Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Daging sapi dicampur celeng, pengusaha salahkan pemerintah Jokowi

Daging sapi dicampur celeng, pengusaha salahkan pemerintah Jokowi pedagang daging sapi di pasar senen. ©2013 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan gejolak harga daging sapi menjadi ancaman bagi pelaku usaha, khususnya yang bergerak dalam pengelolaan daging. Akibatnya, banyak pelaku usaha yang akhirnya berbuat kecurangan untuk mengantisipasi mahalnya daging sapi.

"Pelaku usaha adalah pihak yang terancam jika ketersediaan daging sapi tidak stabil. Makanya banyak yang pakai daging celeng. Yang disalahin siapa pasti pelaku usaha. Padahal yang harus disalahkan pemerintah kenapa tidak bisa mengontrol harga daging sapi," kata Sarman di kantor HIPMI, Jakarta, Rabu (24/2).

Dia mencatat, konsumsi daging sapi di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain, yakni hanya sebesar 2,61 juta ton per kapita per orang dalam setahun. Namun, harga yang dipatok untuk daging sapi di Indonesia lebih besar dari negara lain, yaitu bisa mencapai Rp 130 ribu per kilogram.

Menurut Sarman, hal ini lah yang harus diperhatikan oleh pemerintah, seperti dengan menjamin adanya ketersediaan daging sapi. Sebab selama ini pemerintah hanya mengandalkan sapi rakyat, bukan sapi ternak dari pengusaha.

Bahkan, kapal ternak yang disediakan pemerintah pun hanya bisa menekan biaya transportasi dan mempercepat pengiriman, bukan menekan harga daging sapi itu sendiri.

"Tahun ini pemerintah menyediakan 6.075 ton atau 3,9 juta ekor yang bersumber dari lokal dan impor. Impor hanya 600 ribu ekor tahun ini. Ditambah 8.000 ton daging beku. Namun yang dipertanyakan sapi siapa yang dipakai. Pemerintah harus ada evaluasi," tutupnya. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP