Dalam satu bulan, Rp 6 triliun mengalir ke stasiun TV
Merdeka.com - Iklan dan perusahaan media tidak bisa dipisahkan. Bagi perusahaan, mempromosikan produk barang dan jasa di perusahaan media menjadi strategi merebut pasar. Sementara bagi perusahaan media, pendapatan dari iklan menjadi denyut nadi.
PT Sigi Kaca Pariwara telah melakukan survei di seluruh televisi nasional dan program-programnya. Salah satu hasilnya, dalam satu bulan (Mei 2015), total belanja iklan di seluruh televisi mencapai Rp 6,494 triliun. Survei juga memotret produk iklan terbanyak dan perusahaan yang paling rajin beriklan di televisi.
"Dengan AdsTensity para pemilik brand dalam berbelanja, akan bisa mengukur ROI secara lebih bagus, dengan membandingkan nilai investasi dengan rating yang dihasilkan selama ini," kata Direktur Sigi Kaca Pariwara, Sapto Anggoro.
-
Apa yang dipromosikan dalam iklan? Dalam peluncuran iklan video musik terbarunya ini, Sido Muncul turut mengundang para penari yang menarikan Tarian Kabasaran khas Minahasa.
-
Di mana kata-kata promosi biasa digunakan? Promosi pun biasanya juga dapat berlaku pada barang berharga tinggi.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Bagaimana iklan makanan menarik konsumen? Kata-kata promosi makanan harus diperhatikan. Sebab promosi merupakan salah satu cara efektif untuk menarik para pelanggan ataupun konsumen, khususnya bagi Anda yang memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis menjual produk makanan.
-
Apa keuntungan utama iklan konvensional? Keunggulan utama iklan konvensional adalah jangkauannya yang sangat luas.
-
Di mana produk-produk itu dijual? Sebuah studi baru mengungkapkan adanya ratusan produk kosmetik yang mengandung bahan terlarang. Pada hari Rabu, European Chemicals Agency (ECHA) merilis temuannya setelah menyelidiki hampir 4.500 produk kosmetik di 13 negara Eropa.
PT. Sigi Kaca Pariwara yang berfokus di data riset komersial iklan komersial. Riset yang dilakukan setiap saat, terhadap iklan tv komersial (TVC) yang memakai frekuensi publik (free to air). Dari seluruh iklan tersebut dicatat volumenya dan harganya sesuai dengan yang dipublikasikan (publish rate). Sehingga nilai yang ada adalah brutto karena tidak diketahui diskon yang hanya terlibat antara brand dan pemilik station. Kecuali itu juga tidak termasuk iklan tv dalam bentuk running text, superimpose, atau blocking time.
merdeka.com mencatat fakta-fakta yang terangkum dari survei tersebut.
Djarum paling besar iklan di TV
Pada bulan Mei lalu, perusahaan rokok Djarum menjadi perusahaan (brand) terbesar dalam belanja iklan TV lokal terestrial nasional. Sedikitnya, di 13 televisi nasional Djarum menghabiskan dana sekitar Rp 272,924 miliar sepanjang Mei 2015. Sedangkan Traveloka memasang TVC paling sering di antara seluruh brand yang beriklan.
Djarum dan Djarum Super Mild menduduki dua besar di antara 10 besar pembelanja iklan. Secara keseluruhan Djarum mengeluarkan dana sekitar 4,19 persen dari total belanja iklan.
Naiknya Djarum di posisi spending terbesar ini menggantikan Sampoerna yang pada kuartal pertama (Januari-Maret) mendominasi spending iklan TV sekitar Rp 223 miliar (untuk 3 bulan).
Selain Djarum, pembelanja kedua adalah Pondâs dari Unilever sebesar Rp 97,174 miliar, sedangkan nomor 4 dan 5 Marjan Rp 82,34 M dan Marjan Coco Pandan Rp 77,18 M, baru diikuti Traveloka sebesar Rp 77,18 M. Diperkirakan bulan depan Marjan dan beberapa perusahaan/brand makanan akan naik signifikan karena bersamaan dengan bulan Ramadan.
Traveloka, paling banyak tayang di TV
Meski Djarum mengeluarkan biaya paling tinggi, namun jumlah TVC yang paling banyak tayang justru Traveloka, perusahaan e-commerce untuk pemesanan tiket pesawat dan hotel lokal. Total TVC yang ditayangkan Traveloka, sebanyak 5.345 kali. Atau rata-rata per hari 172,419 TVC atau 7,18 kali per jam.
Ada dua tayangan andalan Traveloka yakni video orang yang tergesa-gesa cari tiket ngejar pesawat, dan video cewek bouncy jumping dan mendarat di kasur kamar hotel yang empuk. Kedua TVC ini sama-sama jualan download aplikasi (Apps) mobile Traveloka.Â
Yang menjadi pertanyaan, dengan jumlah TVC yang banyak tapi tidak bisa mengalahkan Djarum dalam belanjanya, karena kedua TVC Traveloka tersebut durasinya hanya 15 detik, sedangkan Djarum mayoritas 30 detik. Secara budget, Traveloka kurang dari 1/3 total belanja Djarum, sekitar Rp 77,18 Miliar.Â
RCTI, televisi penerima iklan terbesar
Untuk penerima iklan terbesar masih dikuasai RCTI dengan pendapatan Rp 932,217 miliar. Urutan kedua SCTV dengan total Rp 898,34 miliar, ketiga Indosiar sebesar Rp 777,12 miliar.
Selanjutnya, Trans Tv dan Trans 7 yang menjadi penerima iklan. Antv dan Tv One pun menjadi salah satu penerima iklan terbesar di bawah Transcorp.
MNC Grup, penguasa pangsa iklan televisi
Secara total pendapatan MNC Grup milik Hary Tanoesoedibjo memperoleh pendapatan sebesar Rp 2,234 triliun. MNC grup atau menguasai pangsa pasar 34,4 persen dari total seluruh grup televisi. Angka ini sumbangan dari RCTI, Global TV, dan MNC TV.
Sementara Emtek Grup melalui SCTV dan Indosiar menguasai pangsa pasar kedua dengan 25,8 persen atau total Rp 1,675 triliun. Grup konglomerasi Bakrie dengan ANTV dan TV-One mendapatkan share iklan 16,22 persen senilai Rp 1,053 triliun.Â
Sedangkan, Trans Corp melalui Trans7 dan TransTV mendulang 15,1 persen. Tahun ini Trans Corp tidak sekemilau seperti tahun 2013 yang berjaya sampai sempat menguasai 40 persen pendapatan iklan.
SCTV, stasiun televisi yang banyak diminati
Walau di peringkat kedua, acara-acara SCTV dan Indosiar dari grup Emtek mendominasi program siaran yang paling diminati. SCTV Sinetron dan Konser Final Dacademy adalah dua mata acara paling hot.
SCTV Sinetron dapat iklan sebesar Rp 368,439 miliar (8.811 TVC) di urutan pertama, sedang Konser Final D Academy mendapat Rp 257,552 miliar (5.131 TVC), sedang di tempat ketiga Layar Drama Indonesia (RCTI) dengan pendapatan Rp 257,447 miliar (6.072 kali tayang TVC).
Posisinya mepet sekali antara acara D Academy (Dangdut Academy) dengan Layar Drama, kalau dilihat dari jumlah tayangan TVC maka harga di RCTI lebih murah dibanding D Academy. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak perusahaan yang masih mengandalkan TV sebagai media iklan.
Baca SelengkapnyaIni berdasarkan hasil survei Telkomsel Enterprise terhadap warga Indonesia jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaIklan masih menjadi sumber pendapatan terbesar dari media sosial.
Baca SelengkapnyaTransaksi pejudi online di e-wallet paling rendah Rp100.000.
Baca SelengkapnyaRamadan kali ini banyak dari konsumen yang begitu cermat. Mereka menginginkan mencoba brand baru.
Baca SelengkapnyaIklan ini menjadi fenomenal lantaran bagaimana proses kreatif zaman dulu sebelum ada drone.
Baca SelengkapnyaDengan memanfaatkan AI di tahun 2024, dalam setiap penjualan berpotensi menghasilkan transaksi sebesar USD350 juta.
Baca SelengkapnyaPendapatan utama berasal dari bioskop yang memberikan kontribusi sekitar 60,2 persen.
Baca SelengkapnyaKerugian Rp9,1 Triliun Hingga PHK Massal Membayangi Industri Media Jika Iklan Rokok Dilarang
Baca SelengkapnyaPasangan calon nomor urut 02 sudah diketahui publik memiliki pendanaan cukup besar selama melakukan kampanye.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan asal muasal videotron menjadi media iklan luar ruangan.
Baca SelengkapnyaUntuk pengeluaran komoditas non makanan mencakup perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, pakaian, alas kaki, dan tutup kepala.
Baca Selengkapnya