Dampak Ekonomi Indonesia Saat Harus Hidup Berdampingan dengan Covid-19
Merdeka.com - Upaya pemerintah membuat peta jalan jangka panjang untuk mengantisipasi skenario terburuk Covid-19 dinilai sudah tepat. Sebab, ancaman virus asal China tersebut tentu akan berdampak besar bagi perekonomian Indonesia.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, dampak dari penularan Covid-19 yang berkepanjangan tentu akan mengubah banyak hal. Pertama pertumbuhan ekonomi mungkin saja bisa positif, tapi dengan angka yang lebih rendah.
Menurutnya, butuh waktu lebih lama kembali ke pertumbuhan sebelum adanya Covid-19. Misalnya pada 2019 ekonomi secara satu tahun penuh tumbuh 5,02 persen. Oleh karenanya bisa tumbuh hingga 2022 mencapai 2 persen sampai 4 persen saja bagus.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
"Artinya Indonesia jadi lebih lama kembali ke posisi negara berpendapatan menengah ke atas," kata dia kepada merdeka.com, Selasa (10/8).
Bima melanjutkan, dampak dari pandemi Covid-19 berkepanjangan juga mempengaruhi terjadinya perubahan perekonomian. Di mana sektor jasa digital akan semakin meningkat pesat, dan memunculkan unicorn-unicorn baru.
Tapi di sisi lain kinerja industri manufaktur yang memproduksi barang akan rendah. Hal ini terlihat dari porsi manufaktur terhadap PDB merosot di kisaran 19 persen.
Dengan kondisi tersebut, maka Indonesia diperkirakan akan mengalami Secular Stagnation atau pertumbuhan rendah dengan tingkat inflasi yang rendah. Ini terjadi karena sisi permintaan tidak bergerak signifikan.
"Solusinya pertama dengan kenaikan anggaran signifikan untuk fasilitas kesehatan. Kemudian perlu ada penyesuaian model ekonomi, pemerintah siapkan ekosistemnya mulai dari jaringan internet yang lebih cepat, inklusivitas internet ke daerah terpencil, sampai regulasi untuk mendorong produk lokal di marketplace," tandas dia.
Hidup Berdampingan dengan Covid-19
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bahwa virus corona kemungkinan akan hidup cukup lama dengan masyarakat Indonesia. Maka dari itu, pemerintah akan menyusun roadmap untuk mengatur aktivitas masyarakat karena hidup berdampingan dengan Covid-19.
"Ke depannya mungkin besar bahwa virus ini akan hidup cukup lama bersama kita. Jadi arahan Presiden kita harus miliki roadmap gimana kalau ke depannya virus ini hilang butuh waktu sampai tahunan," katanya saat jumpa pers virtual, Senin (9/8).
Menkes Budi menambahkan, pemerintah ingin aktivitas masyarakat dan ekonomi tetap bisa berjalan dengan kondisi yang lebih aman. Maka, pemerintah akan segera membuat pilot project yang mengatur secara digital penerapan-penerapan protokol kesehatan di 6 aktivitas utama.
"Perdagangan modern seperti mal, departemen store, perdagangan tradisional seperti pasar basah atau toko kelontong, kantor dan kawasan industri, transportasi baik darat laut udara, pariwisata hotel resto event, keagamaan, pendidikan," terangnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan suku bunga AS umumnya digunakan untuk merangsang ekonomi ketika ada ancaman resesi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak mencapai target pemerintah karena dipengaruhi gejolak ekonomi global.
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya