Curhat Buruh: Tiga Tahun Upah Tak Naik Ditambah Kini Ada Rencana Kenaikan Harga BBM
Merdeka.com - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menuntut adanya kenaikan upah tahun 2023 sebesar 10 hingga 13 persen tanpa disertai kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite maupun Solar. Hal ini melihat tren lonjakan inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Secara bersamaan, inflasi diumumkan berkisar 4,9 persen sebelum kenaikan BBM. Sedangkan pertumbuhan ekonomi 5,1 persen," ujar Presiden KSPI Said Iqbal dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (30/8).
Iqbal menyampaikan, kenaikan harga Pertalite yang direncanakan menjadi Rp 10 ribu per liter akan mengakibatkan daya beli buruh dan masyarakat kecil turun secara drastis. Hal ini, karena, selama tiga tahun berturut-turut upah buruh tidak mengalami kenaikan akibat adanya Undang-Undang Cipta Kerja atau Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau omnibus law.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kenapa Kemnaker mendorong perusahaan menerapkan struktur dan skala upah? Penerapan Struktur dan Skala Upah sangat strategis untuk menciptakan suasana yang kondusif di perusahaan. Kondusifitas tersebut akan tercermin dari nilai upah pekerja/buruh yang merupakan konversi dari bobot jabatan/pekerjaannya.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
"Setelah itu ditimpa lagi dengan rencana kenaikan harga BBM," ujarnya.
Terlebih lagi, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah sudah menyampaikan bahwa formula penetapan UMP tahun 2023 akan tetap menggunakan PP 36/2021. Itu artinya, upah pekerja kembali tidak ada kenaikan.
"Sudah 3 tahun upah tidak naik, sedangkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi jika ditotal mencapai 10 persen. Setelah itu ditimpa lagi dengan rencana kenaikan harga BBM," tegasnya.
Oleh karena itu, KSPI mendesak agar upah tahun depan dinaikkan sebesar 10 sampai 13 persen tanpa harus ada kenaikan BBM. Mengingat, beban inflasi berat yang harus ditanggung kaum buruh.
"Apalagi jika kemudian solar juga naik. Jadi, naikkan upah buruh tahun 2023 sebesar 10 hingga 13 persen," tutupnya.
Pemerintah Tak Punya Pilihan Lain Selain Naikkan Harga BBM Subsidi
Sebelumnya, Menko Luhut menjelaskan, dalam setiap rapat Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri mengantisipasi kenaikan harga pangan dampak kenaikan harga BBM.
"Dampak ke harga pangan ini perlu diperhatikan, logistik, pengangkutan barang akibat kenaikan harga Solar," kata Luhut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Selasa (29/8).
Meski saat ini harga minyak dunia mulai menurun, tetapi selisih harga jual BBM dengan nilai keekonomian masih sangat besar. "Meski mulai menurun masih tingginya harga minyak mentah dunia mendorong meningkatnya harga keekonomian dan harga penjualan pertalite dan solar," kata dia.
Seperti diketahui, saat ini harga Pertalite di angka Rp 7.650 per liter. Sementara Solar dibanderol Rp 5.450 per liter, dan Pertamax sebesar Rp 12.500 per liter. Sedangkan dalam hitungan pemerintah, harga keekonomian Pertalite Rp 17.200 per liter, Solar Rp 17.600 per liter, dan Pertamax Rp 19.900 per liter.
Dengan selisih yang besar tersebut, pemerintah mengalokasikan subsidi energi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 502,4 triliun. Namun pemerintah tidak bisa menambah lagi jika jumlah tersebut habis.
"Ini tidak ada pilihan karena di kita ini subsidi sudah Rp 502 triliun," kata dia.
Menko Luhut mengatakan bila pemerintah tidak lagi menambah anggaran subsidi energi, dana yang ada bisa dialihkan untuk program lain. "Kalau ini bisa dikurangi dan bisa dialihkan ke harga-harga yang lain itu akan lebih bagus," sambungnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah badan usaha swasta penyedia BBM semisal Shell Indonesia dan BP AKR terus mendongkrak harga BBM miliknya selama beberapa bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaRencana penggunaan dana BOS ini pertama kali diungkapkan oleh Menko Perekonomian Airlangga
Baca SelengkapnyaLalu ada jenis BP Diesel yang sekarang dijual Rp14.860 per liter sebelumnya Rp15.340 per liter, atau mengalami penurunan sebesar Rp480 per liter.
Baca SelengkapnyaTak hanya SPBU Pertamina, dan Shell yang mengalami kenaikan harga, harga BBBM di SPBU BP AKR mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaSejak Maret 2024, BUMN tersebut mempertahankan harga, meski minyak dunia saat itu melonjak pesat.
Baca SelengkapnyaDaftar harga BBM di SPBU swasta yang naik per 1 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaCorporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa saat ini Pertamina sedang meninjau kemungkinan penyesuaian harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca Selengkapnyakenaikan anggaran perlinsos tahun ini utamanya disumbang lebih besar oleh kenaikan anggaran subsidi energi dan pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca Selengkapnya