Cuaca buruk, harga ikan di sejumlah daerah meroket tajam
Merdeka.com - Harga ikan di sejumlah tempat pendaratan ikan dalam Kota Kupang merangkak naik akibat angin kencang yang memicu gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Nusa Tenggara Timur beberapa hari terakhir ini.
Sejak Rabu pekan lalu, sebagian besar nelayan di daerah ini tidak melaut karena angin kencang yang memicu gelombang cukup tinggi dan mengakibatkan sulit mendapatkan ikan di laut.
Jurangan kapal ikan, Ilham Ali mengatakan, harga ikan cumi Rp 65.000 per kg, kakap putih Rp 60.000 per kg, kakap merah Rp 70.000 per kg, Tengkurangan Rp 18.000 per kg, tongkol Rp 30.000 per kg, dan kakap laut Rp 35.000 per kg.
-
Kenapa tangkapan ikan nelayan Pantura menurun? Penurunan tangkapan ikan, tekanan tengkulak, dan penguasaan komoditas untuk kegiatan ekonomi membuat masyarakat nelayan Jawa masa kolonial praktis tidak dapat berkembang menjadi masyarakat yang lebih makmur.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Bagaimana angin muson mempengaruhi perikanan di Sumut? Di sisi lain, perikanan juga mengalami dampak dari angin muson karena perubahan pola arus laut yang membawa hasil laut ke perairan yang berbeda.
-
Kapan nelayan Pantura mulai terdampak? Pada tahun 1743 Masehi, daerah pesisir pantai utara Jawa yang sebelumnya masuk wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam mulai dikuasai VOC.
-
Di mana ikan mati akibat gelombang panas? Foto udara memperlihatkan seorang nelayan mengumpulkan ikan mati akibat pekerjaan renovasi dan kondisi cuaca panas yang sedang berlangsung dari waduk di Provinsi Dong Nai, Vietnam, pada 30 April 2024.
Begitu pula udang Rp 90.000 per kg, cue Rp 40.000 per kg dan grong Rp 35.000 per kg. "Rata-rata setiap jenis ikan mengalami kenaikan Rp 5.000 hingga Rp 12.000, tergantung dari jumlah dan kualitas ikan yang dijual," ucapnya seperti dikutip Antara, Rabu (31/5).
Demikian pula ikan biasa seperti kombong padi dan sarisi mengalami kenaikan dari Rp 250.000 per kaleng cat Matex seberat 20 kilogram jika cuaca normal menjadi Rp 400.000 per kaleng apabila angin kencang.
Jadi biasanya dijual eceran 20 ekor ikan kombong dinilai dengan Rp 20.000, akibat cuaca buruk jumlahnya hanya lima ekor dengan harga tetap Rp 20.000. "Kami bingung dengan kenaikan harga itu karena berdampak terhadap omzet pendapatan," katanya.
Tak hanya di Kupang, harga ikan hasil laut juga melonjak di pasar Medan akibat pasokan berkurang menyusul nelayan mengurangi aktivitas melaut.
Pantauan di pasar tradisional Pasar Inpres Titi Kuning, Medan, harga ikan gembung sudah naik menjadi Rp 50.000 per kg dari rata-rata biasanya Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per kg dan udang yang bisanya paling murah Rp 50.000 kini menjadi Rp 70.000 per kg.
"Harga ikan sudah naik dua hari terakhir dengan alasan pemasok, stok sedikit karena nelayan banyak yang tidak melaut akibat cuaca," kata Firdaus, pedagang di Pasar Inpres Titi Kuning, Medan.
Diperkirakan harga akan naik lagi karena pasokan masih sulit akibat cuaca masih sering hujan diikuti angin kencang. Menurut Firdaus, akibat harga naik, penjualan berkurang dan itu menyulitkan pedagang juga.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Wilayah 1 Syahnan menyebutkan, wilayah Sumut masih berpotensi diguyur hujan disertai kilat, petir, dan angin kencang.
Potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat, petir, dan angin kencang terjadi sore hari hingga malam, sementara siang hari justru panas terik. "Hujan dan angin kencang memang biasanya mengganggu aktivitas melaut nelayan,"kata Syahnan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaPara nelayan mengaku ikan semar tangkapannya semakin melimpah di tengah fenomena El Nino.
Baca SelengkapnyaDanau Masigit di Serang mengalami kekeringan selama 3 bulan.
Baca SelengkapnyaPara nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca SelengkapnyaDampak El Nino akan menganggu komoditas tanaman utama, seperti gandum, jagung, beras, kedelai, dan sorgum.
Baca SelengkapnyaProyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaEl Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Baca SelengkapnyaKurangnya penanganan sampah secara maksimal, ditambah dengan pencemaran limbah yang membuat air laut semakin hitam telah merugikan para nelayan.
Baca SelengkapnyaNelayan Muara Angke saat ini menghadapi tantangan besar dengan adanya perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan air di sebagian besar wilayah Indonesia yang diperkirakan akan mengalami penurunan tingkat curah hujan.
Baca Selengkapnya