Deretan Proyek Dikerjakan PT Bukit Asam, Termasuk Bangun PLTU
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 membuat proyek pembangunan PLTU PT Bukit Asam Tbk (PT BA) di Sumatera Selatan terganggu. Meski begitu, hingga Februari 2021 pembangunan proyek tersebut sudah mencapai 72 persen.
"Progres pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batubara per tahun ini telah mencapai penyelesaian proyek sebesar 72 persen pada posisi bulan Februari 2021," kata Direktur Pengembangan Usaha, PT Bukit Asam Tbk. (PT BA), Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat (12/3).
PLTU Sumsel-8 dibangun dengan kapasitas 2x620 MW. Proyek ini merupakan proyek strategis PT BA dengan nilai mencapai USD 1,68 miliar. Ini juga merupakan bagian dari proyek 35.000 MW yang PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).
-
Kenapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
-
Di mana PLTU Batang berada? PLTU Batang adalah pembangkit listrik tenaga uap ultra critical sebesar 2x1.000 MW di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
-
Kapan PLTU Batang dibangun? 'Karena teknologi untuk bikin 1 unit 1.000 itu harus dilakukan reviewing kemudian berdasarkan pengalaman di lapangan baru timbul 1 unit 1.000. Dan itu disebut Ultra Super Critical. Selama ini yang paling tinggi yang pernah dibangun adalah Super Critical ini,'
-
Mengapa Pertamina Geothermal Energy membangun PLTP Lumut Balai Unit 2? 'Melalui groundbreaking Lumut Balai Unit 2 ini, Pertamina Geothermal Energy telah membuktikan keseriusannya dalam pengembangan potensi panas bumi di Indonesia. Kami optimis kedepannya Pertamina Geothermal Energy mampu mendorong tumbuhnya ekosistem hijau secara global maupun di Indonesia,' ungkap Nicke.
-
Apa teknologi utama yang digunakan PLTU Batang? PLTU Batang menggunakan teknologi mutakhir terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini, yaitu Ultra Super Critical, yang memberikan tingkat efisiensi yang tinggi dan memberikan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi PLTU sebelumnya.
-
Bagaimana Pertamina Geothermal Energy membangun PLTP Lumut Balai Unit 2? 'Setelah groundbreaking kami akan akselerasi ke tahap desain engineering, pengeboran pondasi Fluid Collection and Reinjection System (FCRS) serta persiapan jalur transmisi,' ungkap Julfi.
Fuad berharap, pembangkit listrik ini bisa beroperasi penuh secara komersial pada bulan Maret tahun 2022. Sebagai informasi, PT HBAP merupakan konsorsium antara PT BA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.
Ekspansi PT BA Di Sektor Energi Baru Terbarukan
Selain PLTU, tahun ini PT BA juga melakukan ekspansi bisnis ke sektor energi baru terbarukan (EBT). Perusahaan tambang ini bekerjasama dengan PT Angkasa Pura II (AP II) membangun PLTS sejak tahun 2020 lalu di Bandara Soekarno-Hatta. Tahun ini PT BA akan kembali membangun PLTS lainnya di beberapa bandara yang dikelola Angkasa Pura II.
"Kerja sama PLTS ini mendorong PT BA dengan AP II untuk menjajaki pembangunan PLTS di sejumlah bandara-bandara lainnya yang dikelola AP II," kata Direktur Utama PT BA, Arviyan Arifin.
Dalam kerja sama ini akan terdapat berupa 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). PLTS di Gedung AOCC ini dibangun dan dikelola oleh PT BA yang juga menggandeng grup usaha PT LEN.
Tahun ini PT BA juga berencana menggarap proyek pengembangan PLTS di lahan pasca tambang milik perusahaan yang berada di Ombilin, Sumatera Barat, dan Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Masing-masing lahan bekas tambang akan terpasang PLTS dengan kapasitas mencapai 200 MW.
"Saat ini PLTS sedang dalam tahap pembahasan dengan PLN untuk bisa menjadi Independent Power Producer (IPP) dan ditargetkan mulai bisa beroperasi pada tahun 2022," kata Arviyan.
Proyek Angkutan Batubara
Dalam proyek ini, PT BA bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia mengembangkan proyek angkutan batubara jalur kereta api. Adapun kapasitas angkut batubara ditargetkan 72 juta ton/tahun pada tahun 2025.
Jalur-jalur baru tersebut antara lain:
1. Tanjung Enim – Arah Utara:
Kapasitas angkut 20 juta ton/tahun, beserta fasilitas dermaga baru Kramasan yang dibangun oleh PT KAI. Proyek ini direncanakan akan beroperasi pada tahun 2024. Di samping itu kapasitas angkut 5 juta ton per tahun telah berhasil dioperasikan pada Dermaga Kertapati sejak Triwulan I-2020 dan akan ditingkatkan menjadi kapasitas 7 juta Ton pada Q3 tahun 2021.
