Dampak Corona, Pertumbuhan Ekonomi Jabar Triwulan I Merosot Tajam
Merdeka.com - Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan pertama tahun 2020 menyusut tajam, di bandingkan dengan raihan pada periode yang sama tahun lalu. Ini berpengaruh pada daya beli masyarakat beserta komponen di berbagai sektor perekonomian.
Kondisi ini merupakan akumulasi dampak dari keberadaan virus corona yang terjadi awal tahun hingga ditetapkan sebagai pandemi. Pengaruhnya pun multidimensi hingga ke tataran sosial.
"Pertumbuhan (ekonomi) Jabar kalau biasanya di atas 5 persen atau di atas nasional. Kemarin, triwulan I 2020 angka pertumbuhan ekonomi jabar 2,73 persen, sementara nasional 2,97 persen. Artinya, penyusutannya lumayan dalam dari sisi pertumbuhan ekonomi. Ini akan berpengaruh pada income, daya beli masyarakat, dan termasuk dunia usaha," kata Direktur Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW BI Jabar Pribadi Santoso saat konferensi pers, Jumat (15/5).
-
Apa dampak dari kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali. Dalam dua bulan terakhir, mereka kesulitan air bersih.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
-
Apa yang terjadi akibat dampak kemarau di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Dari sisi inflasi, angka terakhir pada April, Jabar tercatat berada di angka 3,77 persen, sementara nasional 2,67 persen. Raihan tersebut merupakan pekerjaan yang harus diselesaikan. Meski saat ini komponen pertumbuhan perekonomian, seperti dunia usaha mengalami pelemahan. Penurunan pun terjadi di sektor konsumsi hingga ekspor.
Konsumsi tercatat hanya tumbuh 3,04 persen, investasi tumbuh 0,71 persen, padahal biasanya berada di angka belasan atau positif. Sementara ekspor tumbuh negatif -2,5 persen. Impor juga tumbuh minus karena ada penghentian operasi atau penundaan, angkanya di -4,89 persen.
Dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan melambat 1,58 persen, perdagangan 0,15 persen, pertanian tumbuh negatif, karena ada pergeseran musim tanam yang biasanya terjadi di triwulan I menjadi pertengahan triwulan II.
Sejumlah kebijakan harus dilakukan untuk setidaknya memperbaiki atau tetap menjaga perekonomian tetap berjalan di tengah pandemi. Ia menyebut ada empat program yang menjadi dasar.
Yang pertama menjaga daya beli masyarakat terutama yang kurang mampu, melalui bantuan sosial. Upaya ini sudah berjalan baik dari pemerintah maupun perusahaan, hingga perbankan ikut berpartisipasi.
Kedua, adalah menjaga keberlangsungan aktivitas ekonomi meskipun di tengah physical distancing. Pihaknya sudah bekerja sama dengan fintech untuk mengalihkan penjualan dengan sistem daring (online). Metode ini membuat masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhannya, penjual tetap bisa menjalankan bisnisnya.
"Tapi kami sadari bahwa sistem online ini (tumbuh efektif) di kota besar saja. Di pelosok gimana? Kami meng-nonline-kan pasar tradisional. Contohnya ada pasar di Tasikmalaya. Aktivitas ekonomi berjalan dengan higienis, revitalisasi juga bagus, seperti pengadaan wastafel dan lain-lain. Intinya kegiatan yang sifatnya strategis dan esensial berjalan dengan baik," ucap dia.
Yang ketiga, pihaknya menjaga ketersediaan uang kartal yang higienis. Uang yang dari ATM dan kasir perbankan sudah dikarantina sebelum diedarkan ke masyarakat. Hal ini diakui sempat berimbas pada kas perbankan agak banyak karena harus numpuk uang.
Yang terakhir, saat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir atau dilonggarkan, industri yang sempat tutup bisa beroperasi dengan lancar, terutama sektor UMKM.
"Covid ini kapan enggak tahu berhenti, sementara situasi globalnya belum menentu, yang akan mengambil posisi lead jangka pendek mungkin UMKM, ini yang harus dipastikan setelah PSBB dibuka, UMKM bisa langsung bergerak," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaJumlah kelas menengah ini turun menjadi kelompok menuju ke kelas menengah
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaSituasi ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaHal itu terlihat dari data Badan Pusat Statistik Jateng yang dirilis pada 17 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaSementara, pertumbuhan ekonomi Jateng pada triwulan II tahun 2023 ini juga lebih baik dari triwulan sebelumnya.
Baca Selengkapnya