Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Data Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April 2023 Turun Tipis

Data Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April 2023 Turun Tipis Rapat Kemenperin. Arief Rahman ©2023 liputan6.com

Merdeka.com - Kementerian Perindustrian mencatat posisi Indeks Kepercayaan Industri (IKI) di April 2023 sebesar 51,38 poin. Kondisi ini mengalami penurunan 0,49 persen dibanding Maret 2023 yang mencapai 51,87. Meski demikian, angka ini masih menunjukkan adanya ekspansi.

"Indeks kepercayaan industri pada bulan April 2203 masih dalam fase ekspansi yaitu sebesar 51,38. Melambat 0,49 poin dibandingkan dengan bulan Maret 2023 yakni sebesar 51,87," ujar dia dalam Konferensi Pers Rilis IKI, Jumat (28/4).

Febri mengungkap, meski ada perlambatan tipis, terlihat jumlah subsektor yang mengalami ekspansi dari bulan lalu. Tercatat ada peningkatan jumlah subsektor yang ekspansi sebesar 80,2 persen pada April 2023.

Di antaranya, 15 subsektor mengalami ekspansi, sementara 8 subsektor lainnya mengalami kontraksi. Namun, 15 subsektor yang mengalami ekspansi ini kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) masih lebih rendah ketimbang 14 subsektor yang tercatat ekspansi di Maret 2023.

"Jadi jumlah subsektor yang ekspansi meningkat tapi share PDB-nya cenderung menurun. Pada bulan April 2023 share PDB 80,2 persen, tapi pada Maret ada 14 subsektor ekspansi, share PDB-nya 80,4 persen. Jadi ini nanti yang menjelaskan kenapa IKI sedikit menurun," jelasnya.

Informasi, tren penurunan IKI terjadi sejak Februari 2023. Pada Januari 2023, tercatat posisi IKI berada pada posisi 51,54 poin, lalu naik ke 52,32 poin di Februari 2023. Namun, kembali turun di Maret 2023 dengan 51,87 poin, dan turun lagi tipis ke 51,38 poin di April 2023.

Penurunan Nilai IKI

Melalui bahan paparannya, Febri menjelaskan penurunan nilai IKI disebabkan 13 dari 23 subsektor industri pengolahan mengalami penurunan nilai. Sementara, share subsektor IKl yang mengalami ekspansi terhadap PDB Industri Pengolahan Non Migas Tahun 2022 sebesar 80,2 persen, ditopang oleh ekspansi pada subsektor yang memiliki kontribusi cukup besar.

Seperti Industri Makanan, Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia, dan Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer.

"Nah ini berkontribusi terhadap share PDB 80,2 persen, ini yang share PDB-nya besar," kata dia.

Semua indeks variabel pembentuk IKl pada April 2023 pun mengalami ekspansi. Baik dari sisi Pesanan Baru, Persediaan Produk, maupun dari sisi Produksi.

"Tiga-tiga nya ini pada bulan April mengalami ekspansi atau nilai sub komponen itu di atas 50," pungkasnya.

Reporter: Arief Rahman Hakim

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Ini Biang Kerok Industri Tekstil hingga Kertas Masih Anjlok di Semester II-2024
Ternyata Ini Biang Kerok Industri Tekstil hingga Kertas Masih Anjlok di Semester II-2024

Kondisi ini terjadi ketika diberlakukan Permendag 8 tahun 2024 tentang kebijakan dan pengaturan impor.

Baca Selengkapnya
Industri Pengolahan Tetap Cuan di Tengah Lesunya Kinerja Manufaktur
Industri Pengolahan Tetap Cuan di Tengah Lesunya Kinerja Manufaktur

Kontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Turun Tipis di Kuartal III-2023, Ternyata Ini Biang Keroknya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Turun Tipis di Kuartal III-2023, Ternyata Ini Biang Keroknya

Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.

Baca Selengkapnya
Kontribusi Industri Pengolahan ke Pertumbuhan Ekonomi Malemah, Ternyata Ini Penyebabnya
Kontribusi Industri Pengolahan ke Pertumbuhan Ekonomi Malemah, Ternyata Ini Penyebabnya

Meski begitu, Faisol menilai hal ini justru menjadi peluang bagi industri dalam negeri seperti pabrik smelter nikel.

Baca Selengkapnya
Kemenperin: Industri Manufaktur Indonesia Masih Ekspansif, Hanya Tembakau Alami Penurunan
Kemenperin: Industri Manufaktur Indonesia Masih Ekspansif, Hanya Tembakau Alami Penurunan

Kontraksi ini disebabkan oleh penurunan komponen pada sisi produksi. Ini karena maraknya peredaran rokok ilegal di pasaran, terutama rokok ilegal impor.

Baca Selengkapnya
Rosan Roeslani: Realisasi Investasi Terus Bertumbuh, Indonesia Konsisten Jalankan Hilirisasi
Rosan Roeslani: Realisasi Investasi Terus Bertumbuh, Indonesia Konsisten Jalankan Hilirisasi

Sejalan dengan proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,0% pada 2024, realisasi investasi menunjukkan tren

Baca Selengkapnya
Skor PMI Manufaktur Indonesia Anjlok, Menkeu Sri Mulyani Bilang Begini
Skor PMI Manufaktur Indonesia Anjlok, Menkeu Sri Mulyani Bilang Begini

Sri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.

Baca Selengkapnya
FOTO: Pertumbuhan Industri Manufaktur Tanah Air Menggeliat
FOTO: Pertumbuhan Industri Manufaktur Tanah Air Menggeliat

Industri manufaktur di dalam negeri saat ini mengalami geliat pertumbuhan.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar

Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.

Baca Selengkapnya
Penjualan di Sektor Ritel Diprediksi Bakal Meningkat, Ini Buktinya
Penjualan di Sektor Ritel Diprediksi Bakal Meningkat, Ini Buktinya

Proyeksi peningkatan penjualan ritel tersebut dilihat dari indeks keyakinan konsumen pada Juli 2024.

Baca Selengkapnya
Indeks Bisnis UMKM BRI Q3-2023 & Ekspektasi Q4-2023: Pelaku UMKM Masih Kuat dan Tetap Prospektif
Indeks Bisnis UMKM BRI Q3-2023 & Ekspektasi Q4-2023: Pelaku UMKM Masih Kuat dan Tetap Prospektif

Melalui BRI Research Institute, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Q3-2023 dan Ekspektasi Q4-2023.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya

Kinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.

Baca Selengkapnya