Dalam 15 tahun, Bank Dunia nilai ketimpangan ekonomi RI kian lebar

Merdeka.com - Bank Dunia menyebut ketimpangan ekonomi Indonesia terus melebar dalam 15 tahun terakhir. Terlihat dari koefisien gini saat ini mencapai 0,41 dari sebelumnya 0,30 pada 2000.
Ketimpangan itu lebih tinggi ketimbang negara lain, khususnya Asia Timur.
"Meskipun pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di Indonesia mengesankan, kesetaraan dalam pertumbuhan lebih sulit tercapai. Kalangan mampu maju lebih cepat dari mayoritas masyarakat," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo Chaves, Jakarta, Selasa (8/12).
Pelebaran ketimpangan, kata Rodrigo, berpotensi menimbulkan konflik sosial dan perlambatan ekonomi Indonesia.
Di sisi lain, Indonesia menargetkan penurunan koefisien gini menjadi sebesar 0,36 pada 2019. Untuk itu, pemerintah dinilai perlu belajar dari kesuksesan Brazil membuat kebijakan yang bisa menekan kesenjangan ekonomi.
"Indonesia bisa membuat kebijakan fokus untuk mengatasi ketimpangan kesempatan berusaha, ketimpangan pasar tenaga kerja, distribusi kekayaan tak merata, dan ketimpangan ketahanan menghadapi guncangan."
Ekonom Senior Bank Dunia Vivi Alatas menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir paling banyak dinikmati 20 persen orang kaya Tanah Air.
"Ketimpangan yang tidak ditanggapi dan dibiarkan berkembang dapat menimbulkan akibat serius. Yakni, pertumbuhan ekonomi dan pengetasan kemiskinan yang lebih lambat serta peningkatan resiko konflik," katanya.
Untuk itu, pemerintah dinilai perlu menjalankan terobosan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin.
"Indonesia dapat menyediakan pelatihan keterampilan bagi pekerja informal, agar mereka tidak terperangkap dalam pekerjaan upah rendah tanpa peluang mobilitas."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya