Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Deretan alasan pengusaha tolak tambahan libur bersama Lebaran 2018

Deretan alasan pengusaha tolak tambahan libur bersama Lebaran 2018 Salat Id di Alun-alun Utara Yogyakarta. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Tambahan libur bersama Lebaran 2018 terus menuai polemik. Pemerintah Jokowi-JK bahkan merevisi ulang tambahan libur Lebaran yang sebelumnya telah ditetapkan. Sedangkan para pengusaha keberatan atas penambahan hari libur lebaran.

Salah satunya pengusaha yang berfokus pada ekspor. Mereka khawatir penambahan libur lebaran bakal mengganggu proses transaksi terutama dari pembeli luar negeri.

CEO Jan & Clift Furniture, Rezon Jonathan mengatakan, pada dasarnya perusahaan tidak dapat libur karena harus tetap produksi. Apalagi untuk mereka yang memiliki transaksi jual beli dengan konsumen luar negeri. Penambahan libur mendadak, tentu saja mengganggu proses bisnis.

"Perusahaan kami sebetulnya tidak dapat libur karena harus produksi setiap hari guna menyuplai kebutuhan ekspor furniture. Dalam case tertentu, seperti Lebaran bagi karyawan muslim, ada tambahan cuti, bukan libur. Jika libur terlalu panjang, tentu sangat berpengaruh dengan produksi dan para buyer kita, terutama di luar negeri," tegas Rezon di Jakarta, Jumat (4/5).

Jan & Clift Furniture, kata Rezon, memiliki tempat perakitan di Jepara, kemudian dikemas dan finishing di Tangerang, Banten. Dengan pangsa pasar premium, dimana produk digunakan di apartemen dan perumahan elite, ia khawatir penambahan libur akan mengganggu proses bisnis, mulai produksi, distribusi, hingga transaksi.

"Produk kami juga diekspor, terutama ke Amerika Serikat. Kami juga melayani pesanan lokal, terutama digunakan di apartemen dan perumahan premium. Kami berharap kebijakan penambahan libur, dapat dikaji lagi, supaya proses bisnis bisa berjalan sesuai yang sudah direncanakan," kata Rezon.

Menurut dia, kebijakan libur yang terlalu panjang akan berdampak pada penurunan produktivitas. Seringkali, karena libur terlalu panjang, semangat atau etos kerja para karyawan tidak langsung 'tune in'. Alhasil, dari sisi kinerja cenderung turun. Padahal, di tengah pasar persaingan yang semakin ketat, pengusaha berharap ada situasi kondusif yang mendukung bisnis berjalan lebih baik. "Pengusaha seperti kami tentu berharap kinerja karyawan, kinerja perusahaan tetap berjalan baik," katanya.

Founder dan Owner Rattu Beverage, perusahaan distributor minuman premium, , Yurie Rusphandy mengatakan, penambahan libur mengganggu perencanaan bisnis dan manajemen yang sudah disusun. Padahal sejak awal tahun perusahaan sudah menetapkan libur hari raya perusahaan. Sehingga hal ini akan sangat mengganggu kegiatan operasional dan produksi.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menilai, kebijakan menambah libur Lebaran mengganggu industri manufaktur. Kata dia, operasional per hari bagi perusahaan manufaktur itu sangat berarti, karena menyangkut produksi. Kalau kemudian tiap pabrik memiliki target produksi ribuan barang, lalu terpaksa libur di luar rencana manajemen, maka bisa dibayangkan berapa banyak produksi yang bisa tertahan.

Sarman mengingatkan, terlalu libur lama juga bisa menurunkan produktivitas, bagi pengusaha maupun pekerja.

Untuk itu, pengusaha berharap pemerintah kaji ulang libur Lebaran 2018. Karena pasti akan berpengaruh terhadap kapasitas produksi pabrik-pabrik. Sarman berharap ada solusi terbaik sehingga tidak merugikan dunia usaha.

Ketua Bidang OKK BPP HIPMI dan Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Jasa Kantor Bersama Indonesia (Perjakbi), Anggawira menilai bahwa kebijakan tambahan libur Lebaran tanpa dikoordinasikan dengan pengusaha. Padahal, setiap kebijakan pemerintah akan punya pengaruh ke dunia usaha. Apalagi jika berkaitan dengan libur, meliburkan karyawan.

Setiap kebijakan pemerintah, kata Anggawira, jangan sampai kontraproduktif dengan dunia usaha. Atau, kebijakan itu hanya berefek positif pada satu sisi saja. Pemerintah harus merancang membuat kebijakan yang mampu mengakomodir berbagai sisi.

