Daftar kekhawatiran bos perusahaan top dunia tahun ini
Merdeka.com - 2016 Menjadi tahun penuh kekhawatiran bagi pelaku bisnis dunia. Gejolak pasar saham, merosotnya harga minyak dunia, perlambatan ekonomi China, hingga kondisi geopolitik yang memanas menjadi sejumlah penyebabnya.
Dilansir dari CNN Money, Jumat (22/1), sejumlah para bos perusahaan dunia yang tengah berkumpul di perhelatan World Economic Forum di Davos, Swiss setidaknya mengungkapkan sejumlah hal tersebut. Mereka khawatir kondisi dunia saat ini masih tidak ramah untuk perkembangan bisnisnya.
Jurnalis CNN, Richard Quest, melakukan survei dengan menanyakan kepada para bos perusahaan dunia ini apa yang mereka khawatirkan pada tahun ini.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Apa yang menjadi tantangan ekonomi global bagi BRI? Tantangan Perlambatan Ekonomi Global Sejak Tahun Lalu Berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi, seperti kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Mengapa orang merasa kecewa? Kecewa adalah puncak dari kemarahan yang sudah tidak bisa lagi dilampiaskan melalui emosi yang meluap-luap.
-
Apa yang menjadi kekhawatiran tokoh-tokoh bangsa? Mereka membahas banyak hal, mulai dari demokrasi yang terancam hingga kebohongan yang terjadi di mana-mana
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
Para bos ini juga diminta menilai dalam angka rasio 1-10 mengenai kekhawatiran mereka ini. 1 menunjukkan ketidakkhawatiran dan 10 mereka sangat khawatir.
Inilah jawaban mereka sebagaimana dirangkum oleh merdeka.com.
Harga minyak dunia
Kekhawatiran akan harga minyak dunia menjadi permasalahan yang dialami oleh CEO British Petroleum Bob Dudley. Dia memberi nilai kekhawatiran 9 untuk masalah ini.Seperti diketahui, harga minyak dunia terus mengalami penurunan. Posisi harga minyak dunia sempat menyentuh titik terendah sejak 2009 silam.Penurunan harga didorong oleh dinamika pasar. Salah satunya, revolusi energi Amerika yang berhasil menciptakan pasokan energi yang banyak. Selain itu, pelemahan ekonomi global juga membuat penurunan permintaan.Harga minyak dunia bergerak seperti rollercoaster. Harga minyak mentah pernah mencapai USD 107 per barel pada Juni 2014, namun kini anjlok ke titik terendah yakni hanya USD 29 per barel.Turunnya harga minyak dunia ternyata membawa dampak buruk ke sebagian pihak, khususnya produsen. Indonesia saja melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said berharap perusahaan migas tak merampingkan jumlah pegawainya meski harga minyak dunia terus merosot."Kadang kita terjebak pada pendekatan gampang kalau ada tekanan manusia duluan yang dikorbankan," ujarnya.Kemorosotan harga minyak dunia, menurut Sudirman, juga merugikan Indonesia selaku negara penghasil emas hitam tersebut. Jadi, wajar saja jika situasi ini bisa mendorong pengusaha migas merumahkan sebagian pegawainya.
Rusia
Permasalahan Rusia menjadi kekhawatiran Kepala JPMorgan Chase International Jacob Frenkel. Dia memberi nilai 9 untuk kekhawatiran ini.Seperti diketahui, nilai tukar mata uang Rusia, Rubel jatuh ke titik terendah yang belum pernah tersentuh sebelumnya. Nilai tukar Rubel anjlok 4 persen menjadi 82 rubel per USD pada Rabu. Nilai ini lebih rendah dari 2014 silam, di mana saat Rusia mengalami resesi ekonomi.Anjloknya nilai tukar Rubel dipicu rendahnya harga minyak dunia, hingga menyentuh level di bawah USD 27 per barel atau tingkat terendah sejak September 2003. Pergerakan nilai tukar Rubel cenderung mengikuti harga minyak karena Rusia selama ini sangat tergantung pada energi.Lebih dari 50 persen pendapatan Rusia selama ini berasal dari minyak. Anjloknya harga minyak dari USD 100 per barel di 18 bulan lalu menjadi hanya USD 27 per barel. Padahal, Rusia membutuhkan harga minyak USD 82 per barel untuk menyeimbangkan anggarannya."Penurunan harga minyak membuat proyeksi ekonomi Rusia makin gelap," kata Analis, Neil Shearing, seperti dikutip dari CNN.
