Dari 70 pembangkit EBT, baru 3 beroperasi
Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menandatangani kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan 70 pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun lalu. Namun hingga saat ini, baru tiga pembangkit yang sudah beroperasi.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar menjelaskan, dari 70 pembangkit yang melakukan PPA, sudah ada tiga pembangkit yang beroperasi, enam pembangkit masuk tahap kontruksi, 14 dalam proses penyelesaian pembiayaan, sedangkan pembangkit sisanya sedang dalam proses.
"Tadi angka sudah saya sebut, yang sudah selesai pun tiga yang konstruksi enam," kata Arcandra, dalam workshop peluang investasi EBT, di Jakarta, Selasa (24/4).
-
Apa target Pertamina dalam pengembangan energi panas bumi? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Bagaimana Pertamina membangun energi berkelanjutan? Salah satu program TJSL juga berdampak pada dekarbonisasi dan telah menghasilkan reduksi emisi karbon hingga 715 ribu ton CO2e per tahun.
-
Siapa yang memimpin transisi energi di Pertamina? Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
-
Siapa pemimpin Pertamina dalam transisi energi? 'Sepanjang tahun 2023, Pertamina melakukan berbagai inovasi bisnis dan meningkatkan produksi migas dalam negeri serta berkiprah ke luar negeri, sebagai upaya kami untuk menambah produksi migas bagi Indonesia, menumbuhkan ekosistem energi transisi serta mengembangkan partnership dengan berbagai mitra bisnis yang kredibel.' 'Hal ini dilakukan untuk memperkuat peran Pertamina di Indonesia dan memperkuat eksposure sebagai perusahaan energi global,' jelas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
-
Apa target Pertamina dalam transisi energi? 'Kita dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoil, bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan juga penyeimbangan karbon seperti solusi berbasis alami dan CCUS (carbon capture, utilisation, and storage),' tambahnya.
-
Bagaimana Pertamina mendukung transisi energi? Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Menurut Arcandra, jumlah pembangkit EBT yang melakukan penandatanganan jual beli listrik pada 2017 tersebut tercatat meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Yaitu pada 2014 sebanyak 23 pembangkit, 2015 sebanyak 14 pembangkit, dan 2016 sebanyak 14 pembangkit.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 dan 12 Tahun 2017 yang mengatur tarif listrik dari pembangkit EBT menarik bagi pengusaha. "Jadi mohon kiranya dari 70 itu workable, masih ada yang belum itu sedang kita usahakan," ujarnya.
Arcandra mengungkapkan, meningkatnya jumlah pembangkit yang melakukan kesepakatan jualan beli listrik pada 2017 harus diapresiasi. Untuk yang belum mengalami perkembangan akan ditinjau perkembangannya. "Sudah banyak progress, sudah bagus sekali. Untuk itu lihat datanya, kalau belum jalan kita lihat nanti masalahnya di mana," ujarnya.
Sebanyak 70 pembangkit tersebut akan menghasilkan listrik sebesar 1.214,16 Mega Watt (MW), terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 754 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Biomass (PLTBm) 32,5 MW, PLTBgas 9,8 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mini hydro (PLTMh) 286,8 MW dan Pembangkit Litrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 86 MW.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaProses pensiunan dini bakal mempertimbangkan keekonomian dan tidak timbulkan gejolak.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaPemerintah target mencapai bauran EBT 23 persen di 2025.
Baca SelengkapnyaPembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.
Baca SelengkapnyaJika tak juga dieksekusi, Bahlil mengancam akan menyerahkan hal tersebut kepada pihak swasta.
Baca SelengkapnyaTotal transaksi perdagangan karbon tahun 2023 mencapai Rp84,17 miliar dari 99 PLTU batubara.
Baca SelengkapnyaSikap sejumlah negara untuk pensiun PLTU batu bara saling berbeda.
Baca Selengkapnya