Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dahlan Iskan: Erick Thohir Cerdas Pilih Pelita Air Gantikan Garuda Indonesia

Dahlan Iskan: Erick Thohir Cerdas Pilih Pelita Air Gantikan Garuda Indonesia Dahlan Iskan. ©2013 Merdeka.com/M. Luthfi Rahman

Merdeka.com - Permasalahan yang melanda Garuda Indonesia terus menggema dan dikabarkan Pelita Air Service bakal masuk menggantikan peran penerbangan komersial. Menyinggung hal itu, mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan menyebut langkah Erick Thohir adalah hal tepat dan cerdas.

Dahlan menilai, Menteri BUMN Erick Thohir sebagai sosok cerdas dengan memilih Pelita Air Service sebagai pengganti Garuda Indonesia.

"Menteri BUMN memang cerdas: memilih Pelita sebagai pengganti Garuda Indonesia, kalau memang diperlukan, mungkin itu tidak perlu," tulisnya, mengutip disway.id, Senin (25/10).

Dahlan kemudian menyebutkan bahwa dengan menjadikan Pelita Air sebagai pengganti Garuda Indonesia persoalan manajemen akan menjadi lebih mudah karena tak memiliki beban masa lalu. "Saat ini Pelita masih sangat langsing, bisa cari pesawat yang lebih murah, bisa cari tenaga yang lebih selektif, asal penyakit lama Garuda tidak terulang di Pelita," kata Dahlan.

Namun yang jadi catatan bagi Dahlan adalah Pertamina menjadi punya anak perusahaan penerbangan besar yang tak ada dalam rencana. Artinya itu juga membawa risiko yang besar.

"Padahal Pertamina baru saja di reorganisasi. Tiba-tiba saja harus punya anak perusahaan skala besar, di luar rencana," tulisnya.

Pada awal tulisannya, Dahlan Iskan menyebut Garuda Indonesia akan baik-baik saja, dengan catatan Pertamina terus memberi bahan bakar.

Mencoba mengambil sudut pandang Pertamina, Dahlan coba membayangkan menjadi direksi Pertamina, ketika bawahan membuat laporan mengenai bahan bakar yang belum dibayar Garuda Indonesia sudah mencapai Rp 12 triliun.

"Bawahan anda juga sudah membuat memo: apakah pertamina akan terus mengirim BBM ke Garuda atau dihentikan?" tulisnya.

Dia mengatakan, sebagai direksi, pasti tak akan mau lagi mengirim bahan bakar ke Garuda Indonesia. Namun, Dahlan menilai pertamina terus berbaik hati. "Kalau bukan Pertamina tidak mungkin punya hati sebaik itu. Mana ada perusahaan mau memberi pinjaman sampai Rp 12 triliun," katanya.

Maka, dia memberikan kesimpulan bahwa nyawa Garuda Indonesia berada di tangan Pertamina yang memutuskan. Bukan pada perusahaan penyewa pesawat di Amerika atau Eropa.

Dahlan Iskan berandai, misal dalam waktu dekat pertamina mengambil keputusan tak lagi kirim bahan bakal ke Garuda Indonesia, hal itu bisa membuat maskapai itu tak lagi bisa beroperasi.

Dahlan mencoba memahami jalan pikiran Pertamina sebagai perusahaan. Pertanyaannya yakni mengapa pertamina tetap kirim bahan bakar ke Garuda, secara perusahaan, tulis Dahlan, itu tidak mungkin dan tidak masuk akal, bahkan melanggar semua prinsip di sebuah perusahaan.

Utang Garuda Indonesia

Dahlan kemudian menuliskan, dalam neraca keuangan, piutang Rp12 triliun itu masuk ke dalam laba. Tahun lalu Pertamina rugi, yang dipandang Dahlan sebagai suatu hal yang lucu sebagai sebuah perusahaan yang mengalami kerugian punya tagihan begitu besar.

"Tahun ini, di enam bulan pertama 2021, Pertamina sudah bisa laba Rp13 triliun, hebat sekali. Tapi apakah berarti Pertamina punya uang Rp13 triliun? Tidak. Dari laba Rp13 triliun itu yang Rp12 triliun masih nyangkut di Garuda," tuturnya.

Dahlan menyebut, dalam peraturan pajak sebenarnya juga melarang sebuah perusahaan memberi utang ke perusahaan lain seperti itu. Sementara pertamina bukan lembaga keuangan yang boleh memberi pinjaman.

Maka bila Rp12 triliun itu mewujud di dalam laba Pertamina, berarti pertamina juga harus membayar pajak penghasilannya. Dahlan berandai, kalau besaran pajak itu 30 persen, berarti Pertamina harus membayar pajak laba yang masih nyangkut sekitar Rp3 triliun.

"Betapa ruginya Pertamina di transaksinya dengan Garuda itu. Atau Pertamina menjual bahan bakar ke Garuda dengan harga lebih mahal, memasukkan risiko ke dalam harga?" tanya Dahlan.

"Tentu hanya Pertamina dan Garuda yang tahu. Tapi mengapa Pertamina terus mengirim bahan bakar ke Garuda? Dugaan saya, ada perintah dari pemegang saham, pemerintah," katanya.

Dahlan menyebut kalau dokumen perintah itu ada di tangan Pertamina, tentu itu baik bagi Pertamina. Misalkan, Garuda pada akhirnya ditutup. Berarti Garuda tidak bisa membayar utang Rp12 triliun itu. Pertamina mungkin bisa menggunakan dokumen perintah tersebut untuk menagih langsung ke pemerintah.

