memberikan kontribusinya untuk kebaikan Indonesia
Baca SelengkapnyaMa'ruf menitipkan pesan agar pemerintahan selanjutnya dapat menyelesaikan tugas-tugas yang tertunda.
Baca SelengkapnyaHasto juga menyindir rekayasa hukum di MK dan sisi gelap kekuasaan.
Baca Selengkapnya