Dampak Pandemi Covid-19, Pendapatan Pengusaha Batik Asal Lasem Anjlok 70 Persen
Merdeka.com - Hampir 10 bulan lamanya Indonesia berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Hampir 10 bulan juga, para pelaku usaha, terutama UMKM berdarah-darah mempertahankan kelangsungan bisnisnya.
Bukan hanya demi diri sendiri, namun demi pegawai yang menggantungkan nasib pada bisnis tersebut. Sebagaimana yang dialami salah satu pengusaha batik asal Lasem, Rembang, Jawa Tengah.
Bertahun-tahun menjalankan usahanya, Priscilla Renny, pemilik Rumah Batik Maranatha Lasem baru merasakan dampak dahsyat dari wabah Corona terhadap usaha batiknya.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Kenapa Aan mulai usaha di masa pandemi? Aan menuturkan bahwa usahanya ini dia rintis beberapa waktu lalu saat mewabahnya Covid-19 di Indonesia. Saat itu dirinya tengah pulang kampung ke Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dan mengisi waktu dengan membuat kreasi tas jinjing perempuan.
-
Bagaimana Mistiyati bertahan di masa pandemi? Mistiyati kemudian mencoba mengubah cara berjualannya, demi bisa bertahan di tengah pembatasan sosial. Mistiyati kemudian mencoba mengubah cara berjualannya, demi bisa bertahan di tengah pembatasan sosial. Mistiyati kemudian mencoba mengubah cara berjualannya, demi bisa bertahan di tengah pembatasan sosial.
-
Apa bisnis yang dijalankan Risma? Dilansir dari channel Youtube, Teman Kopi, wanita asal Jambi itu bercerita bahwa berwirausaha sudah ia lakoni sejak kuliah. Selama berstatus sebagai mahasiswi manajemen, Risma pernah mencari penghasilan melalui model foto. Dia juga sempat mencoba peruntungan dalam dunia bisnis dengan berjualan tas kulit, meskipun akhirnya bisnis tersebut gagal. Risma kembali mencoba bisnisnya dengan berjualan hijab. Meski sering mengalami kegagalan, Risma tetap gigih.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
"Saat Lebaran kemarin, itu sangat terasa dampaknya. Waktu itu banyak sekali minus untuk pesanan, 10 tahun saya bekerja baru kali ini seperti ini," ujar Renny dalam Dialog Rabu Utama Siang bertajuk Vaksin: Harapan Kembali Produktif, Rabu (2/12).
Tak tanggung-tanggung, pendapatan usahanya anjlok hingga 70 persen. Saat ini, dirinya bertahan menjalankan bisnis demi pekerja UMKM batiknya. Jam kerja pun dipangkas. Para pekerja masuk dengan jadwal 10 hari kerja dan 7 hari libur.
Untuk bertahan, kini dirinya memanfaatkan penjualan secara daring baik itu melalui e-commerce atau media sosial. Meskipun tidak sama seperti sediakala, namun hasilnya berangsur membaik.
"Tiap bulannya sudah ada walaupun tidak seperti dahulu. Sudah ada minimalnya sekarang meskipun masih tergolong minus," ujarnya.
Renny percaya, pandemi ini akan usai ketika vaksin telah ditemukan dan didistribusikan kepada masyarakat. Dengan begitu, bisnisnya akan kembali seperti semula.
"Saya masih mikir, ke depannya setelah virus ini mulai berlalu saya yakin kondisinya balik seperti semula," ujarnya, optimistis.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.
Baca SelengkapnyaUsaha dulang batok ini sempat meraup omset hingga 35 juta perbulan.
Baca SelengkapnyaIa memilih berbisnis dari rumah agar bisa membersamai tumbuh kembang anak-anaknya
Baca SelengkapnyaBeberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaUntuk tetap mempertahankan bisnisnya, Rifan melakukan berbagai inovasi produk makanan hingga bisnis oleh-oleh.
Baca SelengkapnyaRatmi berada di titik terendah saat memulai usaha keripik bayam.
Baca SelengkapnyaBerada di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, berdiri megah pabrik tekstil dengan belasan ribu karyawan yang menggantungkan hidup dari lini bisnis ini.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaDalam sehari, ia bisa menjual hingga 1.200 risoles kepada konsumen melalui WhatApps.
Baca SelengkapnyaBisnis bukan sekadar tentang untung dan rugi. Lebih jauh dari itu, bisnis juga harus memperhatikan hakikat halal dan haramnya.
Baca SelengkapnyaKeberadaan sentra batik di Kampung Giriloyo ini turut membuat Kalurahan Wukirsari menyabet gelar Anugerah Desa Wisata Tahun 2023.
Baca Selengkapnya