Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Curhat Pengusaha Warteg Kesulitan Cairkan Bantuan Rp1,2 Juta

Curhat Pengusaha Warteg Kesulitan Cairkan Bantuan Rp1,2 Juta warteg. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah Jokowi tengah mendorong percepatan penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) kepada pelaku usaha kecil. Bansos senilai Rp1,2 juta akan diberikan kepada pelaku usaha mikro seperti pedagang kaki lima (PKL) hingga warteg di wilayah PPKM level 4.

Namun, Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) justru mengaku dipersulit untuk mendapatkan BLT tersebut. Ini lantaran link pendaftaran untuk mendapat bansos tersebut masih bermasalah.

"Katanya kita disuruh daftar, harus ada NIB (Nomor Induk Berusaha). Pas hari ini saja kita untuk mengakses NIB susah, karena link-nya itu kan eror terus sampai hari ini," Ketua Kowantara Mukroni kepada Liputan6.com, Selasa (2/8).

Orang lain juga bertanya?

"Jadi pemerintah ini maunya apa. Kami disuruh minta bantuan tapi untuk mengaksesnya saja enggak bisa. Kecuali kalau ada dispensasi dan lain sebagainya kita tidak tahu, tapi kenapa kok ketika pemerintah memberikan kemudahan tapi kita ketika melaksanakan pun susah," tuturnya.

Mukroni mengatakan, posisi pengusaha warteg kini benar-benar kesulitan karena tidak ada intensif yang mengena. Dia juga telah bertanya kepada koordinator wilayah (korwil) asosiasi pengusaha warteg di wilayah Tangerang, tapi masih belum terima bansos apapun.

"Terus ke mana artinya kita untuk mendapat ini. Meng-update susah. Kita kan bukan bangsa peminta loh, warteg ini kan punya etos yang malu untuk meminta-minta. Tapi kan ini kondisi susah. Perusahaan besar juga minta disubsidi kok, apalagi kita," keluhnya.

Minta Bantuan Lebih Masuk Akal

Menurut dia, warteg merupakan tempat makan yang erat kaitannya dengan masyarakat kelas menengah bawah. Namun, kelompok masyarakat tersebut saja saat ini tengah kesulitan gara-gara tidak punya pendapatan.

Oleh karenanya, Mukroni berharap pemerintah bisa memberi bantuan yang lebih masuk akal kepada pengusaha warteg. Seperti memborong 100 bungkus makanan di warteg untuk kemudian diberikan kepada orang-orang yang juga kurang mampu.

"Ini kan gampang, itu lebih teknis ketimbang kebijaksanaan 20 menit (makan di tempat saat di warteg) yang ribet itu. Walaupun misalnya pemerintah istilahnya memborong 100 paket makanan, maka kan tidak ada interaksi. Karena kan diborong, terus diambil," tandasnya.

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Momen Ganjar Dicurhati Warga Kendal soal Penyaluran BLT Tidak Tepat Sasaran
Momen Ganjar Dicurhati Warga Kendal soal Penyaluran BLT Tidak Tepat Sasaran

Pembagian BLT yang masih tidak tepat sasaran harus segara dirapikan.

Baca Selengkapnya
Warga Garut Keluhkan Sebagian BLT Dikonversi Jadi Bahan Pokok
Warga Garut Keluhkan Sebagian BLT Dikonversi Jadi Bahan Pokok

Program BLT itu tidak boleh dikonversikan dalam bentuk barang, termasuk sembako.

Baca Selengkapnya
Sampai Angkat Tangan, Begini Gaya Mensos Risma Jawab Pertanyaan Hakim MK soal Pembagian Bansos 2023 Mundur
Sampai Angkat Tangan, Begini Gaya Mensos Risma Jawab Pertanyaan Hakim MK soal Pembagian Bansos 2023 Mundur

Ketua MK Suhartoyo menanyakan penyebab pembagian Bansos 2023 mundur

Baca Selengkapnya
Tak Pernah Dapat Bantuan, Warga Tak Mampu Mengadu ke Ganjar
Tak Pernah Dapat Bantuan, Warga Tak Mampu Mengadu ke Ganjar

Pada kesempatan ini, Ganjar kemudian mengkampanyekan program KTP Sakti untuk pemerataan bantuan pemerintah.

Baca Selengkapnya
Ganjar Dicurhati Ibu-Ibu di Kendari, Banyak Potensi Bisnis Tapi Sulit Dapat Modal
Ganjar Dicurhati Ibu-Ibu di Kendari, Banyak Potensi Bisnis Tapi Sulit Dapat Modal

Warga di Kendari mengeluh ke Ganjar bahwa pelaku usaha masih sulit mengakses KUR.

Baca Selengkapnya
Beli LPGP 3 Kg Wajib Pakai KTP, Pedagang Warteg: Kita Belum Ada yang Daftar, Khawatir Keamanan Data
Beli LPGP 3 Kg Wajib Pakai KTP, Pedagang Warteg: Kita Belum Ada yang Daftar, Khawatir Keamanan Data

Jika ada masalah dengan sistem atau aplikasi, warteg mungkin kesulitan untuk melakukan pembelian atau mendapatkan dukungan.

Baca Selengkapnya
2.028 Buruh Rokok di Kudus Gagal Terima BLT, Ternyata Ini Penyebabnya
2.028 Buruh Rokok di Kudus Gagal Terima BLT, Ternyata Ini Penyebabnya

Adapun total buruh rokok yang tercatat menerima BLT tahun 2024 sebanyak 47.801 orang.

Baca Selengkapnya
Wamen BUMN Janjikan Refund Dana Bagi Pembeli e-Meterai Peruri yang Tak Bisa Digunakan
Wamen BUMN Janjikan Refund Dana Bagi Pembeli e-Meterai Peruri yang Tak Bisa Digunakan

Terkait waktu pencarian uang refund, Tiko panggilan akrabnya mengaku akan melalukan pembahasan dengan Direktur Utama Perum Peruri.

Baca Selengkapnya
BLT Mitigasi Pangan Rp600.000 Cair Bulan Depan, Begini Cara Cek Data Penerima
BLT Mitigasi Pangan Rp600.000 Cair Bulan Depan, Begini Cara Cek Data Penerima

Penyaluran BLT Mitigasi Pangan tersebut tetap akan disalurkan sekaligus Rp600.000 seperti skema awal.

Baca Selengkapnya
Curhat Warga Desa Watuagung Banyumas ke Ganjar Tak Ada Sinyal Internet Gara-Gara Tak Ada Menara BTS
Curhat Warga Desa Watuagung Banyumas ke Ganjar Tak Ada Sinyal Internet Gara-Gara Tak Ada Menara BTS

Warga berharap, ketika Ganjar menjadi Presiden di 2024 ini, Desa Watuagung bisa mendapatkan tower BTS, sehingga warga bisa mendapat jaringan sinyal internet.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, BLT Mitigasi Pangan Senilai Rp600.000 untuk 18,8 Juta Keluarga Cair Sebelum Lebaran
Siap-Siap, BLT Mitigasi Pangan Senilai Rp600.000 untuk 18,8 Juta Keluarga Cair Sebelum Lebaran

Bantuan BLT Mitigasi akan diberikan kepada masyarakat yang telah terdaftar sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Baca Selengkapnya
VIDEO: Presiden Jokowi Pamer Bagi-Bagi Bansos Usai Gaduh Berstiker, Emak-Emak Sampai Nangis
VIDEO: Presiden Jokowi Pamer Bagi-Bagi Bansos Usai Gaduh Berstiker, Emak-Emak Sampai Nangis

Jokowi nampak ditemani oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam acara penyerahan.

Baca Selengkapnya