Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Harga Sejumlah Bahan Pokok Meroket
Merdeka.com - Peneliti Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi menyoroti harga beberapa kebutuhan bahan pokok (bapok) yang naik di luar dugaan saat Natal dan Tahun Baru 2022.
Berkaca pada pengalamannya sebagai Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), kenaikan harga beberapa komoditas seperti minyak goreng, cabai rawit merah dan telur memang kerap terjadi sebelum pergantian tahun. Namun, kali ini terlalu parah.
"Biasanya akhir tahun juga ada kenaikan. Tapi kenaikannya memang tidak terlalu besar seperti sekarang," kata Agung kepada Liputan6.com, Rabu (29/12).
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Kenapa harga kedelai makin mahal? Hendro, salah seorang perajin tahu di Dusun Kanoman, mengatakan bahwa makin ke sini harga kedelai lokal semakin mahal. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengandalkan kedelai impor untuk membuat tahu. Tapi harga kedelai impor saat ini cenderung tinggi.
-
Kenapa harga kambing kurban naik? Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya permintaan pasar.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
Agung menduga, faktor utama kenaikan harga bapok yang tidak wajar ini bukan berasal dari sisi produksi. Tapi lebih kepada cuaca ekstrem yang menimpa sejumlah wilayah Indonesia akhir-akhir ini.
"Ini juga mungkin dipicu oleh kondisi cuaca yang ekstrem. Cuaca ekstrem akibatnya mempengaruhi produksi," ujar dia.
Cuaca ekstrem tersebut pun turut berpengaruh kepada distribusi bahan pokok yang menjadi sulit. Ditambah pemerintah sebelumnya juga sempat menerapkan kebijakan PPKM berlevel.
"Kedua masalah distribusi, itu juga karena cuaca, karena PPKM (sebelumnya)," ungkap Agung.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga bawang merah dan bawang putih naik akibat el nino.
Baca SelengkapnyaHarga cabai naik karena produksi menurun akibat el nino.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga gula ini sudah terjadi sekitar satu hingga dua minggu terakhir.
Baca SelengkapnyaKemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) buka-bukaan mengungkap penyebab kenaikan harga cabai yang kian mencekik konsumen.
Baca SelengkapnyaPenyebab lonjakan harga cabai rawit adalah masalah distribusi. Akibatnya sebaran komoditas cabai tidak merata dan menyebabkan terjadinya disparitas harga.
Baca SelengkapnyaSejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaMendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga
Baca SelengkapnyaSepekan jelang bulan suci Ramadan 2024, sejumlah harga pangan mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaTercatat, tingkat inflasi pada Oktober 2023 hanya sebesar 0,17 persen secara month to month.
Baca SelengkapnyaKenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatra terjadi di Kabupaten Aceh Besar dengan nilai perubahan IPH 0,97 persen.
Baca SelengkapnyaHarga bahan pangan dari beras, daging, ikan dan aneka bumbu mengalami kenaikan pada 23 Juli 2024.
Baca Selengkapnya