Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Di depan bos IMF, Gubernur BI pamer kekuatan ekonomi Indonesia

Di depan bos IMF, Gubernur BI pamer kekuatan ekonomi Indonesia Jokowi bertemu petinggi IMF. ©2015 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Bank Indonesia bersama International Monetary Fund (IMF) menyelenggarakan konferensi internasional dengan tema "Future of Asia's Finance: Financing for Development 2015".

Saat memberikan sambutan, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengakui, kondisi perekonomian global memicu kekhawatiran keluarnya modal asing atau capital outflow dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Kondisi ini mendesak pemerintah dan Bank Indonesia lebih serius menjaga momentum pertumbuhan ekonomi agar mampu bertahan menghadapi situasi ekonomi yang serba sulit seperti saat ini.

Orang lain juga bertanya?

Di hadapan Direktur Operasional IMF Christine Lagarde, Agus Marto membanggakan respons cepat bank sentral dan pemerintah Indonesia menghadapi perlambatan ekonomi. Sejak 2013 BI sudah mengambil kebijakan pengetatan moneter seiring cenderung melemahnya perekonomian global. Untuk kesekian kalinya Agus Marto menegaskan kuatnya pondasi perekonomian nasional.

"Fundamental ekonomi kita mengalami perbaikan, terlihat pada defisit transaksi berjalan yang lebih rendah, surplus neraca perdagangan dan terkendalinya inflasi," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Rabu (2/9).

Meski begitu, salah satu cara efektif menjaga laju pergerakan ekonomi nasional dengan terus melakukan pembangunan infrastruktur. Dia menyanjung pemerintah Jokowi-JK yang mengalokasikan dana besar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan infrastruktur. Tahun ini, anggaran infrastruktur mencapai Rp 290 triliun dan meningkat menjadi Rp 313,5 triliun di RAPBN 2016.

Mantan Dirut Bank Mandiri ini juga membanggakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang fokus pembangunan infrastruktur di bidang kemaritiman dan infrastruktur berbasis rel. Tujuannya untuk menekan biaya logistik sekaligus meningkatkan daya saing produk Indonesia.

"Dalam lima tahun ke depan, pemerintah akan membangun 5.000 kilometer (Km) jalur rel, sepanjang 2.600 Km jalan tol, 46 DAM, sebanyak 24 pelabuhan dan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 Megawatt," ungkap Agus.

Pemerintah juga mengundang pihak swasta berinvestasi maupun menjadi rekan pemerintah dengan skema kerjasama swasta dan pemerintah (public privat partnership/PPP).

Mantan menteri keuangan era SBY ini juga membanggakan reformasi dalam pengelolaan subsidi dengan kebijakan menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM). Dengan penghapusan subsidi ini, diharapkan dana untuk pembangunan infrastruktur semakin besar.

"Dari reformasi subsidi BBM, pemerintah punya ruang fiskal sampai USD 19 miliar yang digunakan untuk membangun infrastruktur, kesejahteraan masyarakat, dan kegiatan produktif lainnya yang akan memberi multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi Negara ini," papar Agus. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya

Pelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
Temui Jokowi, Direktur IMF Cerita Ekonomi Dunia Sedang Tak Baik-Baik Saja
Temui Jokowi, Direktur IMF Cerita Ekonomi Dunia Sedang Tak Baik-Baik Saja

Presiden Jokowi bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di Istana Merdeka.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Ekonomi AS Menguat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi
Gubernur BI: Ekonomi AS Menguat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi

Kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Geopolitik Bikin Investasi Lambat
Sri Mulyani: Geopolitik Bikin Investasi Lambat

Indonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Bos BI Tak Peduli dengan IMF: Kami Tahu Anda Lebih Pintar, Tapi Kami Lebih Berpengalaman!
Bos BI Tak Peduli dengan IMF: Kami Tahu Anda Lebih Pintar, Tapi Kami Lebih Berpengalaman!

Perry menyebut International Monetary Fund (IMF) mengkritis cara kerja kebijakan moneter Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok, Jokowi Panggil Sri Mulyani hingga Gubernur BI ke Istana
Kurs Rupiah Anjlok, Jokowi Panggil Sri Mulyani hingga Gubernur BI ke Istana

Sri Mulyani dipanggil Kepala Negara di tengah kursi Rupiah yang anjlok hingga menyentuh level Rp16.420 per USD.

Baca Selengkapnya
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia

Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Dunia Membaik, Indonesia Waspadai Kenaikan Harga dan Suku Bunga
Ekonomi Dunia Membaik, Indonesia Waspadai Kenaikan Harga dan Suku Bunga

Sri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Masih Dihantui Ketidakpastian, Begini Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI
Ekonomi Global Masih Dihantui Ketidakpastian, Begini Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

Perekonomian global secara umum mengalami pelemahan dengan inflasi yang terjaga moderat.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Buka-bukaan soal Parahnya Imbas Gejolak Ekonomi Global ke Indonesia
Sri Mulyani Buka-bukaan soal Parahnya Imbas Gejolak Ekonomi Global ke Indonesia

Indeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terkontraksi di level 49,3.

Baca Selengkapnya
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada

Tensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya