Dari bank sampah, nasabah dapat dana Rp 500.000 per bulan
Merdeka.com - Salah satu Bank Sampah di Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, mampu penggerak ekonomi di lingkungannya. Hal tersebut terbukti dari banyaknya jumlah nasabah masyarakat yang aktif mencapai 50 persen dari total 400 nasabah yang tergabung.
Selain itu, bank sampah ini mampu menghasilkan omset dalam setahun mencapai 48 ton atau jika disetarakan dengan Rupiah senilai Rp 29 juta untuk bayar nasabah. Jika di rata-rata, setiap nasabah bisa mendapatkan tabungan sebesar Rp 500.000 per bulan.
"Omset kita itu dalam setahun Rp 29 juta Rupiah dari hasil penjualan 48 Ton sampah. Rata-rata nasabah kita itu bisa dapet Rp 400.000 sampai Rp 500.000 sebulannya," ujar Pendiri sekaligus Penasihat Bank Sampah RW 3 Malaka Sari, Prakoso kepada merdeka.com di Duren Sawit, Jakarta, Rabu (9/12).
-
Bagaimana cara bank sampah mengelola sampah? Pembentukan bank sampah Pandu Sirkaya berawal dari kepedulian warga Tambakreja menjaga kebersihan lingkungan. 'Kami punya rasa sosial bagaimana mengatasi sampah biar warga itu merasakan kebersihan, lingkungan kita jadi lebih sehat, dan juga warga bisa menghasilkan manfaatnya secara langsung. Jadi kita sistemnya melakukan penukaran sampah dengan sembako,' kata Yuliati, pengurus Bank Sampah Pandu Sirkaya Cilacap.
-
Dimana sampah di Unisba diolah? 'Office Boy mengambil sampah di dapur setiap lantai untuk dipilah. Sore harinya dibawa ke saung kompos untuk diproses menjadi kompos', terangnya.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Dimana sampah di Kota Jogja menumpuk? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta.
-
Kenapa sampah plastik diolah di Bandung? Upaya warga sendiri merupakan langkah preventif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan berpotensi menumpuk hingga ribuan tahun.
Prakoso mengatakan jika uang hasil tabungan di Bank Sampah RW 3 Malaka Sari, kerap dimanfaatkan untuk membeli beberapa kebutuhan pokok, bahkan sampai untuk tambahan membayar kuliah.
"Sebagian masyarakat ada yang memanfaatkan untuk beli baju, buat tambahan bayar kuliah anaknya juga," jelas dia.
Tidak hanya itu saja, Bank Sampah RW 3 Malaka Sari juga memberikan subsidi pembayaran sampah untuk 700 Kepala Keluarga (KK) ke Rukun Warga (RW) 03 sebesar Rp 5.000 per kepala keluarga atau sebesar Rp 3,5 juta.
"Walau tidak seberapa, kami juga memberi kontribusi positif untuk RW disini khususnya RW 3 untuk memberikan subsidi iuran sampah sebesar Rp 5 ribu per kepala keluarga," kata Prakoso.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sasaran mereka mengumpulkan barang bekas seperti botol plastik, kertas dan kabel lalu dijual kembali ke pengepul.
Baca SelengkapnyaBergabung sebagai nasabah PNM Mekaar sejak tahun 2019, Ia melihat potensi usaha kerajinan dengan omset yang menjanjikan.
Baca SelengkapnyaKonsep ekonomi sirkular ini bisa menjadi salah satu cara untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan kemakmuran ekonomi.
Baca SelengkapnyaSampah galon air mineral kini menambah rentetan masalah limbah plastik. Jika tak dikelola dengan benar atau didaur ulang, galon air mineral akan menjadi limbah sampah plastik yang mencemari bumi.
Baca SelengkapnyaDalam sehari, mereka bisa mengolah sekitar 15 ton sampah.
Baca SelengkapnyaKeberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaKecamatan Medan Deli luncurkan inovasi untuk menanggulangi masalah sampah yang diubah menjadi sedekah.
Baca SelengkapnyaWarga yang menabung di sini bisa dapat emas batangan.
Baca SelengkapnyaKoperasi tersebut telah menghasilkan produk plastik cacah dan plastik pres dengan omzet mencapai Rp1,5 miliar per bulan.
Baca SelengkapnyaDari hasil berjualan sapu ijuk, ia menyisihkan 4 ribu rupiah setiap harinya dan berhasil membangun sekolah gratis untuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaPesantren ini punya bank sampah yang dikelola secara profesional
Baca SelengkapnyaSampah yang menumpuk di sungai masih menjadi salah satu isu lingkungan yang mendapatkan perhatian serius.
Baca Selengkapnya