Dahlan: Lebaran diundur gara-gara harga daging mahal

Merdeka.com - Harga daging sapi di Indonesia masih menjadi pembahasan yang menarik di masyarakat. Harga daging sapi melonjak hingga hingga mendekati Rp 100.000 per kilogram. Sangat jauh jika dibandingkan harga daging sapi di Australia yang ternyata hanya Rp 20.000 per kilogram.

Untuk menurunkan harga daging sapi menjelang lebaran, pemerintah menginstruksikan Bulog untuk mengimpor daging. Campur tangan Bulog diharapkan bisa menstabilkan harga daging minimal di kisaran Rp 75.000 per kilogram sebelum Idul Fitri.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengakui, hingga saat ini Bulog belum juga mengantongi izin dari Kementerian Perdagangan. Rencana Bulog untuk menstabilkan harga daging jelang lebaran seakan sirna dan tidak mungkin. Dahlan pun berkelakar, jika harga daging masih sangat tinggi, Lebaran bakal tertunda.

"Belum keluar suratnya. Bukannya Lebarannya diundur ya. Lebaran diundur gara gara daging," ucap Dahlan sambil tersenyum di Gedung Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (19/6).

Pernyataan Dahlan tersebut mengindikasikan Bulog tidak akan bisa menstabilkan harga daging dengan operasi pasarnya. Bulog harus mempersiapkan infrastruktur dan melakukan importasi daging.

Dahlan sempat menginstruksikan Bulog untuk mengurus sendiri dengan pengusaha sapi di Australia dan Selandia Baru. Bulog hanya diberi izin mengimpor 5.000 ton daging sapi. Setelah itu Bulog tidak diperkenankan mengimpor lagi. Namun Dahlan meminta agar Bulog diizinkan terus mengimpor agar tidak mengalami kerugian.

Tingginya harga daging juga diakui ketua asosiasi pasar seluruh Indonesia Ngadiran. Dia menyebutkan, harga daging sapi yang sempat menyentuh level tertinggi beberapa waktu lalu, tidak kunjung turun. "Harga daging sapi masih mahal, masih di atas Rp 90.000 per kilogram. Masa negara agraris harga daging sapi termahal di dunia," katanya.