2. Tanjung Enim – Arah Selatan:
Pada jalur Tarahan-1, pengembangan kapasitas jalur eksisting menjadi 25 juta ton/tahun. Sedangkan pada jalur Tarahan-2 dengan kapasitas angkut 20 juta ton/tahun. Direncanakan beroperasi pada Juli tahun 2025.
Pengembangan Kapasitas Angkutan Batubara dengan Pelindo II
PT BA juga telah menandatangani Head of Agreement (HoA/Perjanjian Induk) dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) untuk pengembangan kapasitas angkutan batubara dan/atau komoditas lainnya melalui sungai dan pelabuhan di Sumatera Selatan. Kerjasama pengembangan angkutan batubara ini dilakukan untuk menyukseskan tujuan pembangunan koridor ekonomi Sumatera Selatan sebagai lumbung energi nasional.
Gasifikasi Batubara
Tahun ini dua proyek PTBA masuk kembali menjadi PSN (Proyek Strategis Nasional) yakni Hilirisasi Gasifikasi Batubara di Tanjung Enim dan Kawasan Industri – Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) – Tanjung Enim.
Masuknya pabrik gasifikasi batubara di Tanjung Enim tersebut menunjukkan proyek ini mendapat dukungan secara khusus dari Pemerintah. Sebab tujuannya untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sebagaimana tertuang dalam Perpres tersebut.
PT BA meyakini proyek gasifikasi batubara akan memberi sederet dampak positif bagi Indonesia. Mulai dari menekan angka impor LPG, menghemat cadangan devisa negara, hingga manfaat langsung lainnya.
PT BA, Pertamina, dan Air Products optimistis proyek pengembangan DME batubara bisa berjalan sesuai rencana untuk mulai beroperasi di kuartal II-2024. Proyek Gasifikasi batubara menjadi DME sudah di depan mata. Perjanjian Kerja Sama atau Cooperation Agreement antara PTBA, Pertamina, dan Air Products Chemical Inc juga sudah ditandatangani pada 11 Februari 2021.
"Tinggal menghitung waktu agar pabrik bisa berjalan dan menghasilkan produk Dimethyl Ether atau DME yang bisa menjadi produk substitusi LPG yang impornya kian bertambah setiap tahun," katanya.
Pengembangan Karbon Aktif Batubara
PT BA juga akan ikut serta dalam pengembangan karbon aktif dari bahan baku batubara. Penghujung tahun 2020 PTBA telah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT) yang berbasis di Australia.
Dalam perjanjian tersebut, ACT telah menyatakan komitmen sebagai Off taker produk karbon-aktif secara jangka Panjang. Karbon aktif merupakan upaya hilirisasi batubara yang diolah dan mengalami proses aktivasi. Sehingga menjadi material yang di dalamnya terdapat banyak pori-pori yang berfungsi menyerap zat lain di sekitarnya.
Karbon aktif dapat dimanfaatkan untuk proses penjernihan dan pemurnian air, pemurnian gas dan udara, filter industri makanan, penghilang warna untuk industri gula dan MSG, hingga penggunaan di bidang farmasi sebagai penetral limbah obat-obatan agar tidak membahayakan lingkungan. PT BA berencana mengembangkan pabrik karbon aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim (BACBIE) untuk memproduksi karbon aktif sebanyak 12.000 ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60.000 ton batubara per tahun. Sejumlah kajian tambahan termasuk tambahan uji sample batubara guna menghasilkan produk akhir yang optimal serta optimasi pemilihan teknologi yang digunakan sedang dalam proses di tahun 2021 ini.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri BUMN, Erick Thohir menyambut baik kolaborasi yang apik antara Bank Mandiri dengan HBAP serta PT Bukit Asam Tbk.
Baca SelengkapnyaPembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai sebesar 55 MW.
Baca SelengkapnyaPLTS 100 MWp kini telah beroperasi secara komersial, memberikan kontribusi signifikan terhadap sistem kelistrikan kawasan industri.
Baca SelengkapnyaPada proyek ini, perseroan sebagai kontraktor utama yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan dua paket pekerjaan.
Baca SelengkapnyaBendungan ini merupakan salah satu proyek strategis nasional pemerintah dengan nilai kontrak senilai Rp577,13 miliar.
Baca SelengkapnyaPLTS ini baru saja diresmikan langsung oleh presiden Jokowi dan menjadi PLTS terbesar se Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaTerbentang di area seluas 200 hektare dengan lebih dari 340 ribu solar panel, PLTS terapung ini mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun.
Baca SelengkapnyaSaat ini pengerjaan masih berlangsung untuk bendungan pertama.
Baca SelengkapnyaPLTA Kayan Cascade ini akan memanfaatkan area sepanjang aliran air Sungai Kayan, di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Baca SelengkapnyaProses pembangunan proyek akan didahului dengan proses pendanaan dan dilanjutkan dengan proses konstruksi.
Baca SelengkapnyaAndre menyatakan bahwa proyek yang dijamin mulai dari sektor ketenagalistrikan, air minum.
Baca SelengkapnyaDiharapkan produksi minyak mencapai 42.922 barel per hari (BOPD).
Baca Selengkapnya