Dahlan Iskan nilai pertumbuhan ekonomi tahun ini sangat buruk
Merdeka.com - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada kuartal III-2015 sebesar 4,7 persen merupakan hal yang paling buruk. Buruknya ekonomi Indonesia tersebut, kata dia, sudah terlihat sejak awal 2015.
"Awal tahun lalu, kalangan pebisnis sangat bagus ekonomi cukup terlalu besar untuk jatuh, bahkan memberikan harapan presidennya lebih bagus, tapi memasuki 2015 buruk, buruk, buruk dan bahkan buruk sekali dan akhir tahun ini parah sekali," ujar Dahlan di Jakarta, Rabu (16/12).
Menurut dia, ekspektasi masyarakat sejak dilantiknya Presiden Jokowi sangat besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kendati pertumbuhan ekonomi melambat, Dahlan mengatakan pertumbuhan perusahaan nasional meningkat.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Kenapa angka DBD di Indonesia terus meningkat? Demam berdarah dengue terus menjadi beban serius di Indonesia. Setiap tahun, ribuan kasus dilaporkan di seluruh negeri, menyebabkan beban yang signifikan pada sistem kesehatan.
-
Kapan masalah pencemaran air mulai sering dijumpai di Indonesia? Pencemaran air merupakan isu lingkungan yang sering dihadapi di Indonesia, terutama di perkotaan dan wilayah industri.
-
Kenapa Indonesia sering alami bencana alam? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk.
"Memang bagi kita pertumbuhan tahun depan tidak lebih baik artinya 4,7 persen tapi itu sudah sangat baik, kalangan bisnis 4,7 persen adalah rata-rata artinya perusahaan pertumbuhan nasional artinya bisa tumbuh 4,7 persen, tapi kan itu rata-rata ada (perusahaan) yang tumbuh minus, 5 persen atau 10 persen, mau jadi perusahaan tumbuh di atas rata-rata atau bawah atau minus, tapi kan rata-rata bagus, perusahaan kita bisa tumbuh 10 persen maka secara nasional kita bisa tumbuh tinggi lagi," jelas dia.
Untuk itu, Dahlan berharap pertumbuhan ekonomi pada tahun depan dapat lebih baik dari tahun ini.
"Tetapi bisa bersyukur dan bisa ditahan, jadi 4,7 persen itu Alhamdulillah jangan terlalu anggap hancur-hancuran. Setidak-tidaknya tahun depan tidak akan lebih buruh dari 2015, artinya kan sama. Ini sudah dibilang titik terendah," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta publik memeriksa betul apa penyebab dari deflasi tersebut.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu memberikan bantuan bagi kelas menengah untuk mendorong daya beli kelompok masyarakat itu kembali bangkit.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak beranjak dari angka 5 persenan.
Baca SelengkapnyaKenaikan inflasi pada sektor transportasi turut memperburuk daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaMacetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.
Baca SelengkapnyaMenurut pemerintah, deflasi saat ini dipengaruhi oleh penurunan permintaan pasar global akibat konflik internasional.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaDeflasi pada periode 1999 terjadi selama tujuh bulan berturut-turut. Dalam catatannya, deflasi terjadi pada Maret hingga September.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca Selengkapnya