Cukai plastik, pemerintah dinilai hanya berburu di kebun binatang
Merdeka.com - Rasio penerimaan pajak pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih berada di level 11 persen. Tertinggal ketimbang sejumlah negara tetangga yang berada di level sekitar 15 persen.
Mengejar pendapatan negara, pemerintah mempunyai beberapa rencana, seperti pengenaan cukai kemasan plastik dan minuman berpemanis atau soda.
Pengamat Indef, Imaduddin Abdullah mengatakan, pemerintah seperti berburu di kebun binatang dalam mengejar pajak. Apalagi dengan pengenaan cukai kemasan plastik serta minuman berpemanis atau soda.
-
Mengapa cukai minuman berpemanis diterapkan? Penerapan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK) pada 2024 ini perlu disambut baik karena manfaat kesehatan yang mungkin diberikannya.
-
Bagaimana cukai mempengaruhi konsumsi gula? Menurut WHO, cukai ini dapat menjadi langkah efektif untuk menurunkan konsumsi gula. Data mereka menunjukkan bahwa kenaikan harga minuman berpemanis hingga 20 persen dapat menurunkan konsumsi hingga 20 persen, sehingga membantu mencegah obesitas dan diabetes.
-
Bagaimana cukai rokok mempengaruhi industri? 'Ini kelihatannya sudah mulai jenuh. Ini kelihatan bahwa mungkin cukai ini akan menjadi pengendali dari industri hasil tembakau,' ujar Benny, Jakarta, Rabu (29/5).
-
Apa saja dampak cukai terhadap kesehatan? Kebijakan ini diharapkan dapat membawa berbagai manfaat, khususnya di bidang kesehatan. Minuman berpemanis merupakan salah satu faktor risiko utama berbagai penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.
-
Dimana cukai minuman berpemanis telah diterapkan? Banyak negara telah menerapkan cukai ini dengan hasil positif. Di Meksiko, misalnya, cukai yang diterapkan sejak tahun 2014 menghasilkan penurunan konsumsi minuman berpemanis hingga 11,7 persen pada rumah tangga miskin dan 7,6 persen pada populasi umum dalam dua tahun.
-
Siapa yang mendorong penerapan cukai? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah lama mendorong upaya pemerintah untuk menekan konsumsi gula.
"Pemerintah hanya seperti berburu di kebun binatang tingkatkan pendapatan pajak. Padahal dampaknya ini bisa pendapatan negara itu sendiri merosot," katanya dalam acara media gathering PT Chandra Asri Petrochemical di Anyer, Jumat (23/9).
Menurutnya, jika pemerintah menerapkan cukai kemasan plastik maka bisa saja berdampak pada menurunnya konsumsi masyarakat. Jika demikian, perusahaan tentu saja juga akan menurunkan jumlah produksi mereka.
"Ini justru bisa menurunkan pendapatan dari PPh dan PPn yang dibayar perusahaan kepada pemerintah. Belum lagi masalah tenaga kerja," katanya.
Dia meminta kepada pemerintah untuk mengembalikan fungsi cukai pada tempatnya yaitu menjadi pengendali konsumsi produk yang membahayakan. "Ini kan plastik tidak berbahaya. Ini kebijakannya kontradiktif," katanya.
Sebelumnya, Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri pernah mengungkapkan Indonesia butuh sepuluh tahun jika ingin memiliki rasio pajak seperti Jepang, sekitar 28 persen. Jika kondisi penambahan jumlah pegawai di dua institusi pengumpul pajak, Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai, berjalan stagnan.
"Oleh karena itu kita perlu extra effort untuk meningkatkan rasio pajak," kata Chatib saat berbincang dengan wartawan di kantornya.
Rasio pajak sebesar itu diperoleh oleh Jepang dengan kondisi jumlah penduduk mencapai sekitar 120 juta jiwa dan pegawai pajak sekitar 60 ribu orang. Sementara, rasio pajak Indonesia baru di bawah 15 persen lantaran pegawai pajaknya hanya berjumlah 33 ribu orang, sementara penduduk di tanah air mencapai 240 juta jiwa.
"Kalau petugas pajak kita sudah 120 ribu orang, tidak ada alasan untuk rasio pajak kita tak bisa menyamai Jepang," kata Chatib.
Namun, lanjut Chatib, upaya tersebut bakal berlangsung lama jika Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi hanya memberikan tambahan 8 ribu pegawai per tahun untuk Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai. "Kita harus menunggu 10 tahun (menyamai rasio pajak Jepang)."
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menegaskan bahwa yang disampaikannya saat itu bukanlah menaikkan tarif pajak, melainkan rasio pajak.
Baca SelengkapnyaHal itu dampak dari rencana Kementerian Keuangan yang akan menerapkan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK).
Baca SelengkapnyaPengeluaran rumah tangga untuk kesehatan akibat konsumsi rokok secara langsung dan tidak langsung sebesar sebesar Rp34,1 triliun.
Baca SelengkapnyaMengingat pengenaan cukai minuman berpemanis tersebut harus memperhatikan kondisi perekonomian saat ini.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, cukai plastik dan cukai minuman berpemanis baru akan diberlakukan di 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaBea Cukai terus menjaga optimalisasi penerimaan negara serta meningkatkan kinerja pelayanan
Baca SelengkapnyaGAPMMI meminta kejelasan maksud pemerintah dalam rencana pengenaan cukai minuman berpemanis.
Baca SelengkapnyaBarang hasil cukai ilegal di Jawa Timur merugikan negara hingga Rp10 triliun.
Baca SelengkapnyaTriyono khawatir kenaikan harga minuman manis dalam kemasan nantinya akan membebani daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaJika daya beli masyarakat menurun maka industri minuman berhak mendapatkan insentif untuk menggenjot daya beli.
Baca SelengkapnyaPara pengusaha cemas jika pengenaan cukai minuman berpemanis bakal merubah komposisi dari produk yang ada.
Baca SelengkapnyaRencana kenaikan tarif cukai rokok bakal menjadi beban tambahan Industri Hasil Tembakau.
Baca Selengkapnya