Darmin sebut Singapura sudah lama tak lirik Kota Batam
Merdeka.com - Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui saat ini, Kota Batam tak pernah dilirik investor Singapura. Padahal, Kota Batam sendiri sangat berdekatan dengan Negara Singapura.
"Sebenarnya memang sudah lama Singapura tidak investasi disini, walaupun tiap tahun investasi nomor satu di Indonesia itu Singapura," ujar Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (19/9)
Darmin mengakui infrastruktur di Kota Batam masih belum memadai, salah satunya bandara dan pelabuhan. Hal ini, katanya, guna menarik investor datang ke Batam.
-
Apa yang terjadi di Batam dan Tanjungpinang? Sebelumnya, sejumlah media di Kepulauan Riau memberitakan adanya informasi akan terjadi tsunami akibat aktivitas seismik pada Selasa (17/9) di Kota Batam dan Tanjungpinang, sehingga meresahkan masyarakat.
-
Apa yang menjadi tujuan pemerintah terhadap Kota Batam? Sejak menjadi sentra logistik minyak dan gas bumi oleh Pertamina, pemerintah ingin mewujudkan cita-cita agar Kota Batam menjadi 'Singapura'-nya Indonesia.
-
Kenapa Batam jadi kota perdagangan bebas? Kota ini merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas yang dinamakan 'Batam Raya'.
-
Bagaimana Jakarta menarik investor? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Kapan Batam jadi kotamadya? Tahun 1980, wajah pulau ini semakin berubah dan berkembang dengan pesat. Pemerintah pun memutuskan untuk meningkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam dari sebelumnya yang masih berbentuk kecamatan.
-
Apa yang dikatakan PM Singapura tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
"Ya memang masih ada yang perlu perbaikan yang bagaimana pun sudah cukup lama, Batam itu belum diperbaiki. Kita mulai dari yang kecil-kecil dulu karena dananya kita tidak punya dana khusus apalagi dengan situasi APBN seperti ini," tegasnya.
Menurutnya, Darmin berbeda dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tengah dibangun pemerintah. Akan tetapi, Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menambahkan nantinya Kota Batam akan dijadikan KEK bukan lagi Free Trade Zone (FTZ).
"Karena setelah MEA berlaku, itu barang dari Malaysia atau singapura bisa masuk ke sini dengan bea masuk rendah. Semenatara dari Batam enggak bisa kalau FTZ. Makanya kita harus mengubah KEK," pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Pengusahaan (BP) Batam melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) bersama dengan PT Enerco RPO Internasional selaku investor asal Singapura dan PT Kabil Citranusa selaku pemilik Kawasan Industri Terpadu Kabil, guna membangun kilang di Batam dengan jumlah investasi mencapai USD 98 juta atau sekitar Rp 1,28 triliun.
Melalui Program Klik (Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi), BP Batam akan memfasilitasi semua proses perizinan yang dibutuhkan Enerco agar dapat segera melaksanakan konstruksi pembangunan Kilang TDAE (Treated Distillate Aromatic Extract) di Batam. Sementara itu, proses pengurusan dokumen tetap berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Sudah terlalu lama Batam tidak begitu menarik untuk investor. Dengan upaya yang dilakukan selama 7 bulan terakhir, kami percaya bahwa kita telah menempuh jalur yang benar. Kita percaya bahwa Batam adalah kawasan menarik bagi pengembangan usaha. Kalau itu sudah mulai ditunjukkan dengan MoU pada hari ini," ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Senin (19/9).
Darmin menambahkan, investasi yang dilakukan terdiri dari biaya investasi dan modal kerja yang sepenuhnya didukung oleh investor swasta nasional. Pekerjaan engineering telah dimulai sejak Oktober 2015 sehingga pekerjaan pengadaan barang dan konstruksi diharapkan dapat segera dimulai dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2017.
Kilang TDAE sendiri ini akan dibangun di Kawasan Industri Terpadu Kabil, Batam di atas lahan seluas 2,3 hektar. Lokasi Kilang di Batam ini secara geografis sangat strategis di mana armada tanker akan dipersiapkan langsung dari Batam ke wilayah Indonesia dan negara tujuan ekspor di Singapura, China, Korea, Jepang dan India.
Kilang TDAE ini juga dirancang dengan kapasitas produksi lebih dari 100.000 ton TDAE per tahun. Investasi ini menggunakan teknologi berbasis Hak Paten Proses yang dimillki oleh perusahaan swasta nasional bekerjasama dengan salah satu BUMN terkemuka di Indonesia.
Selain itu, PT Enerco bekerjasama dengan beberapa perusahaan engineering dan manufacturing asal Eropa untuk pembangunan kilang TDAE ini. Darmin berharap, PT Enerco mampu menarik Investor asal Singapura lainnya untuk bermitra di Indonesia khususnya Batam.
"Semua akan ada investor dari Singapura lagi yang mau bermitra dengan kitam. Saat ini Walau baru memandatangani mou investor udah pada datang. Kita ingin mewujudkan batam yang efisien dan kondusif untuk investasi," pungkasnya. (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meragukan jiwa nasionalisme para Warga Negara Indonesia (WNI) yang pindah kewarganegaraan.
Baca SelengkapnyaBatam sudah dijadikan daerah industri di era Presiden Kedua Indonesia, Soeharto melalui Keputusan Presiden No. 74 tahun 1971.
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan membuka kemungkinan pemanfaatan hasil sedimentasi di laut untuk diekspor.
Baca SelengkapnyaDua negara tersebut tengah bersekutu untuk segera merampungkan pembangunan Special Economic Zone (SEZ) di kawasan Johor, Malaysia Selatan.
Baca SelengkapnyaAirlangga Hartarto mengimbau untuk mengawal permohonan dukungan maupun persetujuan dari masing-masing kementerian
Baca SelengkapnyaAlasan pemerintah membatasi investasi asing masuk dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaRosan menjelaskan Sembcorp berminat akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau solar cell.
Baca SelengkapnyaKawasan ini dulunya tempat perjudian dan terkenal dengan kehidupan yang hedon serta penuh kemewahan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Presiden Jokowi juga secara terang-terangan mengaku belum ada investor asing masuk ke IKN.
Baca SelengkapnyaKota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau ini terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil yang berada di kawasan Selat Singapura hingga Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaBahlil kembali menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang saat ini fokus untuk menggaet para pengusaha dalam negeri.
Baca Selengkapnya