Dampak Pandemi Covid-19, Penjualan Rumah Anjlok 60 Persen
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Asosiasi Real Estat Indonesia (REI), Hari Ganie menyebut sektor properti sampai saat ini masih terdampak parah akibat pandemi Covid-19. Dia memprediksi kondisi sulit ini masih terus berlangsung hingga dua tahun mendatang.
"Per hari ini sektor kami ini, sektor perumahan properti sangat terdampak dari awal 2020 sampai hari ini. Dan kami perkirakan sampai satu tahun, dua tahun ke depan masih juga terdampak," ujar dia dalam acara Talkshow Interaktif Membedah Pengaduan Konsumen 2020, Jumat (8/1).
Hari mengatakan, pil pahit ini tercermin dari turunnya tingkat penjualan rumah hingga sebesar 60 persen. Bahkan, untuk perhotelan penurunan tingkat penjualan telah menembus angka 95 persen
-
Apa faktor yang mempengaruhi harga rumah? Evaluasi cermat terhadap nilai properti yang sebenarnya berdasarkan lokasi, ukuran, dan kondisi dibandingkan dengan harga pasar di sekitarnya sangatlah penting.
-
Bagaimana kondisi rumah sekarang? Sayangnya, rumah mewah tersebut kini mulai termakan usia. Nampak teras mulai ditumbuhi tanaman liar hingga cat tembok di beberapa bagian yang nampak terkelupas. 'Di bagian dindingnya, ini sudah lepas-lepas gitu semen dan catnya,' ujarnya.
-
Kenapa rumah dengan harga mahal sulit laku? Pakar real estat Alex Adabashi memperingatkan bahwa menetapkan harga properti terlalu tinggi dapat menghalangi calon pembeli, bahkan di pasar yang aktif. 'Penjual sering kali ingin mencantumkan harga lebih tinggi untuk memberi ruang negosiasi, tetapi ini juga dapat membatasi minat pembeli,' katanya.
-
Bagaimana kondisi rumah? Meskipun demikian, menariknya beberapa perabotan masih tersusun rapi.
-
Kenapa rumah tersebut harus dijual? Meskipun rumah ini menyimpan kenangan indah dari 11 tahun perjalanan rumah tangga mereka, akhirnya rumah unik ini harus dijual.
-
Di mana lokasi rumah yang susah dijual? Properti di daerah terpencil dengan lalu lintas padat atau minim fasilitas jauh lebih sulit dijual daripada properti yang berlokasi strategis.
"Jadi, bisa dibilang kita menghadapi masa – masa yang paling kelam lah yang kita hadapi saat ini. Kami sektor perumahan bisa penjualannya terpotong sampai 50 persen - 60 persen. Dan sektor non perumahan, apalagi perhotelan itu sampai 95 persen terpotongnya penjualannya," keluhnya.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR untuk dapat menghadirkan regulasi yang mampu mengakomodasi keseimbangan dan keberpihakan antara pengembang, konsumen, dan regulator misalnya pemerintah daerah. Sehingga mampu meringankan beban pelaku usaha properti di masa kedaruratan kesehatan ini.
Tak hanya itu, pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga diminta mampu memberikan regulasi terkait keringanan pajak bagi sektor properti.
"Jadi keseimbangan regulasi kunci daripada menyelesaikan permasalahan yang muncul di sektor perumahan," tukasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan hasil survei swasta menunjukkan sektor properti yang dilanda krisis.
Baca SelengkapnyaKabar kurang sedap datang dari komedian Bedu. Ia tengah mengalami kesulitan ekonomi hingga memutuskan untuk menjual rumah mewahnya seharga Rp5,5 miliar.
Baca SelengkapnyaKenaikan didorong oleh rumah dengan ukuran besar atau tipe 70 dengan harga berkisar Rp500 juta-Rp1 miliar.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaSalah satunya, karena rumah tak layak huni tidak memiliki air yang bersih.
Baca SelengkapnyaPengadaan lahan, biaya konstruksi, hingga pembiayaan yang dianggap belum optimal, jadi kontribusi tingginya harga rumah.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaAda pun lini bisnis yang terdampak kenaikan pajak hiburan antara lain karaoke, kelab malam hingga spa.
Baca SelengkapnyaPemerintah menilai, fenomena ini sudah menjadi tantangan dari tahun ke tahun.
Baca Selengkapnya