Darmin beberkan alasan harga beras masih tinggi
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan ada beberapa faktor yang memengaruhi tingginya harga beras saat ini. Salah satunya masa panen raya, sehingga masih ada daerah yang harga berasnya belum sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Dia menjelaskan, tahun lalu masa panen rayanya sudah terjadwal dengan baik. Namun pada tahun ini masih belum bisa dipastikan.
"Sebenarnya situasi panen tahun ini tidak se-clear tahun lalu. Tahun lalu itu panen rayanya kapan itu jelas betul. Penyerapan Bulog akan terlihat dengan jelas meningkatnya seperti apa. Sekarang ini apakah April, apakah Mei," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/5).
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Kapan harga beras naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Kenapa beras mahal? Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah. Warga menilai pemerintah gagal menjaga pasokan bahan pangan yang berujung pada melonjaknya harga yang ditanggung oleh masyarakat.
Selain terkait dengan harga, yang juga menjadi perhatian pemerintah adalah kemampuan Perum Bulog untuk menyerap sebanyak-banyaknya beras sebagai stok pemerintah.
"Jadi situasinya adalah selain soal harga, buat kita yang paling penting berapa serapan Bulog berhasil dilakukan. Itu sangat penting sebagai indikator karena soal berapa produksi," ungkap dia.
Dan yang masih menjadi masalah di Indonesia, lanjut Darmin, adalah soal data produksi dan konsumsi beras yang valid. Selama ini data dari masing-masing instansi terkait berbeda-beda.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga beras sekarang telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaKemendag menyebut bahwa jika harga beras murah maka akan berimbas pada petani.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras saat ini telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di dunia.
Baca SelengkapnyaHari ketiga Ramadan harga beras masih tinggi, Menteri Perdagangan klaim hal ini penyebabnya.
Baca SelengkapnyaProgram bansos pangan berupa beras ini sudah dijalankan pemerintahan Jokowi sejak tahun 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaPemerintah saat ini tengah gencar membagikan bansos ke masyarakat
Baca SelengkapnyaTak hanya di Indonesia, Erick klaim kenaikan harga beras juga terjadi di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras ini diperkirakan akan berdampak pada daya beli masyarakat, terutama di kalangan menengah ke bawah.
Baca SelengkapnyaJika sebelumnya harga beras berada di kisaran Rp 8.000 per liter, kini melonjak menjadi Rp 10.000 per liter.
Baca Selengkapnya