Dahlan: Kelas menengah bikin sengsara rakyat miskin Indonesia
Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengakui kelas menengah Indonesia terus tumbuh cepat di mana jumlahnya disebut mencapai 100 juta jiwa. Bahkan, kondisi ini mengancam perhatian pemerintah pada rakyat miskin bakal terabaikan.
Menurut Dahlan, gap antara rakyat miskin dan kaya maupun kelas menengah sangat tinggi. Hal ini terjadi karena masyarakat kelas menengah mempunyai suara yang lantang dan selalu menghantam pemerintah agar selalu mencukupi keinginan mereka.
"Kelas menengah ini vokalnya bukan main. Apa saja diomongkan lewat twitter, radio. Bahayanya presiden dan pemerintah pusat kalau terlalu mendengar kelas menengah bahaya buat golongan miskin. Tidak mendengar bisingnya bukan main. Pemerintah akhirnya nurut. Mana tahan dihantam lewat talk show di TV, radio, dan twitter. Bahaya golongan miskin, alokasi anggaran habis untuk kelas menengah," ucap Dahlan dalam peluncuran buku 'The Next One Biografi Dahlan Iskan' di Jakarta, Senin (31/3) malam.
-
Apa target Andika Perkasa untuk kemiskinan di Jateng? ‘Kami menargetkan dalam lima tahun ke depan ini angka kemiskinan Jateng harus di bawah (nasional, red.) jauh dan angka pengangguran pun harus menurun. Nanti saatnya debat akan kami umumkan berapa angkanya (target penurunan, red.),’ katanya di sela ‘Silaturahmi Ikatan Keluarga Minang’, di Semarang dikutip dari Antara, Rabu (10/10).
-
Siapa yang terdampak kesenjangan? Dampaknya dapat dirasakan oleh individu dan kelompok yang kurang beruntung, seperti penurunan kualitas hidup, ketidakadilan, perasaan terpinggirkan, dan kesulitan untuk meraih kesempatan yang sama dengan kelompok yang lebih beruntung.
-
Apa yang menjadi fokus utama penanganan kemiskinan di Banyuwangi? 'Kemiskinan ekstrem di Banyuwangi sudah bagus berada di angka 0,43 persen. Ini lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar 1,12 persen,' kata Menko, didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat meninjau pemberian Bantuan Cadangan Pangan di Kantor Desa Sukojati, Kecamatan Blimbingsari, Jumat (8/4).
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Siapa yang terkena dampak kemiskinan pada otak? Dalam studi yang sudah dipublikasikan di JNeurosci, dilibatkan 751 individu berusia antara 50 dan 91 tahun, ditemukan bahwa mereka yang tinggal dalam kemiskinan menunjukkan lebih banyak tanda-tanda penuaan pada white matter otak mereka dalam pemindaian MRI, serta mendapat skor lebih rendah dalam tes kognitif dibandingkan dengan mereka yang tinggal di rumah tangga yang lebih makmur.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
Dahlan mencontohkan saat ini anggaran pemerintah pusat banyak habis untuk mencukupi kebutuhan masyarakat kelas menengah. Mereka selalu menuntut kenyamanan dan mempunyai suara lantang tanpa memikirkan rakyat miskin yang juga masih banyak.
"Misalnya tekanan penumpang KRL sehingga akan dibangun KRL jalur melayang dengan anggaran bertriliun triliun ke situ dan kita lupa daerah terpencil, pertanian. Vokalnya bukan main. Petani dan orang miskin tidak bisa sampaikan keinginannya karena tidak mempunyai vokal," tegasnya.
Padahal, menurut Dahlan saat ini masih banyak orang miskin Indonesia yang masih tersebar. Orang miskin masih ada di desa, pinggiran pantai, pinggiran kota bahkan di tengah kota.
"Pertanian seharusnya harus naik seperti naik lift, tidak naik tangga. Seharusnya tidak menutupi keinginan masyarakat yang maju tapi harus ada peningkatan produksi pertanian," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah kelas menengah ini turun menjadi kelompok menuju ke kelas menengah
Baca SelengkapnyaSebenarnya anggaran perlindungan sosial juga dialokasikan untuk subsidi dan kompensasi yang dinikmati hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia harus banyak belajar dari pengalaman negara lain dalam menengani permasalahan kelas menengah.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaDia menilai, saat ini, inflasi pangan masih terlampau tinggi yang berpotensi untuk menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaMensos Risma ditanya Komisi VIII DPR cara menangani fenomena masyarakat kelas menengah yang rentan mengalami turun kelas
Baca SelengkapnyaMenko Perekonomian membahas mengenai daya beli kelas menengah yang menurun dan berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaJumlah kelas menengah di Indonesia pada tahun 2023 tercatat 52 juta jiwa atau 18,8 persen dari total penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnggota Banggar DPR, Muhammad Nasir Djamil menyinggung, soal kemiskinan di Indonesia
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaKlasifikasi pendapatan, membuat masyarakat Malaysia khawatir dengan kebijakan pemerintah.
Baca Selengkapnya