Curhatan Bos Bappenas soal infrastruktur RI tertinggal sejak krisis 98
Merdeka.com - Pemerintah masih terus melakukan pembangunan infrastruktur guna meningkatkan perekonomian Indonesia. Tak hanya itu, pembangunan yang secara masif ini untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dengan negara-negara lain.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan kontribusi infrastruktur terhadap produk domestik bruto (PDB) masih kecil. Terlebih sejak krisis ekonomi di tahun 1998 yang membuat kontribusi infrastruktur terhadap PDB baru mencapai 38 persen hingga saat ini.
Angka ini masih jauh tertinggal dari negara-negara maju seperti Jepang mencapai di atas 100 persen atau lebih besar daripada PDB. Sementara China sudah hampir 80 persen dan Amerika Serikat sekitar 75-76 persen.
-
Mengapa Menko Perekonomian mendorong pengembangan infrastruktur? Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia.
-
Kenapa pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran diprediksi kurang maksimal? Hal itu, dikarenakan Prabowo berencana akan menggelontorkan dana untuk pembangunan IKN sebanyak Rp16 triliun per tahun.
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
-
Siapa yang memprediksi pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran kurang maksimal? Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi upaya proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan dilanjutkan presiden terpilih Prabowo Subianto tidak akan maksimal.
-
Bagaimana BRI mendukung pertumbuhan ekonomi? Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas.
-
Bagaimana DANA terus bertumbuh secara signifikan? Selain melalui jumlah penggunanya, pertumbuhan yang signifikan juga ditandai dengan melonjaknya jumlah UMKM mitra DANA Bisnis yang kini mencapai 700 ribu dan rata-rata transaksi harian yang meningkat sebesar 102 persen (YoY).
"Indonesia di tahun 2012 dan mungkin tidak jauh beda di pada hari ini kondisinya masih 32 persen di bawah standar global," kata Bambang dalam acara Proyek Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) Day 2018, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Kamis (18/1).
Dia menjelaskan, infrastruktur di Indonesia pernah mengalami masa kejayaan di zaman orde baru sebelum krisis 1998, dengan kontribusi infrastruktur terhadap PDB mencapai 49 persen atau hampir separuh dari PDB negara.
"Tapi gara-gara krisis 1998 collapse semua, sebagian collapse betulan karena keuangannya collapse dengan krisis, sebagian lagi menjadi one prestasi karena penunjukan pemegang konsesi berbau KKN," ujarnya.
Apabila pertumbuhan infrastruktur tidak bisa mengikuti pertumbuhan PDB, hal tersebut akan menghambat pertumbuhan roda ekonomi. Jika tidak dikelola dengan baik, infrastruktur bukan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi namun akan berbalik menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi.
"Yang kita khawatir nanti, pertumbuhan di Indonesia tidak akan sustainable dan tidak akan lebih cepat kalau infrastruktur tidak dibenahi," jelas Bambang.
Sayangnya, APBN tidak cukup untuk membiayai seluruh pembangunan infrastruktur. Pemerintah harus memutar otak mencari dana untuk proyek pembangunan infrastruktur salah satunya dengan cara menggaet swasta melalui program PINA.
Kebutuhan dana untuk pembangunan infrastruktur dari 2015-2019 menjadi Rp 4,769 triliun. APBN maupun APBD hanya mampu membiayai 41,3 persen (Rp 1.951,3 triliun), BUMN 22,2 persen (Rp 2.817,7 triliun) dan sisanya 36,5 persen (Rp 1.751,5 triliun) adalah partisipasi swasta.
"Tapi jangan lupa bahwa uang modal tentunya dibutuhkan tapi tidak serta merta bisa langsung mendorong langsung kemajuan perekonomian. Dia hanya bisa dioptimalkan kalau ada environment yang mendukung. Dan salah satu environment yang mendukung mengalirnya uang atau modal ke suatu negara dan kemudian memberikan dampak kepada perekonomian adalah melalui Infrastruktur," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.
Baca SelengkapnyaDPR menilai IKN tetap sulit menarik minat investor karena masalah utama bukan pada pergantian pejabatnya, tetapi dasar kebijakan yang keliru
Baca SelengkapnyaSyarat ini harus berjalan optimal sehingga ekonomi Indonesia bisa meroket
Baca SelengkapnyaAHY menilai sembilan tahun terakhir ekonomi alami sejumlah kemandekan dan kemunduran serius
Baca SelengkapnyaNamun, Jokowi tetap berani mengambil keputusan memotong subsidi BBM
Baca SelengkapnyaSektor perikanan jadi sektor paling rendah terhadap realisasi investasi.
Baca SelengkapnyaPrediksi Indef terkait masa depan IKN di era kepemimpinan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaProgram pendidikan, hingga kesehatan harus berbagi dengan impor BBM.
Baca SelengkapnyaBelaja Pemerintah pusat periode Januari hingga Agustus 2023 terpantau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2022.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaPembangunan infrastruktur RI masih tertinggal dibanding Korea dan China.
Baca SelengkapnyaSelain itu juga telah membangun 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan baru, dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru.
Baca Selengkapnya