Dampak kasus ijazah palsu, pengusaha tak lirik lulusan Indonesia
Merdeka.com - Publik tengah dihebohkan dengan terkuaknya kasus ijazah palsu yang menyeret sejumlah nama mulai dari anggota DPR sampai pejabat negara. Nama salah satu menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK pun dituding mendapatkan gelar dari ijazah palsu.
Kasus ini bisa menurunkan tingkat kepercayaan dari dunia usaha terhadap lulusan Indonesia. Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto menilai, adanya ijazah palsu membuat citra pendidikan Indonesia semakin tercoreng. Karena pada akhirnya industri atau pengusaha bisa tidak melirik lulusan dari Indonesia.
"Ini sangat memprihatinkan, situasi yang terakhir ini. Saya kira memang harus ada upaya penertiban, kalau tidak ini akan mencederai ya persepsi daripada ijazah yang dimiliki dari perguruan tinggi di Indonesia," ungkapnya di kantornya, kawasan Jakarta Selatan, Kamis (4/6).
-
Mengapa Ganjar Pranowo melarang penahanan ijazah? Ganjar mengatakan tidak ada istilah tunggakan pembayaran pada sekolah yang dikelola pemerintah. “Kalau di negeri kita pastikan kalau tertahan besok pagi keluar. Bukan hanya di sekolah negeri, Gubernur Jawa Tengah dua periode itu juga akan melakukan negosiasi jika penahanan ijazah dilakukan pihak sekolah swasta.
-
Apa saja yang lebih penting dari gelar? Ada banyak kandidat cemerlang yang tidak memiliki gelar sarjana, namun berhasil naik pangkat dan unggul dalam profesi mereka; sementara para pemberi kerja juga menyadari bahwa ada banyak lulusan yang sayangnya harus dipecat setelah beberapa bulan bekerja, karena kurangnya keterampilan interpersonal, pola pikir berkembang, dan etos kerja.
-
Apa arti dari kata "kajian"? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengkaji artinya belajar, mempelajari, memeriksa, memikirkan, menguji, atau menelaah.
-
Bagaimana cara menuntut ilmu agar bermanfaat? Menuntut ilmu di waktu kecil bagaikan mengukir aksara di atas batu.
-
Apa yang dimaksud dengan gelar sarjana? Gelar akademik ini diberikan kepada lulusan pendidikan akademik bidang studi tertentu dari suatu perguruan tinggi atau universitas. Sehingga, tidak semua orang dapat memperoleh atau menggunakan gelar sarjana ini.
-
Apa yang lebih penting dari sekadar belajar di sekolah? Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Namun, juga soal memperluas pengetahuan juga menyerap ilmu kehidupan
Dia mengharapkan, pemerintah serius menindaklanjuti kasus ini. Caranya dengan pencegahan dan penindakan secara tegas terhadap pelaku praktik curangan ini. Sehingga oknum-oknum yang melakukannya dapat menerima efek jera.
Terlepas dari itu, Suryo melihat perlunya mengubah paradigma di masyarakat. Ijazah dan gelar jangan lagi jadi acuan, melainkan ilmu dan wawasan yang perlu dikejar.
"Saya sedih kadang-kadang, karena yang dikejar itu hanya ijazah daripada kemampuan dari seseorang. Saya pikir ada hikmahnya juga, kejadian ini sehingga bisa meningkatkan pengawasan dan kualitas dan kredibilitas dari lulusan universitas kita," tutupnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini menandakan pemberi kerja justru menekankan dan memprioritaskan keterampilan.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, mahasiswa yang gagal di tengah-tengah masyarakat cukup sulit untuk memperbaikinya.
Baca SelengkapnyaPada kesempatan tersebut Gibran menunjukkan ijazah S1 miliknya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data KPK, jumlah koruptor di Indonesia mencapai 1.300 orang dan 900 orang dari jumlah tersebut yang merupakan lulusan perguruan tinggi.
Baca SelengkapnyaFauzi dalam pidatonya sempat menitipkan asa keberanian penegakan hukum di dunia pendidikan
Baca SelengkapnyaData hampir 10 juta Gen Z jadi pengangguran merupakan temuan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPersoalan etika itu semakin diperparah dengan pengajaran akhlak di lembaga pendidikan yang cenderung verbal dan normatif.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaPendidikan vokasi bisa menjawab tantangan ekonomi digital di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 9,9 juta Gen Z pada rentang usia 15 sampai 24 tahun menganggur pada 2023.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca Selengkapnya