Dia khawatir, jika libur terlalu panjang, dari sisi produktivitas akan terganggu. Bisa juga akan muncul-muncul biaya tambahan lain. Terutama bagi sektor-sektor tertentu yang harus melakukan pengiriman secara tepat waktu, maupun harus melakukan produksi tepat waktu. Jika libur bertambah, tentu saja produksi bisa mundur dan berpengaruh pada kesepakatan bisnis yang bisa menambah biaya.

"Dunia usaha berharap, masukan atau keberatan kepada pemerintah ini menjadi bahan untuk mereview kebijakan tersebut," tegas Anggawira. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata Tutup: Mungkin Kalah Saing dengan Barang Baru
Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata Tutup: Mungkin Kalah Saing dengan Barang Baru

Jokowi juga menduga pabrik sepatu bata tutup karena kurang efisiensi.

Baca Selengkapnya
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024

Data BPS menunjukkan kinerja industri tekstil menurun seiring dengan adanya PHK massal sektor tersebut.

Baca Selengkapnya
Kemnaker Terbitkan Surat Edaran: Karyawan Kerja di Hari Natal dan Tahun Baru Wajib Dapat Upah Lembur
Kemnaker Terbitkan Surat Edaran: Karyawan Kerja di Hari Natal dan Tahun Baru Wajib Dapat Upah Lembur

Dalam SE tersebut tertuliskan pekerja/buruh tidak wajib bekerja pada hari libur nasional atau hari libur resmi.

Baca Selengkapnya
Bukan karena Diskon, Bos Penyewa Toko di Mal Cemas Stok Lebaran Kosong Gara-Gara Kebijakan Ini
Bukan karena Diskon, Bos Penyewa Toko di Mal Cemas Stok Lebaran Kosong Gara-Gara Kebijakan Ini

Pengusaha mendukung kebijakan lartas impor yang diharapkan bisa melindungi produk dalam negeri dari produk ilegal dengan harga miring.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Bolehkan Pegawai BUMN LIbur di Hari Jumat, Pengamat: Gaji Tetap Sama, Bisa Timbulkan Kecemburuan
Erick Thohir Bolehkan Pegawai BUMN LIbur di Hari Jumat, Pengamat: Gaji Tetap Sama, Bisa Timbulkan Kecemburuan

kebijakan tersebut tidak memiliki kepentingan yang mendesak. Performa pegawai BUMN bisa menjadi lebih rendah.

Baca Selengkapnya
Keputusan PHK Buruh Sritex Diputuskan dalam 3 Pekan
Keputusan PHK Buruh Sritex Diputuskan dalam 3 Pekan

Pihak Sritex berharap Bea Cukai dan kurator bergerak cepat terkait izin bahan baku agar pabrik bisa kembali produksi.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tetapkan Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025 Sebanyak 27 Hari
Pemerintah Tetapkan Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025 Sebanyak 27 Hari

Penetapan libur nasional sebagai pedoman terhadap aktivitas sosial dan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Mendag Zulhas Tak akan Revisi Aturan yang Dituding Jadi Penyebab Maraknya Produk Impor di Indonesia
Mendag Zulhas Tak akan Revisi Aturan yang Dituding Jadi Penyebab Maraknya Produk Impor di Indonesia

Permendag tersebut pada 17 Mei 2024 menyebabkan impor TPT kembali naik pada bulan Mei 2024.

Baca Selengkapnya
RI Banyak Hari Libur Keagamaan, Ekonom Sebut Rugikan Perusahaan
RI Banyak Hari Libur Keagamaan, Ekonom Sebut Rugikan Perusahaan

Ekonom menyebut akibat penerapan hari libur yang terlampau banyak akan menurunkan produksi dari suatu perusahaan.

Baca Selengkapnya
Hanya 4 Persen Karyawan Ambil Cuti Panjang saat Libur Lebaran 2024
Hanya 4 Persen Karyawan Ambil Cuti Panjang saat Libur Lebaran 2024

Ramadan dan Lebaran identik dengan penyelarasan jam kerja untuk mengakomodasi puasa, pengaturan cuti bagi karyawan yang mudik, dan pengunduran diri.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Angkat Suara soal Tutupnya Pabrik Sepatu Bata, Ungkap Penyebab Sebenarnya
Presiden Jokowi Angkat Suara soal Tutupnya Pabrik Sepatu Bata, Ungkap Penyebab Sebenarnya

Presiden menekankan bahwa tutupnya pabrik perusahaan dalam negeri bernama PT Sepatu Bata Tbk itu tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara

PHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.

Baca Selengkapnya