Dampak Pandemi Covid-19 Lebih Besar Dibanding Krisis 1998 dan 2008
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengakui, krisis terjadi akibat pandemi Covid-19 jauh lebih besar dibandingkan dengan krisis terjadi pada 1998 dan 2008 lalu. Sebab, krisis ini terjadi akibat wabah virus atau penyakit yang mengancam langsung manusia.
Dia mengatakan, Amerika Serikat (AS) sekalipun yang memiliki keuangan lebih besar dan membuat vaksin pertama, tidak menjamin negeri Paman Sam tersebut tidak kena virus Covid-19. Bahkan jumlah korban terkena di AS jauh lebih besar melebihi waktu perang melawan Vietnam.
"Jadi ini luar biasa besarnya. Karena yang diancam langsung jiwa manusia, maka krisis ketiga yang kena langsung adalah keuangan negara," kata dia dalam acara Peluncuran Buku 25 Tahun Kontan : Melintasi 3 Krisis Multidimensi, Minggu (24/10).
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
-
Kenapa rupiah Indonesia hiperinflasi pada tahun 1963-1965? Di awal kemerdekaan Indonesia, sistem nilai tukar rupiah yang diterapkan yaitu kurs tetap. Artinya, sebuah negara harus ada cadangan devisa yang terkontrol. Akan tetapi sebagai negara baru Indonesia hanya punya sedikit cadangan devisa. Ekonomi Indonesia kemudian diperburuk saat bergulirnya agresi militer Belanda II.
-
Kenapa banjir menyebabkan krisis kesehatan? Setelah banjir, air yang tergenang dapat menjadi sarang bagi berbagai penyakit menular seperti diare, leptospirosis, dan malaria.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Karena krisis ini mengancam jiwa keselamatan manusia, maka pemerintah mengambil kebijakan dari sisi kesehatan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pun saat itu difokuskan untuk penanganan pandemi Covid-19 dan membantu masyarakat terkena dampak.
Di mana banyak masyarakat kehilangan pekerjaan atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), perusahaan kehilangan konsumen, perusahaan tidak bisa bayar cicilan, hingga yang lainnya. Semua berimbas kepada neraca rumah tangga, perbankan, perusahaan dan keuangan negara.
"Jadi negara hadir membantu neraca yang berjatuhan tadi untuk masyarakat yang tidak punya tabungan, kehilangan pekerjaan, pendapatan drop, kita naikkan bansosnya besar sekali. Terutama tadi kesehatan dulu, kemudian bansos yang luar biasa," katanya.
Kemudian UMKM tidak bisa survive karena seluruh kegiatan masyarakat lumpuh, pemerintah juga membantu dengan restrukturisasi kredit, bantuan pemerintah untuk usaha kecil, jaminan terhadap pinjaman, semua diberikan supaya UMKM tetap bisa hidup.
"Dan kemudian kita lihat sektor perbankan juga begitu. Korporasi juga ikut bantu, kita beri insentif usaha, semua penerimaan pajaknya ditunda atau direlaksasi, dan kemudian perbankan juga diperkuat," jelas dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perekonomian sebuah negara yang terus berkembang terlihat dari transaksi yang makin berkembang dan semakin canggih.
Baca SelengkapnyaKala itu, permasalahan ekonomi muncul akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi perpolitikan saat itu.
Baca SelengkapnyaSebagai contoh, Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19.
Baca SelengkapnyaProses mencapai target penerimaan pajak tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaPurnawirawan Jenderal polisi bintang tiga itu juga mengatakan Jakarta akan dilanda impor besar-besaran yang akan berdampak langsung pada masyarakat.
Baca SelengkapnyaDengan nada bercanda, Sri Mulyani mengungkap bahwa suhu panas yang terjadi itu bukan dari tahun politik.
Baca Selengkapnya