Dahlan Iskan Kritik Keputusan Pemerintah Tetapkan 4 Perusahaan Pemegang Saham IBC
Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Periode 2011-2014, Dahlan Iskan mengkritisi keputusan pemerintah yang menetapkan empat perusahaan besar sebagai pemegang saham PT Indonesia Battery Corporation (IBC).
Menurutnya, dengan banyak perusahaan yang terlibat itu justru akan menyulitkan proses pengambilan keputusan oleh IBC terkait pembentukan industri baterai kendaraan listrik (EV battery) di Tanah Air.
"Pada awalnya saya mengira bahwa pemegang saham dari IBC itu Pertamina saja atau PLN saja. Tapi ternyata diputuskan sangat kompak empat perusahaan. Saya bisa membayangkan alangkah rumitnya pengambilan keputusannya," keluh Dahlan dalam acara diskusi panel virtual, Kamis (20/5).
-
Kenapa harga baterai mobil listrik mahal? Salah satu alasan utama mobil listrik mahal adalah harga baterainya yang tinggi.
-
Siapa yang terlibat di PT Industri Baterai Indonesia? MIND ID melalui ANTAM melakukan kolaborasi bersama PLN dan Pertamina dalam membentuk PT Industri Baterai Indonesia (IBC). Kemudian IBC bersama Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd., (CBL) telah menandatangani framework agreement mencakup kegiatan pertambangan bijih nikel hingga industri daur ulang baterai pada 14 April 2022 silam.
-
Bagaimana cara mobil listrik mempengaruhi jumlah pekerjaan? Pekerjaan yang berkaitan dengan pengelasan, pengolahan logam, serta manajemen bisnis dan administrasi diperkirakan akan berkurang seiring dengan meningkatnya penggunaan mobil listrik.
-
Bagaimana Pemprov Kaltim mendorong Perusda MBS untuk menerapkan bisnis kendaraan listrik? 'Saya mendorong ke depan, MBS mulai menggunakan kendaraan non fosil. Kendaraan itu bisa dipinjam atau disewakan,' ujarnya Akmal kepada wartawan.
-
Mengapa Toyota berhati-hati dalam kebijakan mobil listrik? Berdasarkan alasan ini, Toyota selalu berhati-hati dalam merumuskan kebijakan mengenai kendaraan listrik.
-
Kenapa permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik meningkat? 'Dengan komitmen global untuk mengurangi emisi dan mengadopsi kendaraan listrik, permintaan untuk baterai EV akan terus meningkat, yang pada gilirannya akan mendorong permintaan terhadap nikel,' ujar Toto.
Dahlan mengungkapkan, dengan bertenggernya empat perusahaan besar selaku pemegang saham di IBC maka proses pengambilan keputusan menjadi lebih rumit. Menyusul, harus terpenuhinya kesepakatan dari masing-masing pemegang saham.
"Sehingga, saya bisa memahami alangkah sulitnya nanti IBC mengambil keputusan teknologi apa yang bisa dipakai dan di produksi. Mengambil keputusan saja sulitnya bukan main, apalagi kalau lewat prosedur yang begitu panjang lewat (persetujuan) pemegang saham," sebutnya.
Padahal, kata Dahlan perkembangan teknologi untuk pembuatan baterai listrik sendiri terus mengalami perubahan dalam waktu yang sangat dekat. Dengan begitu, Indonesia dituntut juga cepat untuk mengambil keputusan saat ini.
"Jangan- jangan ketika pengambilan keputusannya itu panjang sekali, sehingga tidak relevan keputusan itu. Atau harus memperbaharui lagi proposalnya dan seterusnya," terangnya.
Oleh karena itu, Dahlan mengusulkan kepada pemerintah untuk mau memangkas jumlah perusahaan pemegang saham di IBC menjadi satu saja. Hal ini demi efisiensi dalam proses pengambilan keputusan.
"Sehingga saya meskipun sudah diputuskan empat perusahaan yang akan join di IBC, saya masih tetap berharap ada pemikiran ulang bahwa satu saja pemegang sahamnya. Terserah PLN atau Pertamina begitu. Agar sesuatu yang mengambil keputusan cepat dan strategis, sehingga tidak termakan oleh waktu proses pengambilan keputusannya," ungkapnya.
Keputusan Erick Thohir
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan peresmian pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC) sebagai basis pembentukan industri baterai kendaraan listrik (EV battery) di Tanah Air.
Perusahaan holding ini akan terdiri dari empat perusahaan BUMN, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum (MIND ID), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).
Erick mengatakan, pembentukan IBC ini jadi bukti kesuksesan rencana pemerintah selama satu tahun terakhir. Menurut dia, alam Indonesia juga diuntungkan lantaran banyak menyimpan nikel sebagai bahan dasar pembentukan EV battery.
"Alhamdulillah yang sudah kita jalankan sama-sama, kita mau, kompak, ini bisa terbukti. Apalagi kita dikasih anugerah kekayaan nikel hampir 24 persen dunia," kata Erick Thohir dalam sesi teleconference, Jumat (26/3).
Erick Thohir menyatakan, kehadiran EV battery juga nantinya akan membuat Indonesia lebih bersahabat dengan ekonomi ramah lingkungan (green economy).
Pembentukan Indonesia Battery Corporation ini juga disebutnya sebagai bukti bahwa pemerintah yang tidak ingin terlambat lagi jadi pemain dunia dalam suatu bidang.
"Alhamdulillah kita manfaatkan momentum sangat penting, inovasi EV battery berbasis nikel, kita ambil langkah cukup berani, tak mau kalah sama RTT (Republik Rakyat Tiongkok), Amerika Serikat (AS), Korea. Kita bisa jadi pemain global," tuturnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reynaldy Istanto, Direktur Hubungan Kelembagaan IBC, ASEAN memiliki potensi besar dalam pasokan bahan baku baterai
Baca SelengkapnyaTantangan terbesar pengembangan kendaraan listrik terkait dengan infrastruktur pengisian daya yang masih sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaIndonesia tercatat memiliki 6,2 juta pengguna kendaraan listrik roda dua dan 1 juta pengguna kendaraan listrik roda empat, menambah keunggulan kompetitif.
Baca SelengkapnyaProgram hilirisasi ini merupakan kebijakan strategis jangka panjang yang pemerintah Indonesia telah lakukan.
Baca SelengkapnyaTantangan terbesar pengembangan kendaraan listrik terkait dengan infrastruktur pengisian daya yang masih sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaLangkah penyelamatan 4 perusahaan ini tergantung separah apa kondisinya.
Baca SelengkapnyaPro dan kontra terkait insentif mobil hybrid tak berhenti. Ini komentar Hyundai!
Baca Selengkapnya7 BUMN Karya Bakal Dilebur jadi 3 Kluster Perusahaan, Ini Sederet Hal Harus Diperhatikan
Baca SelengkapnyaAdopsi kendaraan listrik di Indonesia membutuhkan dukungan pembangunan ekosistemnya termasuk kebijakan yang berpihak dan fasilitas catu daya baterainya.
Baca SelengkapnyaMenteri BUMN Erick Thohir menyatakan kesiapan perusahaan pelat merah untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaSaat ini, masing-masing perusahaan mobil listrik tersebut tengah melakukan kajian lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaKebijakan hilirisasi di Indonesia tetap menarik bagi investor asing.
Baca Selengkapnya