Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dampak Pandemi Covid-19 Lebih Besar Dibanding Krisis 1998 dan 2008

Dampak Pandemi Covid-19 Lebih Besar Dibanding Krisis 1998 dan 2008 antisipasi virus corona. ©2020 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengakui, krisis terjadi akibat pandemi Covid-19 jauh lebih besar dibandingkan dengan krisis terjadi pada 1998 dan 2008 lalu. Sebab, krisis ini terjadi akibat wabah virus atau penyakit yang mengancam langsung manusia.

Dia mengatakan, Amerika Serikat (AS) sekalipun yang memiliki keuangan lebih besar dan membuat vaksin pertama, tidak menjamin negeri Paman Sam tersebut tidak kena virus Covid-19. Bahkan jumlah korban terkena di AS jauh lebih besar melebihi waktu perang melawan Vietnam.

"Jadi ini luar biasa besarnya. Karena yang diancam langsung jiwa manusia, maka krisis ketiga yang kena langsung adalah keuangan negara," kata dia dalam acara Peluncuran Buku 25 Tahun Kontan : Melintasi 3 Krisis Multidimensi, Minggu (24/10).

Orang lain juga bertanya?

Karena krisis ini mengancam jiwa keselamatan manusia, maka pemerintah mengambil kebijakan dari sisi kesehatan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pun saat itu difokuskan untuk penanganan pandemi Covid-19 dan membantu masyarakat terkena dampak.

Di mana banyak masyarakat kehilangan pekerjaan atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), perusahaan kehilangan konsumen, perusahaan tidak bisa bayar cicilan, hingga yang lainnya. Semua berimbas kepada neraca rumah tangga, perbankan, perusahaan dan keuangan negara.

"Jadi negara hadir membantu neraca yang berjatuhan tadi untuk masyarakat yang tidak punya tabungan, kehilangan pekerjaan, pendapatan drop, kita naikkan bansosnya besar sekali. Terutama tadi kesehatan dulu, kemudian bansos yang luar biasa," katanya.

Kemudian UMKM tidak bisa survive karena seluruh kegiatan masyarakat lumpuh, pemerintah juga membantu dengan restrukturisasi kredit, bantuan pemerintah untuk usaha kecil, jaminan terhadap pinjaman, semua diberikan supaya UMKM tetap bisa hidup.

"Dan kemudian kita lihat sektor perbankan juga begitu. Korporasi juga ikut bantu, kita beri insentif usaha, semua penerimaan pajaknya ditunda atau direlaksasi, dan kemudian perbankan juga diperkuat," jelas dia.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani Sebut Konsultan Pajak dan Keuangan Cerminan Kondisi Ekonomi Negara
Sri Mulyani Sebut Konsultan Pajak dan Keuangan Cerminan Kondisi Ekonomi Negara

Perekonomian sebuah negara yang terus berkembang terlihat dari transaksi yang makin berkembang dan semakin canggih.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Minta Kenang Peristiwa Krisis Moneter 1998: Itu Krisis Paling Parah
Sri Mulyani Minta Kenang Peristiwa Krisis Moneter 1998: Itu Krisis Paling Parah

Kala itu, permasalahan ekonomi muncul akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi perpolitikan saat itu.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tahan Banting di Bawah Kepemimpinan Presiden Jokowi
Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tahan Banting di Bawah Kepemimpinan Presiden Jokowi

Sebagai contoh, Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ungkap Penerimaan Pajak Selalu Naik Setiap Masa
Sri Mulyani Ungkap Penerimaan Pajak Selalu Naik Setiap Masa

Proses mencapai target penerimaan pajak tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Baca Selengkapnya
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik

Lonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya
Sri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya

Tekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.

Baca Selengkapnya
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998

Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025

Kepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
10 Tahun Jokowi dan Warisan Utang Pemerintah
10 Tahun Jokowi dan Warisan Utang Pemerintah

Per Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Tiga Polri Ini Bicara Soal Potensi Ancaman Pandemi X Usai Covid-19
Jenderal Bintang Tiga Polri Ini Bicara Soal Potensi Ancaman Pandemi X Usai Covid-19

Purnawirawan Jenderal polisi bintang tiga itu juga mengatakan Jakarta akan dilanda impor besar-besaran yang akan berdampak langsung pada masyarakat.

Baca Selengkapnya
Canda Sri Mulyani soal Suhu Panas: Ini Bukan Karena Politik, Tapi Benar-benar Panas
Canda Sri Mulyani soal Suhu Panas: Ini Bukan Karena Politik, Tapi Benar-benar Panas

Dengan nada bercanda, Sri Mulyani mengungkap bahwa suhu panas yang terjadi itu bukan dari tahun politik.

Baca Selengkapnya