Desa sulit berkembang sebab tak listrik tak tersedia
Merdeka.com - Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, rasio elektrifikasi di Indonesia baru 84,12 persen. Artinya, masih ada 10 juta rakyat Indonesia yang belum menikmati listrik.
Persoalan ini menjadi penghambat kemajuan desa, terutama di wilayah terpencil. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes-PDTT) Marwan Jafar mengakui, listrik dibutuhkan masyarakat pedesaan tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga, tapi juga untuk mendukung proses produksi dan kegiatan usaha.
Jika kebutuhan listrik tidak terpenuhi, sulit memajukan pedesaan. Padahal ini janji pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
-
Apa saja manfaat program Listrik Desa? 'Masak masakan tidak pakai kayu lagi, tinggal colok saja,' ujar Mama Lodia. 'Anak-anak juga gampang belajar karena tidak tidur lagi jadi belajarnya bagus.'
-
Dimana energi listrik digunakan? Energi listrik memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber penerangan dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat utama dari energi listrik sebagai sumber penerangan adalah memberikan cahaya yang diperlukan untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam atau di luar ruangan, terutama pada malam hari.
-
Mengapa program Listrik Desa diluncurkan? Keinginan itu dimulai dari Bantul pada Mei 2015, Pemerintah mencanangkan program pembangkit listrik 35.000 MW melengkapi 7.000 MW yang sudah dibuat pemerintah sebelumnya.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Dimana lokasi Desa Energi Berdikari Kalijaran? Program Desa Energi Berdikari Kalijaran yang berbasis pada pengelolaan integrated farming berbasis Energi Baru dan Terbarukan di area persawahan Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, Cilacap diresmikan langsung oleh Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman
-
Siapa yang memanfaatkan energi listrik? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
"Bagaimana desa mau berkembang, pelayanan sosialnya berjalan, kegiatan ekonominya maju, masyarakatnya sejahtera, jika kebutuhan energi listriknya saja tidak terpenuhi dengan baik?" ujar Marwan melalui siaran pers diterima Minggu (15/2).
Sesungguhnya, desa memiliki segudang sumberdaya alam yang dapat menghasilkan energi listrik, baik dari sumber pertanian yang bisa menghasilkan biofuel dan agrofuel, maupun dari sumber nonpertanian seperti penggunaan mikrohidro, tenaga surya dan biogas.
"Semua sumber daya ini tersedia di desa, sifatnya terbarukan dan ramah lingkungan, bisa menghasilkan energi listrik yang mencukupi kebutuhan desa secara mandiri tanpa tergantung lagi pasokan dari luar" katanya.
Desa perlu didorong untuk mewujudkan kemandirian energi di saat PLN selalu mengeluhkan soal keterbatasan infrastruktur untuk mengaliri listrik ke desa terpencil. Potensi sumber daya alam yang ada di desa perlu dimanfaatkan secara maksimal.
"Kita akan dorong setiap desa memiliki kemampuan untuk memenuhi sendiri lebih dari 60 persen kebutuhan energi listriknya dan bahan bakarnya, dari energi terbarukan yang dihasilkan melalui pendayagunaan sumberdaya yang dimiliki desa," ucapnya.
Untuk mewujudkan ini, diakuinya pemerintah tidak bisa berperan sendiri. Perlu ada keikutsertaan dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Politisi PKB ini berencana menggandeng BUMN dan pengusaha swasta untuk mendukung program ini.
"Jika desa dapat mewujudkan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan energinya, saya optimis desa dengan sendirinya akan berkembang, kegiatan sosial dan ekonominya akan berjalan baik, masyarakatnya bisa berusaha dan bekerja, memiliki pendapatan untuk hidup layak dan sejahtera" imbuhnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berada di ujung Tasikmalaya, daerah tersebut nampak dikelilingi hutan belantara.
Baca SelengkapnyaSelain rutenya sulit dilalui, warga di kampung ujung ini hanya bisa memakai satu lampu untuk satu rumah.
Baca SelengkapnyaRasio Elektrifikasi (RE) PLN di Kaltim per Agustus 2023 telah mencapai 94,95 persen dengan Rasio Elektrifikasi total mencapai 99,99 persen.
Baca SelengkapnyaUntuk saat ini turbin tidak bisa beroperasi karena terkendala kemarau
Baca SelengkapnyaSelama ini, pengembangan PLTS di Desa Nanggulan dilakukan menggunakan dana desa.
Baca SelengkapnyaKampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaPerbaiki tata kelola sektor pertambangan dan meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat lokal.
Baca SelengkapnyaDi era modern saat ini ternyata di Indonesia masih ada salah satu kawasan yang tidak dialiri listrik.
Baca SelengkapnyaBahkan, listrik yang dikelola oleh Bumdes setempat adalah energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaKehadiran PLTS ini akan memperkuat lembaga lokal, khususnya Badan Usaha Milik Desa.
Baca SelengkapnyaPLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaDi wilayah tersebut terdapat potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM).
Baca Selengkapnya