Dari Rugi Rp2,1 T, Perusahaan Sandiaga Uno Catat Laba Rp15,3 T di Kuartal II-2021
Merdeka.com - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp15,3 triliun di kuartal II-2021. Pencapaian ini naik drastis jika dibandingkan periode sama tahun lalu, di mana perusahaan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp2,1 triliun.
Presiden Direktur Saratoga, Michael Soeryadjaya mengatakan, kinerja positif perusahaan portofolio investasi telah mendorong pertumbuhan nilai portofolio Saratoga. Kinerja perusahaan portofolio investasi tersebut juga diikuti dengan pembayaran dividen yang konsisten sehingga turut memperkuat fundamental Saratoga.
"Nilai saham yang meningkat dari perusahaan portofolio investasi telah menjadikan NAV Saratoga tumbuh positif di kuartal II-2021," ujar Michael dalam keterangannya, Kamis (29/7).
-
Siapa pemilik PT Salim Ivomas Pratama Tbk? Perusahaan ini merupakan pemain besar dalam industri hulu dan hilir tanaman sawit di Indonesia. Perusahaan ini merupakan produsen minyak goreng dengan merek Bimoli dan margarin Palmia.
-
Siapa yang punya investasi lebih besar? Hargreaves menunjukkan bahwa pola investasi ini telah berlanjut selama 30 tahun dan rata-rata wanita yang berinvestasi akan berakhir dengan portofolio senilai 25% lebih banyak dibandingkan pria.
-
Apa itu saham? Saham merupakan hak yang dimiliki oleh individu atas perusahaan sebagai hasil dari penyerahan modal dalam bentuk investasi. Dalam bentuk fisik, saham biasanya terwujud dalam lembaran kertas yang mencantumkan nama pemilik, yang menandakan bahwa orang tersebut memiliki bagian dari perusahaan.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
Saratoga yang merupakan milik Sandiaga Uno ini juga mencatat net asset value (NAV) sebesar Rp46,5 triliun hingga kuartal II-2021, meningkat dibandingkan NAV pada akhir tahun 2020 yang mencapai Rp31,7 triliun.
Pencapaian NAV Saratoga di kuartal II-2021 berasal dari kinerja saham sejumlah perusahaan portofolio investasi yang meningkat, terutama dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Provident Agro Tbk (PALM).
Saratoga juga membukukan pendapatan dividen sebesar Rp866 miliar pada kuartal II-2021, meningkat 35,3 persen dari Rp640 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pendapatan ini sebagian besar disumbangkan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO), TBIG, dan MPMX.
Michael menambahkan, Saratoga akan terus menjalankan strategi diversifikasi dalam berinvestasi dan disiplin dalam mengelola keuangan untuk menjaga keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Rasio utang dan biaya akan terus dikelola dan dijaga dilevel yang efisien. Saat ini biaya-biaya operasional tahunan terhadap nilai aset bersih berada di posisi sebesar 0,4 persen dan loan to value sebesar 5,7 persen.
Kembangkan Bisnis
Sementara itu, Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, pada kuartal II-2021 Saratoga mendorong sejumlah perusahaan portofolio investasi untuk mengembangkan bisnis ke daerah baru. Dia mencontohkan, Primaya Hospital di bawah PT Famon Awal Bros Sedaya telah membuka tiga rumah sakit baru sejak awal tahun.
Ketiga rumah sakit tersebut adalah Primaya Hospital Bhakti Wara di Pangkal Pinang-Bangka Belitung, Primaya Hospital Sukabumi di Jawa Barat dan Primaya Hospital Pasar Kemis di Tangerang-Banten.
"Peluncuran rumah sakit baru ini melengkapi aset operasional Primaya Hospital menjadi 12 unit pada kuartal II-2021. Ekspansi ini juga menjadi bentuk dukungan Saratoga terhadap upaya pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan terbaik di tengah situasi pandemi yang masih terjadi," ucap Devin.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tahun ini SUNI akan fokus pada peningkatan kapasitas produksi in-house dari PT Rainbow Tubular Manufacture (RTM).
Baca SelengkapnyaPerolehan laba ini ditopang oleh peningkatan pendapatan hingga memasuki semester I 2024.
Baca SelengkapnyaAstra tetap optimis kinerja sisa tahun 2024 tetap resilien.
Baca SelengkapnyaKinerja positif ini juga berlanjut di 2023 di mana pada Oktober 2023, perseroan telah mencacatkan total aset sebesar Rp3,25 triliun.
Baca SelengkapnyaEkosistem investasi yang terjaga stabil di awal tahun 2024 memberikan kepercayaan kepada investor.
Baca SelengkapnyaJasa Raharja mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,51 triliun selama periode tahun buku 2022.
Baca SelengkapnyaAset industri asuransi di Mei 2024 mencapai Rp1.120,57 triliun, angka ini naik 1,3 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca Selengkapnya