Darmin sebut proyek infrastruktur picu lonjakan utang luar negeri
Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution beralasan tingginya kebutuhan pembiayaan infrastruktur memicu lonjakan utang luar negeri.
"Begini, kami itukan membangun infrastruktur banyak sekali. Kami usahakan mayoritas swasta, BUMN, dan APBN. Tapi nggak cukup juga pengeluaran negara untuk infrastruktur," ujar Darmin seusai menggunakan hak untuk memilih gubernur DKI Jakarta, di TPS Liga Mas Pancoran, Rabu (19/4).
Dia menjelaskan, pemerintah tengah fokus menggenjot pembangunan infrastruktur. Ini bertujuan untuk menggerakan perekonomian rakyat
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Kapan cadangan devisa RI mencapai Rp2.288 triliun? Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2024 sebesar USD140,2 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara Rp2.288 triliun dengan asumsi kurs Rp16.321 per dolar AS.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa nama mata uang Indonesia? Rupiah merupakan nama mata uang Indonesia yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
"Sudah bertahun-tahun pembangunan infrastruktur nggak jalan atau jalan tapi sangat lambat, nggak memadai. Akibatnya ekonomi rakyat enggak bergerak," katanya.
"Itu sebabnya perlu percepatan pembangunan infrastruktur. Apa boleh buat itu perlu biaya. Tapi sekali investasi, terpakainya 20-30 tahun."
Bank Indonesia mencatat, per Februari lalu, utang luar negeri sebesar USD 321,70 miliar. Naik dibanding Januari 2017 dan Desember 2016, masing-masing USD 320,92 miliar dan USD 316,78 miliar.
Dari utang sebesar itu, sebanyak USD 158,16 miliar merupakan pinjaman pemerintah dan Bank Indonesia (USD 3,8 miliar).
Sisanya, USD 159,73 miliar, utang swasta. Terdiri dari utang perbankan USD 29,31 miliar dan nonperbankan USD 130,42 miliar.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaSejumlah perusahaan BUMN masih terlilit utang besar dengan nilai hingga triliunan rupiah.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaDalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPerkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada SBN.
Baca SelengkapnyaITDC berharap proses pencairan PMN ini bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaBatas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.
Baca SelengkapnyaUtang tersebut tumbuh sebesar 2,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebesar 0,2 persen (yoy) pada triwulan I-2024.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi ini setara 76,45 persen dari target Presiden Jokowi Rp1.650 triliun.
Baca Selengkapnya