Cuaca buruk bikin target produksi garam tak tercapai
Merdeka.com - Produksi garam nasional tahun ini diprediksi akan mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Di mana, cuaca buruk menjadi penyebab utamanya.
Target produksi garam nasional tahun ini adalah sebesar 3 juta ton dengan target luas lahan produksi 24.000 hektar.
"Masalah utama garam Indonesia, tergantung cuaca. Beda dengan Australia yang punya rock salt. Biasanya (di Indonesia) akhir Juli ini sudah produksi. Saya dengar produksi baru mulai, tapi sedikit sekali. Di Jabar (Jawa Barat) parah, belum bisa mulai produksi," ujar Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman di Jakarta, Jumat (2/9).
-
Kenapa KKP menargetkan produksi garam 2,25 juta ton? Begitu juga dengan produksi garam mencapai nilai sebesar 2,25 juta ton.
-
Kapan produksi garam meningkat? “Biasanya hanya 2,5 ton garam dalam sepekan. Tapi sekarang sampai 5 ton sepekan,“ ujar Kasipin.
-
Apa target produksi beras Kementan? Menyambut Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2023, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong kepala daerah memperkuat produksi pangan guna menekan inflasi, khususnya merealisasikan target produksi beras sebanyak 35 juta ton pada musim panen yang akan datang.
-
Apa target produksi perikanan Indonesia di tahun 2025? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa target indikator utama dalam produksi perikanan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025, mencapai 24,58 juta ton.
-
Siapa yang menargetkan produksi perikanan 24,58 juta ton? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa target indikator utama dalam produksi perikanan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025, mencapai 24,58 juta ton.
-
Apa target Kementan untuk produksi beras? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak kepala dinas pertanian se-Indonesia untuk mengawal jalannya produksi beras pada tahun ini. Dia ingin Indonesia mampu mencapai swasembada sehingga tak lagi bergantung pada kebijakan impor.
Melihat kondisi ini, dia menyarankan pemerintah harus melakukan pembenahan di hulu. Di mana, dengan cara memperbaiki teknologi produktivitas, dan menambah luas lahan.
"Pembenahan di hulu harus tetap dilakukan. Terutama berkaitan dengan luas lahan, teknologi produktivitas, peningkatan mutu. Sehingga pada saat cuaca bagus, bisa stok."
Selain itu, lanjut dia, pemerintah seharusnya tidak alergi untuk melakukan impor garam, khususnya untuk produksi.
"Untuk industri, sebagai bahan baku, harus impor dulu. Yang penting ada nilai tambah di proses produk hilir industri makanan-minuman atau lainnya," tutur Adhi.
Selain itu, menurutnya, Indonesia bisa mencontoh negara maju dan besar yang lebih memikirkan nilai tambah dalam negeri.
"Negara besar dan maju, tidak lagi memikirkan impor atau tidak. Tapi lebih memikirkan adanya nilai tambah dalam negeri dan suplly ke global market," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fenomena el nino membuat produksi beras nasional turun 2,05 persen.
Baca SelengkapnyaTeknologi yang dikembangkan berupa pengenalan cuaca, teknologi ulir filter (TUF) dan kristalisasi garam berbahan bakar briket rakyat.
Baca SelengkapnyaTeknologi modifikasi cuaca (TMC) di Sumatera Selatan yang dilakukan sejak 8 Agustus 2023 berjalan tak optimal.
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I
Baca SelengkapnyaPemerintah mempercepat impor beras di tengah ancaman dampak El Nino yang menyebabkan kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaPeningkatan target tersebut sejalan dengan banyaknya industri dalam negeri yang bisa menghasilkan garam sesuai dengan spesifikasi.
Baca SelengkapnyaDampaknya, produksi air bersih sempat dihentikan sehingga pelayanan kepada pelanggan terganggu.
Baca SelengkapnyaZulhas mengatakan, masa tanam padi mundur, karena musim panas berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaMeski telah dibantu dengan pompa air, Sari tetap mengalami gagal panen. Dan, ini adalah tanam padi ketiga kalinya yang dilakukan Sari.
Baca SelengkapnyaRealisasi lifting minyak bumi di semester I-2024 tidak mencapai target karena banjir di Blok Rokan.
Baca SelengkapnyaMeski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.
Baca SelengkapnyaBudi merasa target impor beras sampai akhir tahun sebanyak 1,5 juta ton sulit terwujud.
Baca Selengkapnya