Defisit 2016 melebar ke 2,5 persen, pemerintah butuh utang Rp 21 T
Merdeka.com - Pemerintah mengungkapkan, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2016, besaran defisit diusulkan naik menjadi 2,5 persen dari sebelumnya 2,15 persen. Total, pemerintah membutuhkan utang baru sebesar Rp 40 triliun.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan pemerintah akan memakai anggaran Silpa (Sisa Lebih Penggunaan Anggaran) tahun lalu sebesar Rp 19 triliun. Sehingga, sisa kebutuhan utang pemerintah tinggal Rp 21 triliun.
"Akan terjadi pelebaran defisit dari 2,15 persen menuju 2,5 persen. Di mana ada tambahan kebutuhan utang kira-kira Rp 40 triliun," ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (7/4).
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Bagaimana anggaran tambahan KKP akan digunakan? Rinciannya, Rp200 miliar untuk penambahan biaya operasional kapal pengawas selama 60 hari sehingga total hari layar menjadi 100 hari yang dikelola Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan (DJPSDKP).
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang mengeluarkan dana Rp 30 miliar? Pengusaha asal Amerika Serikat, Bryan Johnson menghabiskan USD2 juta atau Rp30,9 miliar per tahun demi memuluskan blueprint yang dia sebut mengembalikan usia muda.
Seperti diketahui, pembiayaan anggaran untuk menutup defisit tahun 2016 disepakati sebesar Rp 273,2 triliun. Ini terdiri dari pembiayaan utang sebesar Rp 330,9 triliun dan pembiayaan non utang sebesar negatif Rp 57,7 triliun.
Untuk mendukung kebijakan pembiayaan defisit APBN 2015 setara 2,15 persen PDB, maka pemerintah akan memanfaatkan sumber pembiayaan dalam negeri dan luar negeri yang mempunyai risiko rendah, beban biaya yang murah, serta tidak ada ikatan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Defisit tersebut disebabkan total pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan total penerimaan.
Baca Selengkapnya“Defisit fiskal diperkirakan berada pada kisaran 2,45-2,82 persen PDB,” kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaAnggaran Provinsi Sulawesi Selatan mengalami defisit hingga Rp1,5 triliun.
Baca Selengkapnya"Dibandingkan tahun lalu ini penurunan (penarikan utang) sangat tajam," terang Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah pada Mei 2024 sudah mencapai Rp8.353,02 triliun.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan Kementerian Keuangan mengenai utang baru Rp600 triliun.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaPada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani melaporkan APBN mengalami surplus Rp22,8 triliun hingga 15 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaAdapun APBN per Januari 2024 mencatatkan surplus Rp31,3 triliun atau 0,14 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Baca Selengkapnya