Data Sri Mulyani: APBN Surplus Rp131 Triliun per Februari 2023
Merdeka.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mencatat bahwa kinerja APBN per Februari 2023 terjaga dengan baik. Hal itu terlihat dari pendapatan negara yang tumbuh 38,7 persen atau sudah terkumpul Rp419,6 triliun.
"Kinerja APBN terjaga sangat baik. Pendapatan negara kita sampai akhir Februari terkumpul sebanyak Rp419,6 triliun. Ini artinya 17 persen dari target penerimaan atau pendapatan negara sudah dikumpulkan dua bulan pertama yaitu Januari-Februari," kata Menkeu dalam Konferensi Pers APBN KiTa Maret, Selasa (14/3).
Untuk belanja negara sudah terealisasikan sebanyak Rp287,8 triliun. Artinya 9,4 persen dari total belanja negara dalam APBN 2023 sudah dibelanjakan atau naik 1,8 persen dari belanja tahun lalu. Dengan demikian, surplus APBN pada akhir Februari mencapai Rp131,8 triliun.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Kenapa PMI manufaktur mencapai titik tertinggi? Angka ini merupakan posisi tertinggi sejak Oktober 2021, atau dalam 29 bulan terakhir.
-
Apa profesi Sri Mulyani saat ini? Hingga saat ini, Ia mesih menjabat sebagai menkeu selama dua periode kepemimpinan Jokowi di Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju.
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Bagaimana Purchasing Manager's Index (PMI) menunjukkan pertumbuhan? Pencapaian ini mencerminkan bahwa sektor manufaktur Indonesia sedang berada dalam fase ekspansi, dengan PMI di atas level 50 yang menandakan pertumbuhan.
"Jadi APBN kita masih surplus secara total, keseimbangan primer juga surplus sebesar Rp182,2 triliun," ujarnya.
Sri Mulyani melihat kondisi perekonomian negara-negara maju sebagian besar sudah membaik, namun belum masuk ke zona ekspansif. PMI manufaktur negara-negara tersebut dikategorikan membaik tapi masih di bawah level 50.
Kata Sri Mulyani, hanya China yang PMI-nya sudah menembus angka ekspansi di 51,6. Sementara, negara-negara maju lainnya seperti Amerika Serikat PMI-nya landai, sedangkan Eropa PMI-nya justru melemah. Tapi PMI secara global berada di level 50.
"Ini menggambarkan bahwa kegiatan manufaktur global sudah mulai membaik kalau dilihat dari turun kemudian terjadi perbaikan, tentu salah satunya ini disumbang oleh China,” ujarnya.
Indonesia tetap di zona ekspansi bersama China, dan Vietnam yang pulih, saat sebagian negara-negara besar masih di zona kontraksi.
"Kita masih di zona ekspansi stabil di 51,2. Beberapa negara yang selama ini menjadi perhatian yaitu Vietnam yang mengalami kontraksi PMI sekarang sudah membaik," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani menyebut PMI manufaktur Indonesia berada dalam tren menanjak di atas 50, bersama dengan beberapa negara seperti Turki dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Baca SelengkapnyaHal ini menunjukkan sektor manufaktur Tanah Air ini dalam kategori ekspansif dan akseleratif bersama dengan India, Filipina, dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi ini setara dengan 0,71 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca Selengkapnya