Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dari 70 pembangkit EBT, baru 3 beroperasi

Dari 70 pembangkit EBT, baru 3 beroperasi PLTS. energytoday.com

Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menandatangani kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan 70 pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun lalu. Namun hingga saat ini, baru tiga pembangkit yang sudah beroperasi.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar menjelaskan, dari 70 pembangkit yang melakukan PPA, sudah ada tiga pembangkit yang beroperasi, enam pembangkit masuk tahap kontruksi, 14 dalam proses penyelesaian pembiayaan, sedangkan pembangkit sisanya sedang dalam proses.

"Tadi angka sudah saya sebut, yang sudah selesai pun tiga yang konstruksi enam," kata Arcandra, dalam workshop peluang investasi EBT, di Jakarta, Selasa (24/4).

Orang lain juga bertanya?

‎Menurut Arcandra, jumlah pembangkit EBT yang melakukan penandatanganan jual beli listrik pada 2017 tersebut tercatat meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Yaitu pada 2014 sebanyak 23 pembangkit, 2015 sebanyak 14 pembangkit, dan 2016 sebanyak 14 pembangkit.

Kondisi ini menunjukkan bahwa Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 dan 12 Tahun 2017 yang mengatur tarif listrik dari pembangkit EBT menarik bagi pengusaha. ‎"Jadi mohon kiranya dari 70 itu workable, masih ada yang belum itu sedang kita usahakan," ujarnya.

Arcandra mengungkapkan, meningkatnya jumlah pembangkit yang melakukan kesepakatan jualan beli listrik pada 2017 harus diapresiasi. Untuk yang belum mengalami perkembangan akan ditinjau perkembangannya. "Sudah banyak progress, sudah bagus sekali. Untuk itu lihat datanya, kalau belum jalan kita lihat nanti masalahnya di mana,"‎ ujarnya.

Sebanyak 70 pembangkit tersebut akan menghasilkan listrik sebesar 1.214,16 Mega Watt (MW), terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 754 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Biomass (PLTBm) 32,5 MW, ‎PLTBgas 9,8 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mini hydro (PLTMh) 286,8 MW dan Pembangkit Litrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 86 MW.

Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengadaan Listrik PLN Masih Jauh dari Target, RI Bakal Kekurangan Listrik?
Pengadaan Listrik PLN Masih Jauh dari Target, RI Bakal Kekurangan Listrik?

Pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.

Baca Selengkapnya
Pensiun Dini PLTU Batu Bara Bisa Berdampak Tarif Listrik, Begini Penjelasannya
Pensiun Dini PLTU Batu Bara Bisa Berdampak Tarif Listrik, Begini Penjelasannya

Proses pensiunan dini bakal mempertimbangkan keekonomian dan tidak timbulkan gejolak.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Butuh Rp800 Triliun buat Tambah Kapasitas Pembangkit Listrik
Pemerintah Butuh Rp800 Triliun buat Tambah Kapasitas Pembangkit Listrik

Pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.

Baca Selengkapnya
PLN Utang 8,3 GW Pembangkit Listrik Hijau
PLN Utang 8,3 GW Pembangkit Listrik Hijau

Pemerintah target mencapai bauran EBT 23 persen di 2025.

Baca Selengkapnya
Target Bauran Energi 25 Persen di 2025 Terancam, Covid-19 Jadi Kendala Besar
Target Bauran Energi 25 Persen di 2025 Terancam, Covid-19 Jadi Kendala Besar

Pembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.

Baca Selengkapnya
Menteri Bahlil Sentil Bos PLN Lamban Kembangkan EBT
Menteri Bahlil Sentil Bos PLN Lamban Kembangkan EBT

Jika tak juga dieksekusi, Bahlil mengancam akan menyerahkan hal tersebut kepada pihak swasta.

Baca Selengkapnya
Total Transaksi Perdagangan Karbon Tembus Rp84,17 Miliar di Tahun 2023
Total Transaksi Perdagangan Karbon Tembus Rp84,17 Miliar di Tahun 2023

Total transaksi perdagangan karbon tahun 2023 mencapai Rp84,17 miliar dari 99 PLTU batubara.

Baca Selengkapnya
Target Pemakaian Energi Hijau Masih Jauh dari Impian, Ini Sederet Alasannya
Target Pemakaian Energi Hijau Masih Jauh dari Impian, Ini Sederet Alasannya

Sikap sejumlah negara untuk pensiun PLTU batu bara saling berbeda.

Baca Selengkapnya