Dengan demikian, tentu Pertamina tidak harus menerima uang kontan. Bisa saja dalam bentuk potongan dividen. Artinya Pertamina dianggap sudah setor dividen senilai piutang yang ada dokumennya itu.

"Soal bahan bakar itulah, menurut pendapat saya, salah satu pertimbangan mengapa nama Pelita muncul sebagai calon pengganti Garuda. Pelita adalah anak perusahaan Pertamina. Pesawat yang dimilikinya kecil-kecil. Hanya untuk ke daerah-daerah penghasil minyak," katanya.

Berarti, Pelita Air akan mencari sewaan banyak pesawat, namun itu bisa dilakukan dengan pesawat yang sewanya tidak dititipi oleh kepentingan pencari komisi.

"Kalau pun kelak Pertamina terus mengirim bahan bakar ke Pelita, perhitungan akuntansinya lebih mudah. Piutang Pertamina ke Pelita akan bisa langsung diputuskan di RUPS sebagai tambahan setoran modal. Itu yang tidak mungkin dilakukan Pertamina terhadap Garuda," tulis Dahlan.

Reporter: Arief Rahman Hakim

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Erick Thohir akan Gabung Garuda, Citilink, dan Pelita Air, Ini Alasannya
Erick Thohir akan Gabung Garuda, Citilink, dan Pelita Air, Ini Alasannya

Baginya, efisiensi di tubuh BUMN terus menjadi agenda utama pada perusahaan-perusahaan milik negara yang ia pimpin.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Akhirnya Buka-bukaan Tujuan Merger Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air
Erick Thohir Akhirnya Buka-bukaan Tujuan Merger Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air

Saat ini, skema peleburan maskapai penerbangan masih akan terus dibahas dan menunggu beberapa masukan.

Baca Selengkapnya
Paham Visi Misi, Erick Thohir Diyakini Berpotensi Teruskan Program Pemerintahan Jokowi
Paham Visi Misi, Erick Thohir Diyakini Berpotensi Teruskan Program Pemerintahan Jokowi

Nama Erick Thohir masuk dalam bursa Cawapres di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Merger Citilink dan Pelita Air Buat Harga Tiket Pesawat Lebih Murah
Merger Citilink dan Pelita Air Buat Harga Tiket Pesawat Lebih Murah

Saat ditanya kapan proses merger Citilink dan Pelita Air rampung, Erick Thohir meminta bersabar.

Baca Selengkapnya
Profil Glenny Kairupan, Komisaris yang Baru Diangkat Jadi Komisaris Garuda Indonesia
Profil Glenny Kairupan, Komisaris yang Baru Diangkat Jadi Komisaris Garuda Indonesia

Glenny pernah bertugas di Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Bos RANS Dony Oskaria Jabat Wamen BUMN, PDIP di DPR Sebut Powernya Besar Dibanding Erick
VIDEO: Bos RANS Dony Oskaria Jabat Wamen BUMN, PDIP di DPR Sebut Powernya Besar Dibanding Erick

Terlebih hari ini Dony juga baru ditunjuk sebagai wakil komisari Garuda Indonesia

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Soal Bersih-Bersih BUMN: Masih Ada yang Bermasalah, Tunggu Tanggal Mainnya
Erick Thohir Soal Bersih-Bersih BUMN: Masih Ada yang Bermasalah, Tunggu Tanggal Mainnya

Erick Thohir mengapresiasi Kejaksaan Agung yang mau berkolaborasi untuk membongkar kasus besar di perusahaan BUMN.

Baca Selengkapnya
Zulhas soal Erick Thohir Cawapres Prabowo: Cak Imin Lebih Pantas
Zulhas soal Erick Thohir Cawapres Prabowo: Cak Imin Lebih Pantas

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menilai Menteri BUMN Erick Thohir merupakan sosok tepat untuk mendampingi Prabowo pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Prabowo Tunjuk Erick Thohir jadi Menteri BUMN, Eks Pemilik Klub Italia yang Sukses Naturalisasi Timnas Indonesia
Prabowo Tunjuk Erick Thohir jadi Menteri BUMN, Eks Pemilik Klub Italia yang Sukses Naturalisasi Timnas Indonesia

Presiden RI Prabowo Subianto menunjuk Erick Thohir kembali menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Buka Suara Soal Ahok Mundur dari Komisaris Utama Pertamina Demi Dukung Ganjar
Erick Thohir Buka Suara Soal Ahok Mundur dari Komisaris Utama Pertamina Demi Dukung Ganjar

Erick menilai keputusan Ahok mundur dari Komisaris Utama Pertamina mendukung Ganjar merupakan bentuk demokrasi.

Baca Selengkapnya
PAN: Erick Thohir Sosok Cawapres Paling Pas untuk Lanjutkan Kepemimpinan Jokowi
PAN: Erick Thohir Sosok Cawapres Paling Pas untuk Lanjutkan Kepemimpinan Jokowi

PAN menyebut, Erick Thohir merupakan figur yang pantas untuk didukung penuh maju sebagai cawapres.

Baca Selengkapnya
Angkasa Pura I dan II Merger, Menhub Budi: Bakal Dilirik Banyak Investor
Angkasa Pura I dan II Merger, Menhub Budi: Bakal Dilirik Banyak Investor

Kedua BUMN pengelola bandara itu resmi menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.

Baca Selengkapnya