Datangi Kramat Jati, Mendag Gobel debat dengan pedagang daging sapi
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel meresmikan Depo Bapok Kita di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Depo Bapok Kita merupakan salah satu cara pemerintah memotong panjangnya alur distribusi bahan pokok yang mengakibatkan ketidakstabilan harga.
Usai meresmikan Depo Bapok Kita, Mendag Rachmat Gobel meladeni sejumlah pertanyaan dari para awak media. Namun ada yang berbeda kali ini. Beberapa pedagang daging sapi ikut nimbrung ketika awak media melakukan wawancara dengan Rachmat.
Salah satunya Yusuf, 45 tahun, yang sehari-hari menjual daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Yus panggilannya, tiba-tiba menyela saat wawancara berlangsung. Dia langsung bertanya pada Mendag Rachmat Gobel. "Kuota impor berapa juta pak dari Australia?" tanya Yus, Senin (10/8).
-
Siapa yang beternak sapi di Jakarta? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.
-
Apa bedanya daging sapi dan kambing? Memilih antara daging sapi dan daging kambing bisa menjadi keputusan yang membingungkan bagi banyak orang, terutama ketika mempertimbangkan manfaat kesehatan, rasa, dan preferensi budaya.
-
Kenapa daging sapi dan kambing beda? Kedua jenis daging ini menawarkan berbagai keunggulan nutrisi yang unik, serta perbedaan dalam hal kandungan lemak, tekstur, dan aroma.
-
Apa saja produk peternakan yang diekspor ke Singapura? Menyusul Karkas Ayam Beku dan DOC, Indonesia Berhasil Ekspor Telur ke Singapura Sebanyak 557.280 butir telur ayam konsumsi diekspor ke Singapura.
-
Bagaimana bedakan daging sapi dan kambing? Selain dari tekstur, daging sapi dan daging kambing bisa dibedakan dari beberapa aspek. Ini cara membedakannya. Tidak Hanya dari Tekstur, Ini Cara Bedakan Daging Kambing dan Sapi
-
Mengapa penting untuk membedakan daging sapi dan kambing? Mengetahui cara membedakan daging sapi dan kambing ini sangat penting. Hal itu karena sebagian orang ada yang hanya bisa mengonsumsi daging sapi dan tidak menginginkan untuk mengonsumsi daging kambing. Apabila Anda tidak bisa membedakan daging sapi dan kambing, maka yang terjadi daging yang Anda olah akan menjadi tercampur.
"Bapak dari mana?" tanya Rachmat.
"Saya tukang daging pak," jawab Yus.
Seakan mengerti apa yang akan dikeluhkan Yus, Mendag Rachmat Gobel menjelaskan, pihaknya juga mendapat keluhan dari peternak sapi lokal.
"Kami mendapat masukan, peternak lokal mengeluh karena enggak bisa jual sapinya. Karena sapi masih impor," jelasnya.
Yus langsung membantah penjelasan Rachmat Gobel. "Bapak salah kalau gitu. Karena tidak ada sapi kita di sini. Tidak memenuhi kebutuhan pak," tuturnya.
"Peternak sapi lokal itu berkeluh pak," timpal Rachmat.
Yus pun kembali menimpali pernyataan yang disampaikan Mendag Gobel. "Keluh bagaimana pak?" tanyanya.
"Karena sapi impor, mereka nggak bisa menjual sapinya," jawab Rachmat.
Pedagang balik bertanya. "Sapi dari mana itu pak?"
"Dari NTT, dari NTB atau dari mana saja," singkat Mendag.
Mendengar itu Yus menjawab dengan tegas jika para peternak sapi lokal telah berbohong. "Itu bohong pak," ucapnya.
"Kami pemerintah juga prioritaskan peternak lokal. Sekarang ini makanya sedang dipelajari. Mungkin ada yang memainkan harga dan memainkan stok. Maka itu Polri yang akan turun menyelidiki," jawab Rachmat.
Pedagang justru meminta pemerintah menambah kuota impor daging untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tak bisa dipenuhi daging sapi lokal.
"Pak, tolong tambah kuotanya. Td 45.000 ton ya? Banyak ya. Tapi kok di pasar tidak ada ya?" kata pedagang.
Mendag menuturkan, keran kuota impor tidak bisa asal dibuka lebar. Harus ada kajian terhadap kondisi di lapangan. "Oleh karena itu kami coba jaga supply dan demand. Kita atur, Pak. Jangan main buka saja. Kami coba pelajari kenapa ada imbauan untuk setop," ucapnya seraya menutup perdebatan yang terjadi diantara keduanya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Timing dari impor tersebut juga harus dipikirkan Kementerian Perdagangan RI.
Baca SelengkapnyaDaging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaDalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan para pelaku industri pengolahan susu (IPS) yang mengimpor bukan dalam bentuk susu segar.
Baca SelengkapnyaOleh karena itu, ID Food selalu melakukan impor daging guna mengatasi tingginya tingkat konsumsi pada periode tersebut.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaPemerintah RI berencana impor sapi dan kedelai dari Afrika Selatan.
Baca SelengkapnyaGanjar mendapat keluhan mahalnya harga jagung yang biasa digunakan untuk pakan ayam
Baca SelengkapnyaGibran telah menyerukan agar masyarakat untuk tidak lagi mengonsumsi daging anjing.
Baca Selengkapnya“Huah (kelelawar). Yang ekstrem tadi,” kata Ganjar sembari menunjuk daging tersebut
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam kecewa dengan harga beras yang melambung tinggi
Baca Selengkapnya