Pasar negara berkembang
Ken Rogoff, profesor ekonomi Harvard, menyatakan kekhawatirannya saat ini ialah mengenai pasar negara berkembang. Dia memberi nilai 8 untuk kekhawatirannya ini.Seperti diketahui, Dana moneter internasional atau International Moneter Fund (IMF) mengeluarkan peringatan ganda soal rencana bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan. Menurut IMF, kebijakan Amerika ini bisa memicu gelombang bangkrutnya perusahaan di negara berkembang.Dalam laporannya, IMF menyebut jika suku bunga di Amerika naik maka akan menimbulkan kepanikan dan likuiditas akan menguap atau kabur dari pasar negara berkembang.Kondisi ini diperparah karena utang perusahaan di negara berkembang sudah mencapai USD 18 triliun pada tahun lalu. Angka ini naik tajam dibanding 2004 silam, di mana utang perusahaan masih sekitar USD 4 triliun.Besarnya jumlah utang perusahaan juga tidak diimbangi dengan neraca keuangan yang sehat. Sehingga, jika suku bunga acuan Amerika naik, perusahaan lebih rentan kolaps."Negara maju akan menormalkan kebijakan moneter, pasar berkembang harus mempersiapkan diri untuk peningkatan kegagalan perusahaan," ucap IMF dalam rilis terbarunya soal Stabilitas Keuangan yang dilansir merdeka.com dari Telegraph.
Timur Tengah
Carlos Ghosn, CEO Nissan Motor dan Renault, mengungkapkan kekhawatirannya saat ini ialah mengenai konflik Timur Tengah. Dia memberi nilai 5 untuk permasalahannya ini.Seperti diketahui, Forum Ekonomi Dunia Islam (WIEF) ke-11 di Kuala Lumpur Malaysia menyatakan prihatin melihat ekonomi negara mayoritas muslim. Kekhawatiran ini muncul akibat konflik yang berkepanjangan, baik internal maupun eksternal (dengan negara-negara lain)."Sebagian negara Islam, khususnya yang berada di Timur Tengah seperti Irak, Suriah, Libya, dan Yaman menghadapi masalah ekonomi yang sulit akibat konflik yang berkepanjangan," kata tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), KH Misbahus Salam seperti dilansir Antara, Jakarta.Menurut KH Misbah, sebagian besar negara di Timur Tengah menghadapi masa sulit akibat konflik berkepanjangan. Konflik berdarah itu mengakibatkan jutaan umat mengungsi. Sebanyak 90 persen dari 60 juta total pengungsi penduduk dunia saat ini adalah umat Islam.
Â
Baca juga:Ekonomi China memburuk, miliuner ini sebut krisis 2008 bisa terulang2016, Bank Indonesia waspadai fenomena superdolarPuerto Rico kembali terancam bangkrut karena gagal bayar utangBI: Perlambatan ekonomi China bikin defisit transaksi berjalan naikBos BI: Stabilisasi keuangan jadi tantangan di tengah ekonomi globalTersiksanya ekonomi Prancis usai serangan teroris tewaskan 130 orangJK: Krisis 1998 bebankan APBN kita hingga 30 tahun (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai dari ancaman perubahan iklim, pelemahan ekonomi global, hingga konflik Rusia-Ukraina dan konflik Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaDirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaKekayaan global di negara-negara berkembang akan menembus batasan 30 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKesenjangan mulai terasa sejak tahun 2008 hingga 2023.
Baca Selengkapnya5 Orang Terkaya Dunia Gandakan Hartanya, Kemiskinan di Muka Bumi Baru akan Punah 229 Tahun Lagi
Baca SelengkapnyaKekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah
Baca Selengkapnya