Daftar kota dunia rumah para 'penggila kerja', salah satunya Jakarta
Merdeka.com - Expert Market, sebuah situs bisnis global, melakukan analisa terhadap waktu kerja seluruh kota di dunia. Mereka mengolah data dari kelompok perbankan dari Swiss, UBS.
Dilansir dari Business Insider, Jumat (10/6), hasil analisa kemudian dibuat peringkat oleh Expert Market untuk mengetahui kota mana saja yang memiliki jam kerja di atas rata-rata. Kota-kota ini disebut sebagai 'rumah' bagi orang-orang penggila kerja.
Metode penilaian dihitung berdasarkan rata-rata para pekerja bekerja per minggunya. Menariknya, Indonesia masuk dalam peringkat 10 besar melalui ibu kota Jakarta. Pekerja di Jakarta rata-rata menghabiskan waktu 40,4 jam untuk bekerja dalam seminggunya.
-
Kapan jam kerja di Jakarta dibagi? Dimana jam kerja dibagi menjadi dua opsi, yakni pukul 08.00 WIB dan 10.00 WIB.
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Bagaimana jam ini bekerja? Cara kerja dari jam ini juga nantinya akan didukung oleh sinar matahari yang akan menggerakan mekanik. Sehingga, nantinya akan bergerak dengan menampilkan waktu dengan akurat.
-
Bagaimana orang Bekasi dipekerjakan? Para pekerja asal Jawa ini juga dibantu tenaga dari India yang dikerjasamai dengan pemerintah kolonial Inggris.
-
Siapa yang disebut workaholic? Workaholic adalah orang yang memiliki dorongan yang berlebihan dan kompulsif untuk bekerja.
-
Apa itu keperjakaan? Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
Beberapa kota besar yang terkenal sebagai pusat bisnis ternyata memiliki waktu kerja 'lebih ramah'. Sebagai contoh, pekerja London hanya menghabiskan 33,5 jam seminggu. Sementara, New York sebesar 35,5 jam seminggu.
Lalu kota manakah yang berada di peringkat 5 besar? Dimanakah posisi Indonesia? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
Hong Kong, China
Pekerja di Hong Kong menempati peringkat teratas sebagai pemilik waktu kerja terlama. Pekerja Hong Kong tercatat menghabiskan waktu 50,1 jam untuk bekerja dalam seminggu. Hong Hong memang dikenal sebagai rumah bagi perusahaan-perusahaan besar dunia. Para pekerja di Hong Kong bekerja lebih dari 27,4 persen rata-rata jam kerja dunia.
Mumbai, India
Pekerja di Mumbai menghabiskan waktu 43,8 jam untuk bekerja dalam seminggu. Mumbai dikenal sebagai kota super sibuk ke-2 dunia.Pekerja di Mumbai menghabiskan waktu rata-rata 2.276,6 jam di kantor dalam satu tahun.
Mexico City, Meksiko
Pekerja di Mexico City menghabiskan waktu 43,5 jam untuk bekerja dalam seminggu. Kota ini menjadi pemilik pekerja keras tertinggi di negara barat.Rata-rata pekerja di sana mendapatkan cuti sebanyak 17,3 hari dalam setahun. Sementara, pekerja menghabiskan waktu bekerja 16,3 persen lebih banyak dari rata-rata penduduk dunia.
New Delhi, India
New Delhi menjadi kota ke-2 di India yang masuk dalam peringkat. Pekerja di New Delhi rata-rata menghabiskan waktu 42,6 jam dalam seminggu untuk bekerja.Pekerja di sana rata-rata menghabiskan waktu bekerja 14,56 persen lebih lama dibanding penduduk dunia.
Bangkok, Thailand
Bangkok menjadi kota pertama yang masuk peringkat dari Asia Tenggara. Pekerja di Bangkok menghabiskan waktu 42,1 jam seminggu untuk bekerja.Di Asia, Bangkok menempati peringkat ke-4 sebagai kota dengan waktu kerja terlama. Pekerja di Bangkok hanya mendapatkan cuti rata-rata 9 hari dalam setahun.Sementara, Indonesia, menyumbang Jakarta sebagai kota dengan waktu kerja terlama. Pekerja di Jakarta rata-rata menghabiskan waktu 40,4 jam untuk bekerja. Jakarta menempati peringkat ke-9 dalam daftar.Pekerja Jakarta menghabiskan waktu kerja 9,99 persen lebih lama. Di Jakarta, jatah cuti yang diberikan berada di kisaran 12 hari dalam setahun.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data BPS pada 2023, rata-rata kepadatan penduduk di Jakarta mencapai 16.146 per km persegi. Sementara, Jakarta Pusat menjadi wilayah paling padat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari World Population Review, jumlah penduduk DKI Jakarta sudah mencapai 11,248,839 jiwa.
Baca SelengkapnyaJakarta menjadi kota dengan biaya hidup tertinggi pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPengangguran di jJakarta sudah mencapai 7 ribuan orang.
Baca SelengkapnyaBesaran upah pekerja di Jakarta masih tak sebanding dengan kenaikan laju inflasi.
Baca SelengkapnyaUMR Jakarta 2024 ditetapkan hanya sebesar Rp5.067.381. Artinya, masih terdapat selisih keuangan yang cukup tumpang antara pendapatan dan pengeluaran.
Baca SelengkapnyaSektor perdagangan besar dan eceran mampu menyerap hampir seperempat masyarakat Jakarta bekerja.
Baca SelengkapnyaPadahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, kualitas udara Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota dengan udara terkotor di dunia.
Baca SelengkapnyaGaji UMR DKI Jakarta saat ini sebesar lebih kurang Rp5 juta sudah cukup ideal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari per bulan.
Baca Selengkapnya7.649 Pekerja terkena Pemutusan Hubungan Kerja (KPK) di DKI Jakarta selama Juni 2024.
Baca Selengkapnya